Antara Cyrus dan Alexander, Siapa Zulkarnain Sebenarnya

Ilustrasi: Puji Saputra/Magang
Judul: Zulkarnain Agung (Antara Cyrus dan Alexander, Jejak Cerita dalam al-Quran dan Riwayat Sejarah)
Penulis: Wisnu Tanggap Prabowo
Penerbit: PT Pustaka Alvabet, Tangerang Selatan
Tebal Buku: 378 halaman
Tahun Terbit: 2020
ISBN: 978-623-220-083-8
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kisah yang tercantum dalam al-Quran selalu menarik untuk dibicarakan. Meski demikian, kisahnya sering kali tidak diuraikan secara detail. Al-Quran bukan buku sejarah, bukan pula biografi, melainkan kitab petunjuk kehidupan. Narasi sejarahnya lebih dititikberatkan kepada peristiwa dan pelajaran bagi kehidupan manusia. Salah satu kisah yang masih menjadi tanda tanya besar ialah tentang sosok Zulkarnain.
Diskusi siapa sebenarnya sosok Zulkarnain dalam al-Quran telah memikat para mufassir, sejarahwan dan cerdikiawan untuk menelaahnya. Dikisahkan dalam surah al-Kahf, Zulkarnain merupakan seorang raja, ahli tauhid, hakim dan penakluk. Ia dikenal sebagai sosok yang berhasil menaklukan Ya’juj-Ma’juj dengan megastruktur tersohornya berupa tembok dari campuran besi-tembaga yang tingginya setara dua puncak bukit.
Melalui buku yang tersusun dari 12 bab ini, Wisnu Tanggap Prabowo selaku penulis mencari siapa sosok Zulkarnain sebenarnya. Dirinya membandingkan sosok Zulkarnain dengan Cyrus dan Alexander. Cyrus merupakan seorang penganut monoteisme yang terkenal religius, sedangkan Alexander adalah seseorang yang terkenal penyuka sesama jenis. Meski sifat mereka bertolak belakang, keduanya memiliki kemiripan yang kuat dengan sosok Zulkarnain.
Dalam al-Quran, Zulkarnain dikisahkan melakukan ekpedisi bersama tentaranya, menempuh perjalanan ke Barat tempat matahari terbenam lalu berjalan ke Timur tempat matahari terbit. Sebelum zaman diutusnya Rasulullah, jarang ada raja yang melakukan perjalanan dengan jarak yang seperti Zulkarnain tempuh. Setidaknya ada dua raja yang tercatat dalam sejarah telah melakukan ekpedisi besar, yakni Cyrus Agung (Persia) dan Alexander Agung (Yunani).
Cyrus merupakan seorang raja religius yang hanya menyembah satu Tuhan. Raja Persia ini terkenal toleran terhadap agama-agama dan adat-istiadat setempat. Ia tidak melakukan pembantaian, penjarahan, pengusiran, atau melakukan eksekusi raja. Meski memiliki kebolehan dalam bidang militer, ia senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam seperti lazimnya para penakluk wilayah.
Sebaliknya, “Alexander merupakan seorang raja yang terkenal sangat barbar ia tidak segan untuk membunuh musuhnya, penyembah dewa, peminum khamr, dan penyuka sesama jenis.” – Halaman 184
Kendati sifat Alexander terdengar buruk, dirinya memiliki kesan yang baik bagi kaum Yahudi. Ketika Alexander berada di Yerusalem, ia tidak menjarah, membakar dan memaksakan kultur Yunani kepada penduduk Yerusalem. Tidak seperti yang pernah ia lakukan pada bangsa Phoenicia di Type, Mesir di Thebes, dan Persia di Persepolis.
Zulkarnain adalah Zulkarnain. Allah mengabadikannya dalam al-Quran sebagai seorang raja dengan nikmat berlimpah—nikmat-Nya yang paling besar adalah tauhid dan taufik. Nama aslinya, nasabnya, zaman masa hidupnya, jumlah tentara dan luas wilayah kekuasaanya, atau lokasi megastruktur tidaklah penting dari keteladanan Zulkarnain yang kaum Muslimin dapat ambil faedahnya.
Buku ini memiliki bab-bab yang menguraikan berbagai aspek tentang Zulkarnain, namun akan lebih menarik lagi bila buku ini dilengkapi visual. Misalnya menambahkan peta geografis, gambaran visual wilayah yang pernah di taklukkan, atau tempat-tempat yang pernah dijelajahi oleh Cyrus maupun Alexander. Dengan tambahan visual, pengalaman pembaca akan lebih kaya.
Meski demikian, buku ini tetap menarik karena menyuguhkan nilai-nilai dan konteks sejarah dari dua perspektif agama yang berbeda. Tidak hanya dari konteks al-Quran, tetapi membandingkan apa yang tercantum dalam al-Quran dan Bible. Jadi apakah Fresh Reader tertarik membaca buku ini dan mencari sosok Zulkarnain sebenarnya?
Fresh Crew: Puji Saputra/Magang
Editor Fresh: Mahayuna Gelsha S/Suaka