Bisnis Kecil di Bulan Ramadan Jadi Peluang Emas Mahasiswa

doc. Suaka
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Halo, Fresh Reader! Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan. Tak jarang mahasiswa, dengan kreativitas dan jiwa wirausahanya, memanfaatkan momen bulan Ramadan untuk menambah pundi-pundi rupiah.
Di sekitar kita, geliat bisnis musiman yang digerakkan oleh mahasiswa semakin nyata. Di sudut-sudut kampus, platform daring, hingga pasar Ramadan, mereka hadir dengan inovasi produk dan jasa yang beragam. Takjil kekinian yang menggugah selera, hampers Lebaran yang unik, hingga pakaian muslim dengan desain trendi menjadi contoh pertanda gencarnya mahasiswa berbisnis di tengah semarak Ramadan.
Salah satu mahasiswa pebisnis adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Inkubasi Kewirausahaan Mahasiswa (LIKM), Intan Nurhadiyatis Sholihah. Selama bulan Ramadan, selain kuliah, ia menjual beragam takjil di depan Kampus I UIN SGD Bandung pada sore hari. Manajemen waktu dan tingginya minat pembeli ketika stok menipis menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan usahanya. “Lokasi yang tepat itu kunci. Dengan berjualan di depan kampus, saya bisa menjangkau banyak pembeli tanpa harus repot pindah-pindah,” ujarnya.
Intan mengaku omset penjualan naik sekitar 85-90 persen selama bulan Ramadan, selaras dengan bisnis takjil dan katering sahur yang sedang tren di bulan suci ini. “Banyak mahasiswa yang malas masak, jadi ini (katering sahur) bisa jadi peluang,” ungkapnya. Meskipun menghadapi tantangan seperti persaingan yang ketat dan cuaca yang tidak menentu, Intan percaya bahwa kreativitas dan inovasi dapat menarik perhatian pembeli dan membedakan produknya dari yang lain.
Intan juga berbagi tips suksesnya dalam berjualan takjil. Ia menekankan pentingnya persiapan yang matang, seperti memilih menu yang menarik dan sesuai dengan selera masyarakat. “Saya juga selalu memastikan stok barang cukup untuk memenuhi permintaan. Dengan manajemen yang baik, semua tantangan bisa diatasi,” tambahnya.
Tren lain yang mencuat adalah lonjakan permintaan pakaian muslim. Mahasiswa semester 4 UIN SGD Bandung Jurusan Sosiologi, Raka, memanfaatkan media sosial Instagram dan TikTok untuk promosi bisnis pakaian muslimnya agar produknya semakin dikenal khalayak ramai. Dengan taktik mengunggah video tutorial hijab dan foto produk berkualitas di media sosial, angka penjualan daringnya melonjak 50 persen daripada bulan sebelumnya.
Keberhasilan tersebut tidak membuat Raka tutup mata dari ketatnya persaingan pebisnis daring. Ia berkeinginan terus berinovasi untuk meningkatkan nilai tambah produknya di mata pelanggan. “Saya berencana untuk memperluas variasi produk, meningkatkan kualitas layanan pelanggan, dan memperkuat branding. Saya juga ingin membuka toko fisik suatu saat nanti,” ucap Raka.
Produktivitas mahasiswa dalam berbisnis di bulan Ramadan turut mengundang respon positif warga sekitar kampus. Warga setempat yang membeli takjil di sekitar kampus, Edah, mengungkapkan kepuasannya dengan ragam pilihan makanan yang ditawarkan penjual. “Saya senang sekali dengan adanya mahasiswa yang berjualan takjil. Harganya juga terjangkau,” ujarnya. Ia berharap mahasiswa tetap menjaga kualitas produk dan kebersihan, menegaskan bahwa usaha mereka turut memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
Fresh Crew: Rizky Tauhid Amalia/Magang
Editor Fresh: Hanifah Flora Reine/Suaka