Gig Economy, Tren Pekerjaan Masa Kini
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kehidupan dunia kerja mengalami transformasi yang sangat pesat. Kini, bekerja bukan hanya ‘ngantor’, tapi dengan diam di rumah pun kita bisa bekerja dan berpenghasilan. Hal ini bisa terjadi, karena adanya internet. Majunya perkembangan teknologi didukung kecanggihan dan kemudahan yang mumpuni membuat siapa saja dapat melakukan apapun yang dikehendakinya.
Kecanggihan teknologi ini mengantarkan perubahan pada kehidupan manusia, termasuk dalam aspek ekonomi ke arah yang lebih fleksibel. Perubahan ini disebut dengan Gig Economy. Melansir dari Investopedia.com, Gig Economy berarti suatu kondisi perekonomian di mana terjadi pergeseran status para pekerja perusahaan yang umumnya merupakan tenaga kerja tetap tergantikan oleh pekerja lepas atau biasa disebut dengan freelancer.
Para pekerja tersebut tentunya merupakan pekerja profesional yang bekerja secara independen. Di mana mereka menerima pekerjaan dari proyek-proyek tunggal berjangka pendek, baik dari institusi maupun perorangan.
Misalnya seorang desainer web, copywriter, hingga pengemudi ojek online. Mereka ini tidak dikategorikan sebagai karyawan, karena mereka bekerja di bawah kontrak perusahaan yang mengerjakan proyek secara mandiri. Tempat mereka melakukan pekerjaan pun tidak hanya di kantor, mereka bisa melakukan pekerjaan dimana saja. Sering kali, seorang freelancer menjadikan rumahnya sebagai tempat ia bekerja.
Di Indonesia sendiri, tren pekerja ‘Gig Economy’ terus berkembang, ditandai dengan jumlah freelancer yang terus meningkat, terlebih lagi akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 33,34 juta orang bekerja sebagai freelancer per Agustus tahun 2020. Jenis pekerjaan ini pun banyak diminati oleh Generasi Millenial dan Gen Z. Lantas apa yang menjadikan seseorang tertarik melakukan pekerjaan sebagai freelancer?
Alasan ini terungkap lewat survei yang dilakukan oleh Sribu, Startup yang bergerak di bidang penyediaan jasa solusi dan konten pemasaran digital. Besarnya penghasilan bukan menjadi alasan utama para generasi muda memilih menjadi freelancer. Alasan yang paling banyak dipilih oleh responden ialah fleksibilitas waktu dan lokasi bekerja.
Mengapa demikian? Alasan ini memungkinkan para pekerjanya tetap bisa memenuhi tanggung jawab baik di dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Adapun alasan lainnya yakni semata-mata untuk menyalurkan minat dan bakatnya.
Tidak hanya itu, Gig economy memberikan dampak yang luas baik bagi pekerja maupun perusahaan. Dampak positif yang didapat pekerjanya ialah mereka bisa mengambil banyak proyek sekaligus dalam satu waktu, bisa dengan mudah bergonta-ganti pekerjaan satu ke yang lainnya bila dirasa bosan, atau memang sengaja ingin meningkatkan skill di berbagai bidang. Bagi perusahaan sendiri, cepatnya pergerakan pergantian pekerja membuat perusahaan tersebut dapat menemukan para pekerja yang unggul.
Selayaknya koin yang memiliki dua sisi, tidak serta merta hanya terdapat keuntungan yang didapat. Ada beberapa resiko yang didapat dari implementasi Gig Economy yang kadang kala disebut sebagai keuntungan karena sifatnya yang fleksibel. Memang, fleksibilitas ini dapat dianggap sebagai suatu hal yang positif. Namun pada kenyataannya banyak orang yang tidak bisa menemukan work-life balance atau keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan mereka dengan situasi kerja yang seperti ini.
Dampak negatif lain yang ditimbulkan Gig Economy yakni eksploitasi. Karena dalam urusan hukum, hingga kini belum ada aturan yang dengan spesifik melindungi para freelancer. Juga para pekerja ini tidak mendapat berbagai tunjangan seperti hari libur, hingga sick pay. Kadang kala mereka tidak mendapatkan perhatian khusus dari Gig Company karena hanya dianggap sebagai pekerja kontrak.
Kebijakan pemerintahlah yang dapat melakukan perbaikan dan memberikan solusi atas masalah yang terjadi. Juga kebijakan pemerintah yang dapat menentukan, apakah halini menguntungkan atau malah merugikan bagi para pekerja.
Nah gimana fresh reader, tertarik untuk melakukan pekerjaan dengan sistem seperti ini? Terlepas dari keuntungan dan kekurangannya, pekerjaan apapun pasti memiliki sisi baik dan buruknya. Terlebih lagi saat ini bekerja di luar rumah masih beresiko karena adanya ancaman virus, mungkin hal ini bisa menjadi pilihan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Fresh Crew : Shafa Maura Zahra/Magang
Editor Fresh : Adinda Nuurlatifah/Suaka