Gojek atau Grab, Mana Andalan Kamu?
FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis– Haloo Fresh Reader! Di era serba digital ini pasti sudah tidak asing dong dengan berbagai platform penyedia jasa online terutama jasa transportasi. Keberadaan jasa transportasi online saat ini telah banyak dipilih masyarakat sebagai penunjang sehari-hari mereka untuk berkegiatan. Bagaimana tidak? Tinggal klik-klik di layar handphone supir sudah menunggu di depan rumah siap mengantar kita bekerja, sekolah atau nongkrong ke café favorit.
Disamping era digitalisasi, pandemi pun menambah daya pacu menjamurnya layanan jasa transportasi online khususnya di Indonesia sehingga ada banyak perusahaan yang berlomba-lomba memberikan layanan jasa ini. Salah dua yang paling populer dan sudah menyandang predikat Decacorn alias start up yang sudah bervaluasi AS $10 miliar adalah Grab dan Gojek.
Salah satu legenda pertama di Asia Tenggara yang menyandang Decacorn yaitu Grab. Perusahaan besutan Anthony Tan ini memulai perjalanannya tahun 2012 dengan layanan pertamanya yang dinamai My Teksi yang kemudian dikenal GrabTaxi. Pada tahun-tahun selanjutnya Grab terus mengembangkan pelayanan dan ekspansi bisnis hingga pelayanannya sudah mencapai 8 negara di wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Vietnam.
Gojek sendiri adalah perusahaan karya anak bangsa dengan Nadiem Makarim sebagai founder utamanya. Gojek memulai perjalanannya pada tahun 2010 dengan layanan pertamanya yaitu pemesanan ojek melalui call-center. Pada tahun 2015, Gojek berkembang pesat setelah meluncurkan sebuah aplikasi dengan tiga layanan, yaitu: GoRide, GoSend, dan GoMart. Sejak saat itu, Gojek terus berkembang hingga menjadi grup teknologi terkemuka yang melayani jutaan pengguna di Asia Tenggara.
Seperti yang sudah disinggung diatas nih fresh reader selain tersedia di Indonesia, layanan Gojek pun sudah merambah ke negara lain di Asia Tenggara, seperti: Vietnam, Thailand dan Singapura. Awalnya ada perbedaan nama dalam menyebutkan layanan ini seperti Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand. Namun, pada 17 agustus 2020 Gojek telah mengubah dan mengintegrasikan nama-nama di negara lain dengan nama “Gojek” sehingga sejak itu pelanggan tidak perlu mengganti aplikasi saat ke luar negeri.
Pada tahun 2019, Alvara Strategic Research meriset tentang Persepsi Milenial terhadap Gojek dan Grab. Dikatakan bahwa dalam segi layanan transportasi dan pesan antar Gojek unggul dalam hal brand awareness, brand usage, dan customer loyalty dikalangan milenial Indonesia bila dibandingkan dengan Grab.
Selain itu, Gojek juga banyak diasosiasikan dengan kualitas pelayanannya yang lebih cepat dan mudah digunakan. Sedangkan Grab lebih dikenal akan banyaknya promosi dan harganya yang lebih murah. Karena dianggap ramah dikantong penumpang, maka Grab pas nih jadi alternatif pilihan bagi yang ingin berhemat.
Nah Fresh Reader sekarang udah tahu dong sedikitnya tentang kelebihan dan kekurangan si kembar hijau yang serupa tapi tak sama penguasa jalanan ini. Pada akhirnya pilihan ada ditangan kalian nih, mau si hijau yang cepat dan mudah alias Gojek atau si hijau yang ekonomis alias Grab? Atau pun pula ada yang lebih nyaman transportasi manual? Apa pun pilihannya pastikan bahwa yang dipilih sesuai kebutuhan dan skala prioritas kalian.
Peneliti: Nurhasanah / Magang
Redaktur : Raissa Shahifatillah/Suaka