Kecerdasan Tak Terbatas pada Peringkat Kelas
![](https://fresh.suakaonline.com/wp-content/uploads/2024/12/504.jpg)
Foto: Freepik
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Setiap orang tentu ingin menjadi pribadi yang cerdas, sebab kecerdasan dianggap membantu dalam mendapat pekerjaan yang layak. Sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa orang cerdas itu identik dengan pandai berhitung dan pandai berbicara, dilihat dari peringkat di kelas atau bahkan hanya dari hasil tes IQ.
Fakta menunjukkan bahwa anak-anak yang meraih juara kelas belum tentu menjadi juara dalam kehidupan (sukses dalam kehidupannya). Fresh Reader coba ingat kembali teman-teman yang dulu juara kelas. Apakah hidup mereka terjamin sukses? Belum tentu. Sebut saja beberapa orang sukses di Indonesia seperti Bob Sadino, Aburizal Bakrie, Chairul Tanjung, dan Susi Pudjiastuti. Orang-orang cerdas tersebut tidak juara kelas ketika mereka sekolah.
Sukses dalam kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademis. Banyak faktor lain seperti kecerdasan emosional, keterampilan interpersonal, dedikasi, kedisiplinan, kegigihan, dan sejenisnya yang menjadi faktor sukses dalam kehidupan. Juara kelas biasanya diraih oleh anak-anak yang memiliki Intelligence Quotient (IQ) tinggi, sedangkan tingkatan IQ bukan satu-satunya penentu kesuksesan dalam kehidupan.
Dalam buku berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences, Howard Gardner menyatakan bahwa kecerdasan itu bersifat majemuk. IQ hanya salah satu dari beberapa kecerdasan yang relatif tak terkait satu sama lain. Konsep inilah yang kemudian dikenal sebagai multiple intelligences, yang mana kecerdasan dibagi menjadi 8 jenis.
Jenis-Jenis Kecerdasan Manusia
Pertama, kecerdasan Verbal-Linguistik. Kecerdasan ini meliputi penguasaan bahasa lisan dan tulis untuk mengungkapkan diri atau mengingat bermacam hal. Seseorang dengan kecerdasan verbal-linguistik memiliki kekuatan dalam merangkai kata, menggunakan bahasa, dan menulis. Individu dengan kecerdasan ini akan belajar dengan baik jika diberi stimulasi dan latihan oleh orang tua maupun pengasuhnya. Misalnya dengan rutin mengobrol, membaca bersama, berdiskusi, dan mengarang cerita.
Kedua, kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan jenis ini memuat kemampuan mendeteksi pola, prinsip dasar sebab akibat, berpikir logis, berpikir dengan abstraksi dan angka, bernalar secara deduktif dan menyelesaikan operasi-operasi matematis. Individu dengan kecerdasan logika-matematika bisa berlatih melalui permainan logika, investigasi, bermain teka-teki, serta melakukan eksperimen sederhana untuk membuktikan rasa penasaran. Mereka biasanya belajar dengan melihat konsep dasarnya lebih dulu sebelum menyentuh detailnya.
Ketiga, kecerdasan visual-spasial. Anak dengan kecerdasan visual dapat memvisualisasikan segala sesuatu dengan baik, senang membuat grafik, dan dapat mengingat sesuatu secara detail. Kecerdasan spasial juga berkaitan dengan kemampuan mengenali dan memanipulasi ruang-ruang terbatas, seperti terdapat pada para pematung, arsitek, atau catur. Mengasah kecerdasan jenis ini dapat dilakukan dengan melihat banyak gambar, bermain puzzle, dan ‘mencorat-coret’ sketch book untuk memvisualisasikan ide-ide.
Keempat, kecerdasan kinestetik. Seseorang dengan kecerdasan ini menggunakan bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah atau menciptakan produk baru. Para atlet, penari, aktor, polisi, tentara, dokter bedah dan pengrajin cenderung memiliki kemampuan tinggi pada jenis kecerdasan ini. Individu dengan kecerdasan kinestetik belajar dengan efektif melalui model tiga dimensi dan aktivitas fisik, seperti olahraga, crafting, atau bongkar-pasang sebuah benda.
Kelima, kecerdasan musikal, ditandai dengan kemampuan dalam mengapresiasi dan menciptakan musik, senang mengekspresikan diri secara musikal, baik dengan menyanyi atau memainkan alat musik. Jenis kecerdasan ini dapat diasah dengan memutar musik, bermain beragam instrumen, dan ikut serta anak dalam kelas musik.
Keenam, kecerdasan interpersonal, merupakan kecerdasan yang menunjukkan kemampuan mengenali maksud, perasaan, temperamen dan motivasi orang lain. Mereka umumnya suka bersosialisasi, pandai berkomunikasi, serta memiliki empati yang tinggi. Individu dengan kecerdasan interpersonal belajar lebih efektif melalui kegiatan kelompok, seminar, dan diskusi. Konsultan bisnis, psikolog, mediator, penasehat, atau pekerja sosial merupakan pilihan karir potensial bagi seseorang dengan jenis kecerdasan ini.
Ketujuh, kecerdasan intrapersonal. Individu dengan kecerdasan ini mampu mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya, serta mampu memprediksi reaksi atau emosinya sendiri. Mereka menggunakan kemampuan ini untuk memecahkan berbagai masalah. Kecerdasan intrapersonal dapat dikembangkan dengan menulis jurnal atau buku harian secara rutin, berdiskusi tentang diri, serta mengarang cerita dengan diri sendiri sebagai tokoh utama.
Terakhir, kecerdasan naturalis, merupakan kemampuan mengenali dan mengelompokkan hal tertentu, misalnya jenis flora, fauna, batuan, dan hal lain yang ada di lingkungannya. Kecerdasan ini sangat bermanfaat di masa lalu, ketika manusia hidup dari berburu dan bercocok tanam. Kini kemampuan ini diperlukan di kalangan ahli botani, chef, dan lain-lain.
Setelah membaca jenis-jenis kecerdasan manusia di atas, kecerdasan apa yang Fresh Reader miliki? Pada akhirnya, setiap individu unik dengan kecerdasannya masing-masing. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada apa yang membuat kalian kuat dan istimewa. Ingatlah bahwa dunia membutuhkan berbagai macam keahlian. Jadi, tumbuhkan percaya diri Fresh Reader dan teruslah berkembang!
Fresh Crew: M. Busyran Abdan Syakuro/Suaka
Editor Fresh: Mahayuna Gelsha S/Suaka