Menciptakan Toleransi dan Perdamaian dengan Kunjungan Vihara
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Gongshou! Beberapa orang menganggap Tahun Baru Imlek sebagai tradisi pergantian tahun baru bagi etnis Tionghoa, namun ada pula yang memaknainya sebagai perayaan musim semi. Imlek tahun ini memasuki tahun ke-2570 dan merupakan Tahun Babi Tanah. Shio Babi Tanah diartikan dan dianggap melambangkan cinta kasih dan harapan. Semoga cinta dan kasih selalu menyertai hidup kita.
Fresh Reader tau gak? Setiap malam tahun baru Imlek ada satu komunitas yang melakukan tour (tur) ke sejumlah vihara yang ada di Kota Bandung. Adalah komunitas Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub). Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu untuk mempererat silaturahmi agar tercipta toleransi antar agama.
Panitia Tur Malam Imlek, Asifa Khoirunnisa, mengatakan ini adalah program tiap tahun Jakatarub. “Tujuannya untuk mempererat silaturahmi, mengubah prasangka dengan cara berbagi cerita dengan narasumber yang pasti (langsung pada ahlinya) agar tercipta harmoni dan damai,” paparnya, Selasa (5/2/2019).
Tur dimulai pada pukul 18.00 WIB dengan destinasi pertama adalah Klenteng Besar (Vihara Samudra Bahakti). Malam yang dingin seketika menjadi hangat tatkala sekumpulan orang dari berbagai komunitas saling berbaur menyaksikan ornamen-ornamen hiasan di dalam vihara. Pihak pengurus vihara yang terlihat friendly membuat pengunjung merasa nyaman.
Vihara ini disebut Klenteng Besar karena memang areanya yang luas dan bangunannya lebih besar dibandingkan vihara lainnya. Tepat di depan Vihara Samudra Bahakti terdapat susunan lampion yang cukup banyak dengan arah melintang. Teman-teman bisa berfoto di sana dengan catatan tidak membuat gaduh.
Setelah Vihara Samudera Bahakti, destinasi kedua adalah Vihara Tanda Bakti, lokasinya tidak terlalu jauh dari Klenteng Besar, cukup dengan berjalan kaki sekitar lima menit. Ketika menyusuri jalan, semerbak wangi dari bunga sedap memenuhi hidung. Rupanya banyak pedagang yang berjualan di jalan sekitar vihara membuat suasana semakin ramai dan menjadi ciri khas setiap Imlek.
Lanjut ke destinasi ketiga adalah Vihara Dharma Ramsi, ketika pengunjung tiba pihak pengelola langsung mengisyaratkan menuju dapur untuk makan malam, ternyata sudah disediakan bubur kacang hijau. Malam yang dingin kembali menjadi hangat. Oh iya, di vihara ini terdapat lilin yang berukuran besar dan jumlahnya sangat banyak. Menurut pemuka agama di sini, lilin ini akan dinyalakan tepat jam 12 dini hari selama satu hari penuh.
Patung-patung di sini juga cukup banyak dibandingkan di vihara sebelumnya. Dan di depan vihara ternyata sudah banyak berkumpul anak-anak kecil nan lucu, mereka memainkan alat musik dengan instrumen khas yang biasanya digunakan untuk mengiringi barongsai yang semakin menambah semarak malam tahun baru Imlek ini.
Setelah puas di Vihara Dharma Ramsi, seluruh peserta yang berjumlah 100 orang melanjutkan tur menuju ke Klenteng Kong Miao dan Tao. Di sini terdapat dua Vihara yang cukup berdekatan, lokasinya tidak terlalu jauh dari ketiga vihara sebelumnya. Sesampainya di Majelis Khonghucu Indonesia (Makin), pengunjung dipersilahkan untuk naik ke lantai dua. Para pengunjung diperbolehkan untuk menanyakan hal-hal yang ingin mereka ketahui.
Wakil Ketua Pengurus Klenteng Kong Miao (Majelis Agama Khonghocu Bandung), Koh Acun, sedikit menjelaskan, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan untuk menghapus dosa-dosa di masa lalu, cukup dengan terus berbuat baik di masa sekarang.
“Nabi Kungce ketika ditanya apakah ada kehidupan setelah kematian? Dia mengajarkan tidak perlu memikirkan hal yang jauh, cukup terus berbuat baik selama kamu hidup niscaya kebaikan itu akan kembali kepada dirimu,” jelas laki-laki yang sudah menajadi Wakil Ketua Pengurus Klenteng Kong Miao sejak 2002 ini.
Salah satu peserta Tur Malam Imlek, Zainiya Abidatun Nisa, menuturkan dirinya dapat lebih mengetahui sejarah tentang Vihara, tradisi, serta ajaran mereka. “Betapa mengenal agama orang lain itu perlu untuk tidak hanya sekedar meningkatkan rasa toleransi ,tapi juga keimanan saya sebagai seorang Muslim.” Tutup Nisa di penghujung perjalanan Tur Malam Imlek ini.
Fresh Crew : Fadhilah Rama
Editor Fresh : Rizky Syahaqy