Menebak Sifat Teman Dari Media Sosial

oleh Nur Alfiyah/Magang*
Libur panjang walau bukan sebenar-benarnya libur, membuat saya banyak menghabiskan waktu menatap layar ponsel. Tak ayal, ponsel menjadi satu-satunya media tuk bisa bersosialisasi dengan kawan, sanak saudara, dan orang-orang tercinta di musim pandemi corona ini.
Dilansir dari databoks.katadata.co.id, ada sekitar 107,2 juta pengguna internet di Indonesia pada 2019. Statistik menyebutkan kegiatan online yang populer di Indonesia adalah pertukaran pesan dan berselancar dimedia sosial.
Melihat pengguna internet yang terus meningkat, melahirkan fitur-fitur media sosial yang semakin canggih dan unik, salah satunya fitur story atau status. Hal ini membuat ragamnya penggunaan dalam menggunakan fitur ini. Berangkat dari seringnya melihat postingan teman-teman di media sosial, ini mencuri perhatian saya untuk menebak sifat-sifat teman dari postingannya.
Pertama teman kreatif. Biasanya mereka tidak akan memposting sesuatu sebelum mengeditnya terlebih dahulu, karena baginya postingan polos itu gak asyik. Dengan mengatur pencahayaan, mengubah filter atau menambah stiker-stiker membuat teman kreatif ini pede untuk memposting.
Selanjutnya, teman narsis. Berswafoto atau selfie depan kamera baginya sudah menjadi candu. Mulai dari gaya mengangkat dua jari, gaya kepala miring, gaya muka cemberut, gaya anggun, gaya model dan ribuan gaya lainnya. Terkadang orang pendiam pada dunia nyata, malah narsis abis di media sosial. Mungkin dunia maya lebih baik baginya.
Bagusnya dari teman narsis ini membuat kita merasa dekat. Padahal dikehidupan nyata, kita gak terlalu akrab. Mungkin karena secara gak langsung mereka orang-orang yang rajin memberi kabar kepada kita yaa. hehehe.
Selain itu, ada juga nih teman soleh. Biasanya mereka suka memposting ayat-ayat Alquran, hadits Nabi, dan ceramah-ceramah singkat. Seolah menjadi media pengingat diri yang gak soleh-soleh amat. Baguslah, mereka terus menebar kebaikan. Tak sedikit postingan yang diposting ulang oleh yang lain. Jadi nambah pahala juga kan tuh.
Lalu teman kritis. Dari pandangan saya ada dua jenis teman kritis. Teman kritis yang bikin kagum dan teman kritis yang bikin jengkel. Nah untuk mereka yang bikin kagum, biasanya karena mereka memposting opini-opini ajib terhadap suatu hal. Terkadang saya suka berfikir “kok bisa sih pikirannya sampe kesana?”. Apalagi setelah menjadi mahasiswa, teman-teman saya didominasi oleh kaum kritis. Bagus sih, dari status mereka membuat saya mendapat banyak wawasan baru.
Berbanding terbalik dengan mereka yang bikin kagum, yang bikin jengkel, adalah teman-teman yang kalau beropini suka kelewat batas. Bahasa gampangnya sih julid hehehe. Nah perlu diingat ya Fresh Reader, harus selalu berhati-hati dalam beropini. Jangan sampai opini kita menyinggung atau bahkan merugikan orang lain.
Jangan dianggap sepele looh, karena lah seperti ini sudah diatur dalam pasal 27 ayat (3) UU ITE, kurang lebih isinya seperti ini “bahwasannya setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan informasi elektronik yang bermuatan penghinaan atau pencemaran nama baik, maka akan dijerat dengan Pasal 45 Ayat (1) UU ITE” sanksi pidananya penjara maksimum 6 tahun atau denda maksimum 1 milyar rupiah. Iiih serem yaa.
Meninggalkan teman kritis, kita lanjut ke teman puitis. Mereka ini orang-orang yang suka memposting puisi baik karya sendiri atau orang lain. Mereka yang suka menjadikan kata sebagai pengungkap asa. Wadidaaw. Bagi saya, media sosial bisa menjadi tempat mengasah bakat dan juga dapat mengsinspirasi siapapun.
Lalu, Fresh Reader pasti tahukan dengan istilah Bucin? Bucin adalah akronim dariBudak Cinta. Yup, meraka ini teman-teman yang selalu memposting kekasihnya atau gebetannya. Saking seringnya saya jadi tahu dia ini sedang dekat dengan si A, si B atau si C. Bahkan mulai mereka pdkt, jadian, bahkan putus bisa saya ketahui dari postingan mereka.
Setelah teman bucin, kita lanjur ke teman estetik. Ini adalah sebutan bagi mereka yang menyukai estetika atau keindahan. Biasanya mereka selalu memposting objek yang indah. Prinsipnya, sangat sayang jika tidak diabadikan. Mungkin ini sebagai wujud syukur mereka kepada Sang Pencipta.
Nah teakhir adalah teman pasif. sebutan ini teruntuk mereka yang minim aktifitasnya di media sosial. Kebanyakan media social di pakaai hanya untuk hal-hal penting dan bersifat informatif. Biasanya yang seperti ini adalah mereka yang aktif di dunia nyata sehingga sedikit waktu untuk berselancar di dunia maya.
Melihat dari jenis-jenis teman yang ada, Fresh Reader lebih suka jenis yang mana? Apapun itu asal tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, jangan takut untuk berekspresi di media sosial yaa, toh itu dunia maya kan? Hehehe.
*penulis merupakan mahasiswa Ilmu Al-Quran Tafsir semester empat dan anggota magang suaka 2020