Mengenal Cognitive Bandwidht: Seni Mengatur Kapasitas Mental
Hallo, Fresh Reader! Pernah gak sih, ngerasa gak produktif seharian? Udah ngelakuin banyak pekerjaan, tapi rasanya gak selesai-selesai. Mungkin, kamu belum tau, nih. Saat bangun pagi kamu memiliki kapasitas mental yang terbatas. Ketika hal yang pertama kali kamu lakukan adalah berselancar di sosial media, otomatis kamu telah mengalihkan cognitive bandwidth kamu, lho. Lalu, apa sih cognitive bandwidth itu?
Cognitive bandwidth adalah istilah yang mengacu pada kemampuan kognitif seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran dan perhatian yang tinggi. Dalam konteks ini, “bandwidth” merujuk pada kapasitas mental yang tersedia untuk menangani tugas-tugas tersebut.
Nah, jika kamu mengalokasikan bandwidth kamu pada hal-hal yang membuatmu kurang produktif, secara tidak langsung kapasitas mentalmu berkurang, dan kemampuan kamu untuk mengambil keputusan pun jadi terbebani. Otomatis, tindakan kamu selanjutnya akan ditentukan oleh alam bawah sadar dan kamu jadi melupakan tugas-tugas yang ingin kamu kerjakan sebelumnya.
Cognitive Bandwidth menggambarkan kapasitas kognitif dan fungsi eksekutif kamu. Ketiganya merupakan konsep-konsep yang saling terkait dalam psikologi kognitif. Ketika kapasitas kognitif kamu lebih besar, maka hal tersebut dapat meningkatkan cognitive bandwidth, karena kamu jadi mendapatkan lebih banyak informasi yang bisa disimpan dan diakses secara bersamaan.
Begitupun fungsi eksekutif berperan penting dalam mengelola cognitive bandwidth. Fungsi eksekutif yang baik dapat membantu mengalokasikan perhatian dan sumber daya kognitif dengan efisien, sehingga meningkatkan kinerja kognitif secara keseluruhan. Namun, kondisi seperti stress, kelelahan atau gangguan perhatian pun dapat mengurangi cognitive bandwidth dan kapasitas kognitif, sehingga berdampak negatif pada fungsi eksekutif.
Lalu, bagaimana solusi terbaik disaat cognitive bandwidth sedang berada di titik terendahnya? Kamu bisa melakukan kebiasaan-kebiasaan positif karena dengan begitu kamu mampu meringankan beban pilihan dan memiliki kekuatan untuk mengarahkan dorongan hati kamu memilih tindakan selanjutnya. Nah, Fresh Crew bakal kasih tau nih, kebiasaan positif apa aja yang mampu menjaga cognitive bandwidth kamu tetap baik.
Pertama ialah prioritaskan tugasmu. Fokuskan cognitive bandwidth kamu pada tugas yang paling penting atau yang memerlukan pemikiran dan perhatian yang tinggi. Buatlah daftar tugas yang perlu diselesaikan dan prioritaskan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya dan deadline–nya.
Kedua, gunakanlah waktu dengan bijak. Cobalah untuk menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan banyak cognitive bandwidth pada saat-saat ketika kamu merasa lebih segar dan produktif. Selain itu, istirahatlah secara teratur agar otak kamu dapat beristirahat dan memperbaharui kapasitas kognitif kamu.
Ketiga, batasi gangguan. Hindari gangguan yang tidak perlu, seperti notifikasi ponsel atau email yang tidak penting. Hal ini dapat membuang-buang cognitive bandwidth kamu dan mengganggu fokus pada tugas yang sedang dikerjakan.
Selanjutnya, kamu bisa memanfaatkan teknologi untuk membantu mengurangi beban cognitive bandwidth kamu. Misalnya, kamu bisa menggunakan aplikasi untuk mengatur jadwal atau untuk mengingatkan pada tugas-tugas yang harus dikerjakan seperti notion, google kalender ataupun trello.
Tips terakhir ialah dengan mencoba untuk tidak melakukan multitasking terlalu banyak. Hal ini dapat memakan banyak cognitive bandwidth kamu, lho dan membuat produktivitas kamu menjadi lebih lambat. Fokuslah pada satu tugas pada satu waktu dan selesaikan dengan baik sebelum beralih ke tugas berikutnya, ya.
Nah, itulah beberapa tips yang bisa kamu praktekan,ya. Dengan begitu, kamu juga bisa lebih mengenal lebih jauh seberapa besar kapasitas cognitive bandwidth kamu dan lebih memperhatikan porsi setiap kebutuhannya. Cognitive bandwidth ini juga merupakan sumber daya mental yang paling berharga, karena ketika kamu berinvestasi pada cognitive bandwidth berarti kamu berinvestasi dalam pengambilan keputusan yang optimal.
Sumber: Substack.com, Quora.com, dan Medium.com
Fresh Crew: Siti Yulianti Nurandini/Suaka
Editor Fresh: Aurora Rafi N/Suaka