Mengenal Instant Gratification, Kecanduan Kesenangan Instan di Era Digital

freepik.com
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Fresh Reader, era digital merupakan masa di mana semua serba cepat dan mudah. Kita bisa melakukan apapun secara mobile. Itulah mengapa karakter individu sekarang cenderung tidak sabar dan menginginkan sesuatu secara instan. Kondisi ini kemudian dikenal sebagai instant gratification.
Melansir laman helpfulprofessor.com, instant gratification adalah keinginan untuk memperoleh kesenangan secara instan. Sikap ini didorong oleh pemikiran jangka pendek yang implusif, dimana seseorang terdorong memperoleh kepuasan dengan cepat tanpa memikirkan risiko atau konsekuensi yang mungkin terjadi.
Istilah instant gratification ditemukan tahun 60-an oleh profesor Universitas Stanford, Walter Mischel, melalui penemuannya yang dikenal sebagai marshmallow test. Dalam penelitian ini, anak usia 4-5 tahun diundang ke ruangan secara bergantian. Mereka diinstruksikan untuk duduk di bangku, menghadap ke sebuah meja yang di atasnya terdapat sebuah marshmallow.
Mischel berkata pada anak-anak bahwa ia akan meninggalkan ruangan selama beberapa menit. Selama itu, mereka tidak diperbolehkan memakan marshmallow. Mischel berjanji, jika saat ia kembali marshmallow itu masih utuh, mereka akan diberi satu buah marshmallow lagi. Secara tersirat mereka diberi dua pilihan, satu marshmallow sekarang atau dua marshmallow nanti.
15 menit kemudian Mischel kembali ke ruangan. Hasilnya, sebagian besar dari anak-anak tersebut makan marshmallow dengan segera, sebagian lainnya menunggu hingga Mischel kembali dan mendapatkan dua marshmallow, sementara sisanya menunggu tetapi akhirnya menyerah di menit yang berbeda.
20 tahun berselang, Mischel meneliti kembali anak-anak yang pernah mengikuti marshmallow test tersebut. Hasilnya menarik, semakin lama anak mampu menahan diri tidak mengambil marshmallow, semakin tinggi pula daya konsentrasi dan logikanya. Mereka pun cenderung awet dalam memelihara persahabatan dan mampu bertahan di bawah tekanan.
Penelitian ini jelas memiliki kaitan erat dengan perilaku anak zaman sekarang. Mereka lebih tertarik bersenang-senang saat ini, daripada berusaha meraih kesenangan yang sesungguhnya di masa depan. Contohnya menghibur diri dengan scrolling berjam-jam sampai lupa memiliki kewajiban yang harus dikerjakan. Padahal dibanding scrolling masih banyak kegiatan bermanfaat yang berpotensi menuntun mereka pada kebahagiaan sesungguhnya: kesuksesan.
Untuk melawan keinginan memperoleh kepuasan instan, diperlukan latihan untuk menanamkan sikap menahan diri alias delaying gratification. Berbanding terbalik dengan instant gratification, delaying gratification berarti menahan diri dari godaan kepuasan sesaat untuk mendapatkan kepuasaan yang lebih besar di masa depan.
Terdapat beberapa hal yang dapat Fresh Reader coba untuk menghadapi instant gratification. Pertama, ketika dorongan itu timbul, ingat bahwa kamu punya pilihan untuk tidak mengikuti dorongan itu. Kedua, sebelum memilih kesenangan instan, pikirkan apa yang akan kamu rasakan di masa depan. Apakah kamu di masa depan akan senang dengan pilihanmu sekarang?
Terakhir, tetapkan kerangka waktu yang pasti dan realistis. Misalnya, hanya boleh scrolling di sore hari atau main game setelah tugas selesai. Kita bisa saja bersumpah untuk tidak scrolling selama seminggu. Tapi karena waktunya tidak realistis (terlalu lama), penundaan kesenangan itu kemungkinan besar akan gagal. Oleh karenanya, tetapkan waktu yang ideal agar kita termotivasi untuk mendapatkannya namun tidak sampai menyiksa diri.
Menolak kepuasan instan tentu sangat sulit, terlebih karena kita terbiasa hidup di era yang serba cepat dan mudah. Meski begitu, kemampuan menunda kepuasan merupakan bagian penting dari kesuksesan. Dengan menikmati dan menghargai proses, apa yang akan diperoleh di masa depan akan terasa lebih memuaskan. Jadi apa keputusan Fresh Reader, kepuasan kecil sekarang atau kepuasan besar di masa depan?
Sumber: Berbagai sumber
Fresh Crew: Guntur Saputra/Magang
Editor Fresh: Mahayuna Gelsha S/Suaka