Menjejaki Bekas Perjuangan yang Terkenang di Tanah Minang
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Sebagai warga negara Indonesia, tentu kita mengetahui bahwa bangsa ini pernah dijajah begitu lamanya oleh negara asing. Telah banyak perjuangan serta tumpah darah yang sudah dikorbankan oleh para pahlawan demi kemerdekaan negara ini. Banyak bekas perjuangan para pejuang yang bisa ditemui di berbagai wilayah di Nusantara ini.
Di Sumatera Barat sendiri, khususnya di kota Bukittinggi, Fresh Reader bisa melihat bukti peninggalan perjuangan para pahlawan dan para penjajah saat zaman penjajahan di Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma. Melansir dari p2k.stekom.ic.id, alasan dibalik nama Tridaya Eka Dharma yakni karena memiliki arti tiga unsur kekuatan satu pengabdian, di mana hal ini berkaitan dengan falsafah minang “Tigo Tungku Sajarangan”.
Museum yang terletak di Jl. Panorama No.22, Kayu Kubu, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi ini bersebrangan dengan Taman Panorama dan hanya berjarak 650 meter dari jantung kota Bukittinggi. Tempat bersejarah ini di didirikan oleh bapak Moh. Hatta pada tanggal 16 Agustus 1973. Dahulunya, bangunan tersebut adalah rumah kediaman gubernur Sumatera Tengah yang kemudian diubah menjadi sebuah museum.
Adapun alasan didirikannya museum ini ialah karena banyaknya barang atau peninggalan para pejuang yang berada di sana. Selain itu, pembangunannya juga dimaksudkan agar generasi penerus bangsa bisa mengetahui bukti perjuangan para pahlawan. Hal tersebut diungkapkan oleh TNI Angkatan darat yang berdinas di KODIM 0304 Agam, Dino Nastiandra , “Impian para pahlawan dulu untuk mendirikan museum ini supaya ada bekas atau tanda-tanda perjuangan dari ranah Minang terutama seluruhnya untuk Indonesia,” Ujarnya ketika ditemui Suaka, Senin (05/8/2024).
Bangunan tersebut dikelola langsung oleh TNI Angkatan Darat di bawah naungan KODAM dan KOREP 02 Prapaja Padang. Pengelolaannya tidak diberikan kepada rakyat sipil karena mempertimbangkan isi museum yang secara keseluruhan adalah barang-barang berharga peninggalan sejarah.
Kemudian, yang menjadi keunikan dari museum ini adalah banyaknya peninggalan barang-barang dari para pejuang berupa senjata-senjata dan YBJ-6 (serupa radio penghubung alat komunikasi) yang mengakses antar negara dalam peredaran wilayah Indonesia sampai ke India, Asia, dan Eropa. “ YBJ-6 ini dulunya banyak tapi sekarang yang masih ketemu hanya 2, satu lagi berada di Jogja,” Ungkap Dino.
Sayangnya, museum yang menyimpan berbagai sejarah dan peninggalan pahlawan ini kurang diminati oleh penduduk sekitar, untuk jumlah pengunjung pun tidak menentu setiap harinya. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat terhadap peninggalan sejarah yang berada di tempat tersebut. Museum ini cenderung ramai hanya di hari weekend saja.
Oleh sebab itu, Dino menuturkan harapannya kepada para pemuda agar bersenang hati untuk mempelajari sejarah. “Jika bisa banyaklah generasi muda untuk mempelajari sejarah agar ia tahu bagaimana perjuangan hingga membuat kita ke taraf yang seperti ini,” Tutupnya.
Sumber: p2k.stekom.ic.id
Fresh Crew : Risalatul Hasanah/Magang
Editor Fresh: Nadia Ayu Iskandar/Suaka