Punya Sejarah Panjang, Kamu Tim Buku Cetak atau Digital?
FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis – Halo Fresh Reader! Di zaman sekarang, sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi, aktivitas membaca bukanlah hal yang sulit dilakukan lagi. Hal ini karena di era yang serba canggih seperti sekarang ini, buku-buku cetak bisa ditransformasi menjadi digital atau dikenal sebagai Electronic Book (e-book). Selain lebih mudah diakses dan tidak memerlukan rak besar seperti di film Harry Potter, digitalisasi buku ini mampu menyimpan ribuan buku hanya dengan satu gawai. Cukup solutif!
Membicarakan tentang digitalisasi buku, terpikir satu pertanyaan di kepala “bagaimana buku pertama dimulai?”. Melansir dari booktrust.org, Cerrie Burnell mengatakan bahwa buku dan budaya bercerita (story telling) ada dan tumbuh secara beriringan. Hal ini bisa diidentifikasi dari coretan di dinding-dinding gua pada peninggalan purbakala yang mengindikasikan adanya cerita mengenai aktivitas manusia purba.
Beranjak dari dinding-dinding, manusia mulai mencari benda lain untuk bisa dijadikan media bercerita. Seperti menggunakan kulit sapi dan rusa sampai di atas kertas papyrus. Hingga akhirnya buku yang berisi tulisan pertama lahir di China. Masa selanjutnya, pada tahun 1455 secara bertahap, buku-buku mulai terbentuk. Buku pertama yang pernah ditulis adalah The Epic of Gilgamesh yaitu buku yang menceritakan sebuah mitos kembalinya seorang tokoh politik penting dari sejarah.
Seabad kemudian, pada tahun 1454, seorang pria Jerman bernama Johannes Gutenburg membangun mesin cetak untuk mencetak Alkitab Gutenburg, yang menyebabkan bermunculan printer di seluruh Eropa. Mesin tersebut merupakan Checkpoint dari perkembangan sejarah buku. Pencapaiannya ini menjadi kemajuan yang sangat krusial di dalam kehidupan manusia, karena berbagai informasi kini bisa lebih mudah disampaikan dan dijangkau.
Perkembangan tidak berhenti sampai di situ, kemajuan buku kembali menemukan titik terang. Di mana Michael Stren Hart, penulis dari Amerika pada akhirnya berhasil menemukan buku elektronik atau buku digital untuk yang pertama kalinya. Pada tahun 1971 Hart mendirikan Project Gutenberg (PG) yang mendigitalisasi dan mendistribusikan literatur secara bebas melalui internet.
Nah Fresh Reader, setelah mengetahui perkembangan mengenai buku, semoga hal tersebut membuat kita tidak berhenti untuk terus membaca ya. Di zaman yang canggih sekarang, baik buku digital atau pun buku cetak tidak ada yang lebih unggul. Keduanya mempunyai pasarnya masing-masing, tergantung kenyamanan dan pengalaman dalam membaca. Terakhir, menurut kalian di zaman yang akan datang, bakalan ada teknologi apalagi ya tentang kemajuan buku? Let’s see.
Peneliti: Rani Khaerany Rizkiyah/Suaka