Ragam Masker dan Kegunaanya
FRESH.SUAKAONLINE.COM- Ketika kita bersin, berbicara, dan menguap, mulut dan hidung kita menembakan jutaan air dalam ukuran mikro. Air berukuran mikro dari saluran pernapasan ini disebut sebagai droplet. Droplet-droplet inilah yang menjadi perantara penularan COVID-19 yang sedang mengguncang dunia. Sesuai anjuran WHO, cara efektif mengatasi penyebaran virus melalui droplet ini adalah dengan menggunakan masker. Namun, apakah sahabat Fresh Crew tahu bahwa masker itu mempunyai banyak jenis dan fungsi yang berbeda?
Saat ini ada dua jenis masker yang paling dicari, yakni masker bedah dan N95. Masker bedah atau yang biasa disebut sebagai surgical mask pertama kali dikenakan oleh Paul Berger, seorang dokter bedah asal prancis pada tahun 1897. Namun, bentuk masker ini hanya sekedar saputangan yang diikatkan pada wajah dan fungsinya hanya sebatas agar droplet dari dokter tidak mengenai pasien selama operasi.
Sebenarnya masker bedah tidak dirancang untuk melindungi dari udara kotor dan virus. Karena efektivitasnya masih kurang jika dibandingkan jenis masker N95 dan FPP. Masker bedah mempunyai 3 lapisan di dalamnya, terdiri dari bagian luar yang water resist guna mencegah droplet, bagian tengah sebagai filter kuman dan bagian dalam untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut pemakai. Efektivitas perlindungan masker ini berkisar antara 30-95%. Oh iya, masker bedah itu sekali pakai yaa.
Setelah dari Eropa kita bergeser ke benua Asia di daerah Manchuria tahun 1910. Ketika wabah pes bubo melanda daerah tersebut. Mortalitas wabah tersebut terbilang mengerikan. 100% tingkat kematian yang artinya tidak ada harapan hidup sama sekali bagi penderita. Untuk inilah kekaisaran Cina mengirim dokter muda bernama Wu Lien-Teh untuk melakukan penelitian. Setelah melakukan autopsi Wu menyimpulkan udaralah yang menjadi medium penyebaran virus bukan kutu yang selama ini mereka salahkan.
Dokter Lien pun memodifikasi masker yang sering ia kenakan pada waktu kuliah. Bahan utamanya ialah kain kasa dan kapas serta dilapisi beberapa helai kain. Masker dokter Wu ini mendapat kritik keras dari dokter-dokter di Eropa bahkan cenderung rasis karena dinilai tidak bermanfaat. Namun, khirnya wabah pes bubo dapat dihentikan berkat usaha dokter Wu. Karena itu, masker dokter Wu ini dinilai sangat layak dan diproduksi masal bahkan sempat populer pada wabah flu spanyol 1918.
Selama kurung waktu dua perang dunia,masker dokter Lien telah dikembangkan ilmuan menjadi masker N95 untuk mengantikan topeng gas yang digunakan prajurit saat perang. Masker N95 memilik ekuivalen efektifitas di atas 95%, lebih tinggi dari pada masker bedah. Oleh karena itu, masker N95 dijadikan tameng utama para petugas medis dalam memerangi wabah.
Selain masker untuk dokter bedah, Uni Eropa telah membuat standarisasi masker bernama Filter Face Piece. Standarisasi ini dibagi menjadi 3 yakni FPP1, FPP2,dan FPP3. Masker FPP dapat menyaring partikel hingga ukuran 0,6 mikrometer. Semakin besar FPP-nya semakin sedikit tingkat kebocoran masker ini.
Setiap masker mempunyai jenis dan kegunaan yang berbeda. Masker FPP1 ampuh dalam melindungi dari aerosol yang berbahaya bagi kesehatan dengan kebocoran maksimum 25%. Sedangkan FPP2 sering digunakan tenaga medis dalam standar penggunaan APD. Tingkat Kebocoran masker ini 10%. Masker FPP3 berguna untuk melawan pantogen yang mudah menular dan wajib digunakan di ruang karantina. Karena memiliki tingkat kebocoran paling minimal, sekitar 5% dan mampu menyaring udara bersih 99% dari semua partikel.
Walau banyak macamnya, masyarakat awam non-petugas medis seperti kita diharapkan menggunakan masker kain yaa. Kenapa? Karena jumlah persedian masker saat ini tidak mencukupi untuk seluruh masyarakat. Apalagi melihat banyak pihak yang menimbun masker medis untuk keuntungan pribadi. Ironis kan.
Oleh karena itu, prioritas penggunaan masker medis hanya untuk mereka yang memerangi wabah di garda depan. Agar mereka tidak tumbang, agar perang melawan wabah ini segera usai. Walau tidak menggunakan masker medis, Fresh Reader ga perlu panik, karena ada alternatif lain kok untuk masyarakat awam, yaitu masker kain.
Walau terbuat dari kain, masker ini juga terbilang aman. Apalagi jika ditambah beberapa lembar kertas tisu agar filterisasinya lebih kuat. Acuannya, jika kita meniup api pada lilin dan api itu tidak padam maka masker bisa digunakan. Oh iya, masker kain juga bisa dicuci sehingga kita berhemat dan meminimalisir sampah medis pada lingkungan.. So, ga perlu pakai masker medis yaa agar kita dan petugas medis sama-sama selamat. Sehat-sehat Fresh Reader!.
Fresh crew : C. Nur Muhajir / Magang
Editor Fresh : Bestari Saniya