Altruisme: Pengorbanan Diri untuk Orang Lain

FRESH.SUAKAONLINE.COM- Saat bertemu dengan seseorang yang sedang mengalami kesulitan, biasanya secara alami ada dorongan dalam diri untuk menolong. Tapi Fresh Reader pernah enggak sih bertemu seseorang yang sangat suka membantu orang lain dan punya hati yang baik banget? Jika iya, maka mungkin saja orang tersebut memiliki perilaku ‘altruisme’.
Menurut American Psychological Association, altruisme merupakan keadaan dimana perilaku yang menguntungkan orang lain dengan mengorbankan diri sendiri. Jadi altruisme ini berbanding dengan sifat egoisme yang lebih kita kenal yaitu perilaku mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Berdasarkan alodokter.com, seseorang yang melakukan altruisme disebut sebagai altruis.
Menjadi altruis berarti melakukan kebaikan tanpa maksud dan tujuan tertentu. Para altruis seringkali rela berkorban demi membantu orang lain hingga sampai membahayakan diri sendiri. Perilaku altruisme bisa berupa kondisi pikiran sesaat saja atau dapat melekat dan menjadi cara atau value hidup seseorang. Lalu sebenarnya apa yang menyebabkan manusia memiliki sifat altruistik?
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut. Yang pertama teori evolusi, yaitu ketika seleksi alam yang masih kuat, tiap spesies berusaha mempertahankan hidup dan keturunannya dengan saling menolong. Kemudian sejalan dengan evolusi, pertahanan tersebut akan tetap ada dalam diri manusia dalam bentuk altruisme.
Yang kedua teori lingkungan, bahwa hubungan baik yang terjalin di sebuah lingkungan akan mendorong tindakan altruisme pada lingkungan sekitar. Ketiga yaitu teori norma sosial, proses timbal balik atau utang budi kebaikan dimana seorang altruis ketika membutuhkan bantuan akan menerima pertolongan juga dari orang lain.
Dan yang terakhir yaitu teori penghargaan, meski bukan dalam bentuk imbalan atau penghargaan sungguhan tetapi seorang altruis akan merasakan rasa bahagia dan bangga terhadap diri sendiri setelah melakukan kebaikan untuk seseorang. Altruisme juga memiliki beberapa jenis diantaranya adalah altruisme genetik, timbal balik, kelompok pilihan dan altruisme murni.
Menjadi seorang altruis tentu memiliki dampak positif bagi kesejahteraan mental lho, kenapa? Fresh crew jelaskan ya! Sifat rela berkorban ini akan memberi energi positif yang bisa memicu produksi hormon endorphin yang memunculkan perasaan senang dan gembira bagi altruis. Selain itu juga dapat memberi rasa nyaman dan bangga akan diri sendiri setelah menolong orang lain mengatasi kesulitannya.
Altruisme bisa menjadi tanda positivitas diri dan sosialnya. Tetapi, perilaku altruisme juga perlu dikontrol agar kita tidak hanya mementingkan orang lain yang berujung malah membahayakan diri sendiri. Karena perilaku altruisme seharusnya memberikan rasa nyaman dalam diri. Jadi, fresh reader jangan lupa untuk berbuat baik dengan diri sendiri dan orang lain.
Fresh Crew: Selinda Jauza/Magang
Editor Fresh: Shafa Maura Zahwa/Suaka