Autumn dan Kisahnya Memburu Akses Aborsi di Amerika Serikat

Judul : Never Rarely Sometimes Always
Sutradara : Eliza Hittman
Pemeran : Sidney Flanigan, Talia Ryder, Theodore Pellerin
Genre : Drama
Durasi : 101 Menit
Tanggal Rilis : 13 Maret 2020
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Never rarely sometimes always merepresentasikan dampak pergaulan remaja di Amerika Serikat melalui sudut pandang seorang perempuan berusia tujuh belas tahun bernama Autumn (Sidney Flanigan). Ia ditimpa kenyataan bahwa di dalam perutnya sudah tumbuh sebuah janin berumur 10 minggu. Masih menempuh pendidikan formal, ketidaksiapan menjadi ibu dan ketakutan terhadap respon orang di sekitarnya merupakan alasan yang masuk akal bagi Autumn untuk melakukan aborsi.
Autumn tinggal di negara bagian Amerika Serikat, Pennsylvania. Regulasi di sana mengharuskan anak di bawah umur yang ingin melakukan aborsi mendapatkan persetujuan dari orang tuanya. Merupakan pilihan yang sangat berat untuk memberi tahu kepada orang tua bahwa anaknya yang masih di bawah umur sedang hamil di luar nikah. Terutama berada di lingkungan yang menekan dan menghakimi, situasi seperti itu akan mengubah wajahnya di mata masyarakat.
Tanpa mengabari orang tua, Autumn pergi menuju New York, sebuah kota dengan regulasi aborsi yang lebih bebas. Ia pergi ditemani Skylar (Talia Ryder), rekan kerja paruh waktu sekaligus sepupunya. Skylar merupakan satu-satunya orang yang mengetahui kehamilan Autumn. Mereka pergi hanya membawa satu harapan, bahwa beban yang ditanggung Autumn segera pergi.
Memiliki saudara sekaligus teman seperti Skylar merupakan sebuah keberuntungan. Ia selalu mendampingi dalam mengarungi kota New York yang penuh ketidakpastian, menutupi segala kelemahan yang melakat pada diri Autumn, menopangnya di keadaan genting, dan menuntunnya hingga akhir. Skylar merupakan sosok teman sekaligus saudara yang memahami Autumn lebih dari siapapun.
Dengan dialog yang minim, berbagai respon serta kejadian diperlihatkan melalui gestur tubuh yang keluar dari kedua tokoh ini. Terutama Autumn, ia menunjukkan kompleksnya perasaan yang ia alami melalui ekspresi wajah yang melampaui bahasa lisan. Tidak hanya itu, keheningan dalam film ini memunculkan kehampaan, serupa dengan perasaan yang dialami oleh Autumn di sepanjang film.
Regulasi aborsi di tiap negara tidak sama. Di Indonesia, regulasi aborsi lebih ketat dibandingkan dengan Pennsylvania. Jika di Pennsylvania dalam melakukan aborsi bagi anak di bawah umur harus mendapatkan izin orang tua, di Indonesia malah tidak diizinkan, baik untuk usia dewasa maupun di bawah umur. Aborsi di Indonesia hanya boleh dilakukan terhadap orang tertentu atas izin konselor yang berwenang.
Regulasi aborsi di Indonesia tertuang dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Setiap orang dilarang melakukan aborsi. Pengecualian diberikan hanya untuk dua kondisi, yaitu kehamilan karena pemerkosaan atau adanya indikasi kedaruratan medis. Maka dari itu, jika tenaga kesehatan atau pihak perempuan terbukti melakukan aborsi secara ilegal, berpotensi mendapatkan sanksi kurungan dan denda.
Ada banyak kehamilan yang tidak diharapan terjadi di dunia ini. Di Indonesia, film Dua Garis Biru (2019) besutan Gina S. Noer, bisa sedikit menggambarkan keadaan kehamilan di luar nikah yang dialami anak di bawah umur. Perbedaannya di antara keduanya, Dua Garis Biru merespon kehamilan melalui perspektif budaya ketimuran, sedangkan Never Rarely Sometimes Always menceritakan melalui perspektif budaya kebaratan.
Film ini seakan menuntun banyak orang untuk melihat realita yang ada, sekaligus memberikan rambu pada kita bahwa akses aborsi yang mudah diperlukan oleh perempuan. Autumn sudah dilukai oleh kesewenang-wenangan lelaki kemudian dihantam oleh regulasi dan birokrasi di negaranya. Never Rarely Sometimes Always tidak sedikit pun menghakimi Autumn yang menggurkan kandungan, ia hanya mempertontonkan apa yang anak tujuh belas tahun rasakan ketika mengalami kehamilan yang tidak ia harapkan.
Fresh Crew : Arie Rio Prayoga/Suaka
Editor Fresh: Adinda Nuurlatifah/Suaka