Petualangan Mencari Arti Keluarga yang Sesungguhnya

Judul Film : The Willoughbys
Pengisi Suara : Will Forte, Maya Rudolph, Alessia Cara, Terry Crews, Martin Short, Jane Krakowski, Sean Cullen, Ricky Gervais
Sutradara : Kris Pearn
Produser : Brenda Gilbert, Luke Carroll
Produksi : Netflix Animation, Bron Animation, Creative Wealth Media
Distributor : Netflix
Tanggal Rilis : 22 April 2020
Durasi Film : 92 menit
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Seekor kucing liar (Ricky Gervais) bercerita mengenai sebuah rumah kecil, yang juga kuno seolah tersembunyi dari kemajuan zaman yang berada di antara gedung-gedung tinggi dan apartemen berjendela puluhan. Rumah tersebut didiami oleh keluarga yang jauh dari kata modern, ia adalah keluarga Willoughbys yang pada suatu masa merupakan keluarga hangat, penuh kasih sayang dan juga petualangan.
Generasi terbaru dari keluarga Willoughbys yaitu Tuan dan Nyoya Willoughbys (Martin Short, Jane Krakowski) akhirnya melahirkan bayi, namun perlakuan mereka pada bayi tersebut sungguh menyedihkan. Ayahnya menggunakan kakinya untuk menyentuh kepala sang bayi dan mengatakan untuk mencari kasih sayang di tempat lain. Bayi itu diberi nama Tim Willoughbys (Will Forte) yang tumbuh tanpa cinta dari kedua orang tuanya.
Waktu pun berlalu, Tim kini mempunyai adik perempuan bernama Jane Willoughbys (Alessia Cara) serta dua saudara kembarnya yang masing-masing bernama Barnaby A dan Barnaby B (Sean Cullen). Mereka terlihat menatap tembok yang berisi foto-foto para keluarga Willoughbys terdahulu. yang sepertinya sangat dibanggakan oleh Tim.
Meski tinggal di rumah bersama kedua orang tuanya, anak-anak itu sama sekali tidak mendapat perhatian. Untuk urusan makan, Tuan dan Nyonya Willoughbys bahkan tak membaginya sama sekali. Dua orangtua itu membiarkan anak-anaknya kelaparan sementara mereka menikmati makanan dengan bahagia. Saat Tim mencoba protes, Jane diam-diam mencuri makanan dan membuat kekacauan. Alih-alih sadar, orang tuanya justru berdrama dan menyalahkan semuanya pada Tim hingga ia di kunci di gudang batu bara.
Masalah lain pun kembali datang saat ada pria misterius meninggalkan sebuah kotak yang terdengar raungan di dalamnya. Tanpa Tim, Jane dan kedua adiknya mulai mendekat kearah kotak tersebut. Saat Tim mencari ketiga adiknya, betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang bayi ada bersama Jane dan Barbaby. Anak tertua itu tak setuju kalau harus menjaga si bayi karena ia tahu bahwa kedua orang tuanya membenci anak-anak.
Kekacauan pun terjadi hingga Tuan dan Nyonya Willoughbys mengetahui keberadaan bayi yang diberi nama Ruth tersebut. Akibatnya anak-anak Willoughbys diusir dari rumah, mereka tidak boleh kembali sampai bayi itu ‘hilang’. Tim langsung berpikir bagaimapun caranya bayi itu harus disingkirkan. Namun Jane bersikeras bahwa jika mereka melakukan hal jahat itu maka mereka tak beda jauh dengan orangtuanya yang sudah menodai nama besar Willoughbys.
Mereka meninggalkan bayi itu di depan pabrik permen. Pemiliknya, Commander Melanoff (Terry Crews) membawa bayi tersebut masuk. Setelah sampai kembali di rumah, empat bersaudara ini membuat rencana untuk menjadikan diri mereka sebagai yatim piatu dengan membawa orangtua mereka pergi berlibur ke tempat yang berbahaya. Saat anak-anak ini merayakan kebebasan, seorang pengasuh (Maya Rudolph) dipekerjakan oleh orangtua mereka datang dan berhasil memenangkan hati mereka.
The Willoughbys (2020) adalah film animasi Canada-Amerika yang dirilis oleh Netflix. Diadaptasi dari buku bertajuk sama karya Lois Lowry, skenario film ini dibesut oleh Kris Pearn. Selain menulis skenario, Kris Pearn juga berperan sebagai sutradara di dalamnya. Film ini menceritakan tentang usaha anak-anak menjadi yatim piatu karena tidak mendapat kasih sayang dari orangtua.
Diawali dengan sebuah narasi yang kurang lebih mengatakan bahwa “Jika anda mencari cerita tentang keluarga bahagia, bersiap saja kecewa karena di sini tidak akan menemukan hal tersebut.” Benar saja! Sejak awal, tingkah laku kedua orangtua Willoughbys benar-benar tidak masuk akal. Mereka seolah hanya hadir untuk memberi nama, selebihnya Tuan dan Nyonya Willoughbys sibuk dengan dunianya berdua yang penuh dengan cinta, tetapi tidak mencintai anak-anaknya.
Berbeda dengan film animasi biasanya ketika penonton diberikan tontonan yang bernuansa menyenangkan, tapi The Willoughbys berbeda. Seolah film ini memiliki tujuan lain karena ia mengangkat tema yang begitu menyedihkan. Kita akan diperlihatkan empat orang anak yang terlantar, menahan lapar, serta dihukum dan disalahkan untuk sesuatu yang bukan kesalahannya.
Selama sekitar 1 jam 30 menit, The Willoughbys (2020) mempertontonkan sebuah karya desain grafis dengan penuh warna-warna yang cerah. Meski memang bentuk-bentuknya tidak karuan, tapi pemilihan warna dalam film ini sangat menarik dan sangat segar. Namun di balik semua kecerahannya, film ini menyuguhkan alur yang gelap. Hingga penonton cilik yang menonton film ini dirasa harus tetap didampingi oleh orangtua mereka.
Dalam film ini juga diperlihatkan bagaimana sikap seorang anak yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang. Seperti halnya Tim selaku anak pertama yang tidak pernah merasakan kasih sayang sebelumnya. Ia merasa bingung, aneh, bahkan terancam ketika mendapat perhatian dari Linda pengasuhnya, yang awalnya mereka kira akan mempersulit hidup mereka namun justru dari Linda lah makna keluarga yang sesungguhnya ditemukan.
Di sisi lain, karakter serta kelakukan orangtua Willoughbys memudahkan penonton membenci sekaligus gemas di waktu yang bersamaan. Mereka memperlihatkan kekuatan cinta bisa mengatasi segalanya. Namun melalui mereka pula, penonton diingatkan tabiat dan karakter seseorang yang sesungguhnya sulit diubah. Seperti halnya saat anak-anak Willoughbys menyelamatkan mereka dari bahaya, namun justru ditinggalkan begitu saja.
Film ini memuat banyak sekali sindiran mengenai keluarga dan kasih sayang. Adegan ketika kakak beradik tersebut terperangkap di tengah badai salju, tone warna seketika berubah kelabu. Pada bagian ini gambar pun diambil dari jarak jauh yang memperlihatkan betapa mereka sendiri di sana. Kesendirian tersebut juga terasa sebagai salah satu bentuk sindiran bahwa tanpa orangtua yang penuh kasih sayang, anak-anak bagai berada di bawah badai salju yang dingin tanpa pertolongan.
Dalam sebuah industri perfilman tentu tidak ada film yang sempurna. Meski sudah dikemas dengan epic, laju pengisahan dari film ini tak selalu mulus. Karena diawal film, tempo laju pengisahannya bisa dibilang cukup lambat dan membosankan. Penonton baru akan dibawa masuk setelah film menapaki menit ke-30. Itupun setelah dijejali sebuah subplot kurang menggairahkan yang menghadirkan dua karakter diluar keluarga, seorang bayi dan pemilik pabrik permen.
Motif keberadaan dari kedua karakter tersebut semata-mata agar para bocah Willoughbys bisa keluarga dari rumah mereka. Keduanya tahu-tahu muncul dan menghilang, lalu tiba-tiba muncul lagi. Tak pernah menambah bobot kedalam pengisahan, kecuali turut berkontribusi pada melambatnya alur yang membuat durasi 90 menit acapkali terasa lebih panjang dari semstestinya. Kecuali saat film memasuki babak klimaks yang anehnya justru amat bergegas.
Meski memang masih terdapat kekurangan dalam film ini, tapi secara keseluruhan The Willoughbys (2020) ini cukup recommended untuk ditonton bersama keluarga, meski memang tetap harus ada orang dewasa yang mendampingi. Di luar dari itu semua, film ini punya pesan yang begitu kuat mengenai pentingnya kasih sayang dan cinta dalam keluarga, terutama dari orangtua. So, selamat menonton.
Fresh Crew : Fitri Nur Hidayah/Suaka
Editor Fresh: Adinda Nuurlatifah/Suaka