Crab Mentality, Mentalitas Kepiting Yang Menghambat Perkembangan Diri

FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis – Seringkali manusia mengalami fase dimana merasa iri terhadap pencapaian orang lain, karena pada hakikatnya manusia tidak akan memiliki rasa puas terhadap sesuatu yang mereka miliki. Ketika perasaan tersebut berlebihan, dapat menimbukan perilaku crab mentality. Pernahkah fresh reader mengalaminya? Atau jangan-jangan kalian menjadi pelakunya?
Crab mentality ini dianalogikan ember penuh dengan kepiting, ketika ada kepiting yang mencoba merangkak naik dan nyaris keluar ember, maka akan selalu ada kepiting lainnya yang mencapit temannya untuk turun. Seakan-akan mereka tidak mengizinkan kepiting lainnya untuk ikut naik.
Well, mungkin ada maksud baik dari sikap tersebut, agar tidak satupun kawan mereka yang keluar dari ember lalu jadi santapan pemangsa. Alih-alih melarikan diri atau bertahan hidup dengan meninggalkan kawanannya, para kepiting lebih memilih mati bersama. Pada manusia, sikap saling menarik dan menjatuhkan tersebut malah dimaknai sebagai pola pikir yang egois dan juga iri pada keberhasilan orang lain.
Perilaku ini sering terjadi di kehidupan sekitar kita. Ketika seseorang dengan mentalitas kepiting melihat orang lain di sekitar mereka maju daripada dirinya sendiri, mereka secara tidak sadar atau bahkan secara sadar, akan berusaha untuk menghentikan mereka. Karnea bila mereka tidak melakukan hal tersebut, akan timbul banyak kekhawatiran dan ketidaknyamanan dalam dirinya.
Seseorang dengan mental kepiting, biasanya cenderung berpikiran fixed mindset. Mereka akan cenderung menghindari tantangan, mudah menyerah, merasa tidak berguna, mengabaikan feedback dan merasa tertekan akan kesuksesaan orang lain. Oleh karena itu mereka seringkali memiliki mindset ‘daripada berusaha lebih, mereka lebih memilih untuk menghalangi keberhasilan orang-orang yang sudah mau mencapai kesuksesaan.’
Cara yang dilakukan para “kepiting jahat” dalam melancarkan aksinya untuk menjatuhkan seseorang dari kesberhasilan ini bisa melalui bermacam-macam langkah. Misalnya dengan kritikan, ejekan, hingga perundungan fisik yang dapat membuat seseorang merasa enggan untuk berkembang dan naik ke level berikutnya.
Loretta Graziano Breuning, profesor di California State University East Bay dalam Psychology Today, menyarankan beberapa cara ketika kita menghadapi mental kepiting. Menurutnya, kita harus gigih dan konsisten dengan pilihan yang diambil. Kegigihan dan konsistensi yang kita miliki tentunya akan sangat membantu kita dalam berkembang dan membungkam “kepiting-kepiting” di sekitar kita. Selain itu coba fokuslah untuk meng-upgrade diri kita sendiri agar memiliki value sendiri.
Di dalam hidup ini terkadang kita menjadi korban dari crab effect, tetapi bisa juga kita yang menjadi pelaku crab effect. Crab mentality, mungkin bisa memberikan efek senang sesaat ketika kita menjadi pelaku, namun bukan strategi yang sehat untuk mendapatkan kesuksesaan. Kita tidak bisa meredupkan cahaya orang lain supaya cahaya kita lebih terang, karena hal itu akan sia-sia. Akan lebih baik kalau kita lebih fokus kepada diri sendiri supaya bisa memiliki cahaya yang terang.
Peneliti: Leni N/Magang