Mengembangkan Literasi di Selasar Imaji

Foto oleh Rizky Syahaqy/SUAKA
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kalau Fresh Reader datang ke sebuah Rumah Susun (Rusun) yang terletak di Jl. Cingised, Cisaranten Kulon, Arcamanik, Kota Bandung setiap hari Minggu, kalian akan menemukan keramaian dan keceriaan anak-anak di sudut Rusun tersebut. Kegembiraan selalu mewarnai kegiatan sebuah komunitas yang bergerak di bidang literasi itu. Adalah komunitas Selasar Imaji.
Sebuah komunitas yang berdiri sejak 2017 lalu ini awalnya merupakan sebuah Program Kerja (Proker) dari Komunitas Turun Tangan Bandung yang kemudian dari Proker tersebut berdirilah Komunitas Selasar Imaji. Kegiatan Selasar Imaji dilakukan setiap hari Minggu dengan jumlah anak yang mengikuti berkisar 20 sampai 30 anak, mulai dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD).
Selasar Imaji memiliki beberapa divisi. Pertama divisi program yang bertugas merencanakan kurikulum dan tema kegiatan setiap bulannya. Kemudian ada divisi pustakawan yang mengorganisasikan buku-buku di perpustakaan Selasar Imaji. Lalu divisi media yang membuat layout untuk konten di instagram. Dan divisi riset untuk menganalisis kebutuhan-kebutuhan yang ada di Rusunawa. Serta divisi public relation sebagai penghubung antar komunitas maupun di dalam komunitas.
Kegiatan-kegiatan di Selasar Imaji meliputi berbagai hal seperti kelas literasi, kelas bernyanyi, kelas media dan lain-lain yang dibimbing oleh relawan pengajar yang berasal dari berbagai kampus di Bandung. Ketua Selasar Imaji, Trisha, mengatakan mengapa Selasar Imaji memilih tempat di Rusunawa karena menurutnya di Rusunawa banyak sekali masalah. Tujuannya pun agar anak-anak di Rusunawa bisa aktif dan kreatif juga mengembangkan jiwa-jiwa kreatifnya.
“Masalah di Rusunawa itu kompleks, mulai dari masalah lingkungan, masalah literasi anak-anak bahkan masalah lliterasi masyarakatnya juga. Program utama Selasar Imaji yaitu literasi, karena kemampuan literasi anak di Indonesia rendah dbanding negara lain,” tutur Trisha, Minggu (25/11/2018).
Salah satu relawan Selasar Imaji, Tresna Wibawa, mengungkapkan meskipun pertemuan yang dilakukan hanya seminggu sekali tapi Selasar Imaji ingin menciptakan karakter, kedisiplinan, dan kesadaran anak-anak. “Misalnya ada anak yang berperilaku gak baik, sering teriak-teriak, bahasa yang diucapkan kadang gak baik, di situlah peran kita untuk mengedukasi mereka,” jelas laki-laki yang biasa dipanggil Tewe Minggu (2/12/2018).
Kakak-kakak relawan di Selasar Imaji terkenal baik di mata anak-anak. Seperti yang dikatakan salah satu anak, Eva, dirinya mengaku senang bisa mengikuti kegiatan di Selasar Imaji karena kakak relawannya baik-baik, kegiatannya asyik, dan bisa banyak belajar selain dari pelajaran di sekolahnya. Eva sendiri paling suka menggambar dan membaca, “Eva juga suka di sini kakak-kakaknya seru dan suka ngelucu,” katanya.
Begitupun dengan Vegha, ia mengatakan senang bisa berada di Selasar Imaji karena ia senang membuat origami, menggambar, membuat puzzle, dan masih banyak lagi. Ia juga suka membaca buku, yang paling disukainya adalah buku komik.
Tanggapan masyarakat mengenai Selasar Imaji pun bisa dikatakan baik. Trisha mengungkapkan, sejauh yang ia ketahui respon masyarakat Rusunawa sangat baik bahkan pernah memberi konsumsi berupa makanan kepada Selasar Imaji.
Hal itu diamini oleh salah satu penghuni Rusun, Hani Handayani, dengan adanya Selasar Imaji menurutnya anak-anak jadi ada kegiatan di hari Minggu. Sebelum ada Selasar Imaji, anak-anak Rusun selalu bermain jauh dari rumah mereka. Tak hanya itu, Hani juga tak pernah merasa terganggu dengan kegiatan yang dilakukan Selasar Imaji.
“Rame aja, anak saya juga paling seneng kalau ikut Selasar Imaji. Udah gitu anak-anak jadi gak main jauh, kakak pembimbingnya juga baik. Anak-anak jadi aktif, banyak gerak dan mempraktikkan apa yang dipelajari, kayak buang sampah pada tempatnya. Respon masyarakat sini juga baik, saya gak pernah denger yang gak baik.” Tutup ibu berusia 34 tahun itu.
Fresh Crew : Rizky Syahaqy