Nyanyian Kecamuk Emosi Hindia dalam Doves 25′ on Blank Canvas
Judul Album: Doves 25’ on Blank Canvas
Penyanyi: Baskara Putra/Hindia
Tahun rilis: 24 Februari 2025
Produser Utama: Iga Massardi, Lafa Pratomo, Enrico Octaviano, Kareem ‘BAP’ Soenharjo, Luthfi ‘Mellonz’ Adianto (Cosmicburp), Adrian Mahendra Putra (Blue Valley Radio), Kusuma ‘Utha’ Widhiana (Blue Valley Radio), Kevin Queency, BF-131131525, dan Emir Agung Mahendra.
Label: Sun Eater
FRESH.SUAKAONLINE.COM — Akhir-akhir ini, sulit untuk bersikap acuh tak acuh mengenai persoalan di Tanah Air, tak terkecuali solois Hindia. Tepat setelah dua hari bertambahnya usia pada 24 Februari lalu, atas dasar prasangka yang kuat, ia meluncurkan mixtape bertajuk Doves, 25’ on Blank Canvas. Topik yang dibawakan pun beragam, mulai dari isu sosial, kehilangan, hingga romansa.
Dilansir dari Unionrecstudios, mixtape adalah kumpulan lagu asli atau cover, biasanya acak tanpa struktur atau tema, dan diproduksi secara kasual dibanding dengan album yang cenderung terstruktur. Mixtape yang mewadahi kebebasan eksplorasi Hindia ini memuat 16 lagu dengan menggaet beberapa produser kenamaan. Mixtape ini berisikan reaksi spontan sekaligus natural terhadap apa yang dialami dan diamatinya di penghujung tahun 2024.
Dibuka dengan instrumental yang menyerupai detik jarum jam, “Perseverance (in the face of grief)” dengan liriknya yang khas nan sarat makna, sukses menjadi pembukaan yang epik. Dilanjut dengan “Hated in the Nation”, sekilas terdengar Hated Indonesian, menyiratkan terbatasnya ruang dan terancamnya kebebasan berekspresi. Kedua lagu tersebut seakan melebur menjadi satu dan tanpa jeda, diiringi musik yang hampir sama.
Saudara sedarah menangis
A little space for things to say
That got me oh, hated in the nation
Hindia juga menyoroti bagaimana keadilan yang tak kunjung tiba pada para korban tragedi kemanusiaan dengan menyisipkan monolog Ibu Sumarsih yang dikemas dalam rekaman suara. Trek “(kamis)” mengenang Wawan—sosok relawan kemanusiaan—dengan menceritakan kronologi kepulangannya sebagai korban Tragedi Semanggi I. Selain itu, “Anak itu Belum Pulang” diiringi aransemen yang catchy, beririsan dengan seruannya agar memelihara ingatan dengan cara terus menyuarakan.
Aku bantu semampuku
Merawat cerita di dalam kepalaku
Kamu bantu semampumu
Menebar cerita jauh ke penjuru
Dilanjut “harga satu pil”, dengan irama yang kuat, lagu ini dipenuhi pertanyaan yang berakhir dengan jawaban “aku tak tahu”. Disusul “YAAYO”, tembang ini dibalut aransemen menyenangkan, namun bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan. Hindia menyinggung tentang konflik di Papua dan tragedi di Kanjuruhan, isu yang sampai kini belum ada titik terang memuaskan.
Apa kau bisa tetap berdansa jika terselip ku bicara tentang
Papua
Kanjuruhan
Tidak hanya mengenai isu yang berat, dalam mixtape ini, Hindia mereka ulang “Semua Lagu Cinta”. Tembang milik Sal Priadi ini dikemas menjadi “Semua Lagu Cinta Terdengar Sama”, sehingga terdengar sangat Hindia. Begitu pula dengan “a feeling”, lagu manis nan menenangkan ini ditutup dengan penggalan Sulung Kunto Aji yang sedikit dimodifikasi.
Cukupkanlah ikatanmu
Relakanlah yang tak seharusnya untukmu
Cukup sudah yang lalu-lalu
Kugunakan lukaku ‘tuk menggenggam dunia
Lebih lanjut, ada “everything u are” dengan aransemen dominan elektrik yang catchy dan enjoyable. Diksi sederhana dalam lagu ini menyimpan pesan yang dalam, sehingga cerita yang disajikan Hindia membuat banyak orang merasa relate dengan lirik dari tembang berdurasi 3 menit 44 detik ini.
Namun suratmu kan kuceritakan ke anak-anakku nanti
Bahwa aku pernah dicintai with everything you are
Fully as I am with everything you are
Selain itu, “kids”, “(mimi)”, dan “betty” merupakan lantunan trilogi yang membicarakan kucing yang sudah dianggap sebagai anak. “kids”, dengan alunan aransemen intro yang mendayu, menyalurkan perasaan sedih. Dilanjutkan dengan “(mimi)”, monolog ini membicarakan dua kucing yang mati berdekatan. Fakta bahwa “betty” yang tak terencana, membuat lagu tentang kepergian kucingnya ini menambah kesan dalam. Aransemen yang ciamik dan bersanding dengan suara merdu White Chorus, menambah sensasi sendu yang syahdu.
Malaikat kecilku
Tidur yang tenang,
Malaikatku
Sebagai pamungkas, “loved by You” dibuka dengan monolog bahwa mencintai itu tidak mudah. Aransemen melodi melankolis yang dipadukan dengan lirik yang pilu, menitipkan pesan bahwa mencintai diri sendiri bisa menjadi awalan sebelum dicintai yang lain. Selain itu, dengan bersyukur, kita dapat menyadari seberapa kita dicintai.
Mixtape dengan total durasi 53 menit 7 detik ini didominasi gitar dan aransemen elektronik, serta mencampurkan bahasa indonesia dan bahasa Inggris, sebagaimana musik-musik Hindia terdahulu. Suguhan aransemen yang beragam dan catchy mendorong pendengar untuk mendengarkannya berulang kali. Rangkaian lagu yang easy listening ini didukung penyajian diksi yang sederhana namun sarat makna dan pesan.
Namun, karena album ini berbentuk mixtape, inkonsistensi tema yang dibawakan sedikit membingungkan. Terlepas dari itu, rasa lega menjadi tujuan utama perilisan album ini, sekaligus merampungkan banyak cerita yang telah dibicarakan lagu-lagu Hindia dari beberapa tahun silam.
Selain tersedia di berbagai platform musik, keenambelas lagu ini tersedia di kanal Youtube Hindia. Dikemas dengan sinematografi hitam putih yang ciamik, lirik video yang disuguhkan menghadirkan sensasi tersendiri. Bagaimana Fresh Reader, tertarik mendengarkan?
Fresh Crew: Sofa Nur Alfiah/Magang
Editor Fresh: Hanifah Flora Reine/Suaka