Menelusuri Kisah Kasih dalam Manisnya Cokelat dan Cinta

FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis – Halo, Fresh Reader! Cokelat, dengan perpaduan rasa manis, pahit, dan teksturnya yang lembut, selalu berhasil memikat banyak orang. Cokelat bukan hanya sekadar camilan, melainkan juga memiliki makna yang mendalam, yaitu simbol dari cinta, perhatian, dan komitmen. Karena itulah, tak mengherankan jika cokelat sering kali dijadikan pilihan utama sebagai hadiah untuk orang-orang terkasih.
Cokelat telah melalui perjalanan panjang untuk akhirnya menjadi simbol perayaan cinta. Dilansir dari kompas.com, cokelat itu bermula dari biji kakao yang berasal dari Sungai Orinoko, Amazon, sekitar 4000 tahun lalu. Fadly Rahman, seorang sejarawan kuliner, menjelaskan bahwa Suku Maya dan Aztek menganggap kakao sangat berharga, bahkan digunakan sebagai alat pembayaran pajak. Mereka juga yang pertama membudidayakan kakao dan mengolahnya menjadi minuman.
Eropa diinvansi oleh cokelat pada awal 1600 an, lewat Herman Cortes yang membawanya dari Benua Amerika ke Spanyol. Pada masa itu, di London, terdapat rumah-rumah yang menyajikan minuman cokelat sebagai tempat berkumpulnya kaum bangsawan. Minuman cokelat juga dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan dan mencegah berbagai penyakit. Bahkan, oleh Suku Aztek, cokelat disebut sebagai “theobroma,” yang berarti makanan para dewa.
Cokelat dan Cinta memulai perjalanan pada pernikahan Putri Maria Theresa dari Spanyol dan Raja Louis XIV pada tahun 1660. Kala itu, terdapat hantaran cokelat yang dikemas dengan sangat eksklusif yang diberikan oleh Putri Maria Theresa. Sejak saat itulah, cokelat identik dengan perayaan cinta dan mulai menyebar di Perancis, seluruh Eropa, dan akhirnya dunia.
Pada masa Ratu Victoria di Inggris, masyarakat sangat suka menunjukkan rasa cinta mereka dengan hadiah dan kartu berbentuk Cupid. Kemudian pada 1861, Richard Cadbury seorang pengusaha cokelat asal Inggris, memproduksi cokelat sebagai makanan dan membungkusnya menggunakan kotak yang berbentuk hati. Selanjutnya, ia menempelkan simbol Cupid dan bunga mawar. Produk cokelatnya pun banyak diminati, dan menjadi langkah awal cokelat menjadi hadiah di Hari Valentine.
Sedangkan di Indonesia, cokelat mulai dikenal pada tahun 1560 melalui tanaman perkebunan kakao. Pada 1951, pemerintah Indonesia menjadikannya sebagai komoditas utama. Masyarakat mulai mengolah kakao menjadi bubuk cokelat yang biasanya diseduh dan diminum. Pada masa kolonial, pengusaha Belanda mendirikan perusahaan “Tjoklat” pada 1924. Dengan produksi hingga 63 juta cokelat batangan, Indonesia pun menjadi salah satu pemasok kakao terbesar di dunia.
Pasca kemerdekaan, industri cokelat lokal di Indonesia berkembang pesat, memungkinkan produk cokelat dinikmati oleh berbagai kalangan. Perkebunan kakao di Indonesia juga semakin maju, memudahkan kamu untuk menikmati beragam varian cokelat, baik lokal maupun internasional, yang kini mudah ditemukan di berbagai toko dan supermarket.
Makna Hari Kasih Sayang bukanlah tentang mengukur seberapa besar rasa sayang dengan hadiah, tetapi lebih kepada bagaimana kita mengekspresikan perasaan tersebut. Menjadikan cokelat sebagai simbol kasih sayang tentu bukanlah hal yang salah. Cokelat dan cinta, keduanya merupakan perpaduan yang menakjubkan untuk memberi kejutan pada orang terkasih. Keduanya memiliki rasa manis yang serupa, namun harus disajikan dengan kadar yang tepat, ya, fresh reader!
Peneliti: Intan Nurfatimah/Magang
Redaktur: Sabrina Nurbalqis/Suaka
Sumber: kompas.com, databoks.katadata.co.id, merdeka.com.