Agia si Kesatria Bersepeda
SUAKAONLINE.COM,Fersh — Pria yang satu ini mungkin familiar untuk beberapa mahasiswa yang berkuliah di gedung Z. Helm sepeda yang selalu menggantung di ranselnya juga sepedah yang ia parkir di lorong gedung perkuliahan tersebut menjadi ciri khasnya. Ia adalah Muhammad Agia, mahasiswa Jurnalistik semester V, UIN SGD Bandung. Salah satu mahasiswa yang masih setia dengan bersepeda di kala orang lain dengan pongah pamer motor barunya.
Di balik tubuhnya yang kurus, mungkin tidak ada yang menyangka bahwa ia pernah bersepeda sejauh 1350 km dari Jakarta hingga Bali. Pertengahan September lalu ia bersama teman-teman magangnya di Majalah Greeners meakukan ekspedisi tersebut.
Selain bersepeda jarak jauh, mereka juga melakukan reportase mengenai isu-isu lingkungan yang mereka temui sepanjang jalan Jakarta-Bali. Bagi Agia ekspedisi yang berlangsung selama 14 hari tersebut bukan hanya sekedar pemenuh tugas magang. Lebih dari itu, ekspedisi tersebut adalah bentuk usahanya untuk menginspirasi orang-orang agar semangat bersepeda.
“Semangat dari gerakan itu buat saya pribadi adalah untuk menunjukan bahwa kami bisa bersepeda 1350km dari Jakarta ke Denpasar, masa kita di sini, yang kampusnya dekat, yang kantornya dekat malah pakai motor,”ungkapnya semangat.
Pria yang selalu lekat dengan sepeda ini mengaku tidak pernah tertarik menggunakan motor. Di usianya yang hampir kepala dua, ia bahkan belum memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM). “Buat apa juga sih, toh ga pernah nganter-nganter, orang tua pake motor sendiri. Kampus sendiri dekat. Ya kalau ngotot pakai motor beginikan jadinya,” ungkapnya sambil tertawa.
Bersepeda baginya bukan hanya sebuah hobi, namun juga bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan. Menurutnya dengan bersepeda kita bisa ikut menjaga lingkungan dan sumber daya alam. Dari rumahnya di Sukamaju, Kecamatan Ujungberung, ia hanya memerlukan waktu 10 menit untuk sampai ke kampusnya di Cibiru. “Kayak gini lebih efisien, dari segi penggunaan energi,”ungkapnya.
Ia pun prihatin dengan kondisi kampus UIN SGD Bandung yang menurutnya sedang mengalami kekacauan lingkungan. “Terlalu banyak motor dan parkir belum tertata, tumbuhan sedikit. UIN sedang chaos,”ujarnya saat ditemui Suaka usai kuliah. Kamis (2/9/2014).
Ia menambahkan bahwa kondisi ini diperparah kurangnya kesadaran dari civitas kampus sendiri. Ia berharap semua civitas lebih punya kesadaran untuk menjaga lingkungan.
“Mau tidak mau kita tidak bisa lepas dari lingkungan, karena kita juga hidup dari lingkungan. Intinya kita harus berubah dari kebiasaan yang begini-begini saja,” pesannya.
Reporter : Ahmad Rijal Hadiyan
Redaktur : Adi Permana