Di Balik Kosmetika Pemutih Kulit
FRESHSUAKAONLINE.COM – Aloha! Pernahkah Fresh Reader mendengar percakapan seperti “Ih kok kamu putih sih?”, “Coba kamu sama aku putihan siapa?”, “Pengin putih kayak kamu”, atau “Aku pake produk xx jadi berhasil putih deh kayak gini”. Pasti kalian pernah mendengar atau menjadi salah satu pelaku obrolan sejenis dari percakapan tersebut di lingkungan sehari-hari. Yap! Mayoritas masyarakat Indonesia melambangkan kulit putih sebagai salah satu simbol kemolekan dan keningratan seseorang. Hingga banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki kulit putih bersinar.
Namun keinginan untuk memiliki kulit putih ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia loh Fresh Reader. Tetapi sudah menjadi isu global diiringi dengan munculnya berbagai iklan produk atau jasa kecantikan yang kerap menawarkan cara untuk memutihkan, mencerahkan, dan meratakan warna kulit.
Dampak dari iklan tersebut sangat masif, namun selain iklan ada pula alasan-alasan lain mengapa kulit putih kerap dianggap unggul dibanding warna kulit lainnya. Alasan-alasan ini bahkan muncul dari lingkungan terdekat yakni lingkungan keluarga. Seperti obrolan keluarga ketika bayi lahir, balita, hingga beranjak remaja yang membanding-bandingkan warna kulit dengan bayi, balita dan remaja lainnya.
Artis bekerbangsaan Amerika Serikat, Emma Watson menolak dirinya menjadi brand dalam sebuah iklan produk kecantikan yang tidak mewakili semua kulit perempuan di dunia. Namun pernyataannya tersebut merespon kritik atas penampilannya di iklan produk pencerah kulit, Asia for Lancôme’s Blanc Expert.
Menurut sebagian orang, salah satu faktor pendorong industri pemutih kulit ini yaitu sitgma kulit berwarna gelap dan persepsi budaya yang kaku mengasosiasikan kulit berwarna terang dengan kecantikan dan kesuksesan pribadi. “Ini bukan bias. Ini rasisme,” ujar profesor pengembangan manusia di Connecticut College, Sunil Bhatia seperti dikutip dari vice.com (5/10/2017). Sunil baru-baru ini juga menulis di US News & World Report soal “Rasisme yang Mendarah Daging dan Hirarki Sosial Berdasarkan Warna Kulit.”
Sumber : www.vice.com
Pengolah Data : Isthiqonita
Editor Fresh: Yulita Bonita