Membincang Seputar Kehidupan Perspektif Stoikisme Bersama Buku Stay Positive with Marcus Aurelius

Ilustrasi: Andra Adithya Nugraha/Magang
Judul buku: Stay Positive with Marcus Aurelius
Penulis: Jana Capri & Charan Diaz
Penerjemah: Nadya Andwiani
Penerbit: PT Mizan Pustaka
Tebal Buku: 184 Halaman
Tahun Terbit: 2021
ISBN: 978-602-441-259-3
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Apakah kalian mempunyai waktu khusus untuk berbincang dengan diri sendiri? Terkadang, kita merenungkan berbagai hal seperti tentang keluarga, cinta, karir, atau hal-hal lainnya yang membuat kita overthinking. Berbagai permasalahan hidup akan datang dan pergi seiring berjalannya waktu. Saat masalah menerpa, terkadang kita lupa bahwa semuanya akan berlalu dan kita cenderung fokus pada hal-hal yang tidak esensial.
Jika pernah merasakan hal tersebut, mari kita mencari jalan keluar dengan menggunakan pandangan seorang filsuf asal Romawi bernama Marcus Aurelius. Ia merupakan seorang filsuf aliran stoikisme, yaitu sebuah aliran filsafat yang mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan untuk mencapai kesejahteraan pikiran maupun kebahagiaan.
Buku ini menghadirkan 79 halaman yang mengajak pembaca berbincang santai mengenai cara berpikir yang lebih realistis dalam menjalani keseharian hidup. Kita akan melihat bagaimana Marcus Aurelius mengingatkan kita akan kehidupan yang tidak selalu baik-baik saja dan senantiasa dihiasi masalah.
Untuk menghadapi situasi tersebut, Marcus memahami bahwa yang bisa dia kendalikan bukanlah lingkungannya, tetapi dirinya sendiri, pikiran, dan perilakunya. Selain pandangan Marcus Aurelius, buku ini membahas tentang refleksi psikologis untuk menjelaskan kata-kata indah yang dilontarkan oleh filsuf asal Romawi tersebut.
Ada salah satu topik menarik mengenai isi buku ini, yaitu, “Apa yang harus kau minta kepada Tuhan,” (hal 163). Marcus pun kemudian menjawab, “Boleh saja jika kamu tidak percaya jika Tuhan tidaklah Mahakuasa, lalu untuk apa meminta sesuatu kepada-Nya. Tetapi, jika Dia Mahakuasa, daripada kamu meminta sesuatu terjadi atau tidak terjadi, bukankah lebih baik jika kamu meminta Dia memberimu kekuatan agar tidak takut pada apapun, tidak menginginkan apapun, dan tidak merasa kesal tentang apapun yang terjadi.”
Dalam menjalani takdir kehidupan, ada salah satu kutipan menarik dalam buku ini, yaitu, “Berpikir yang baik, berbicara yang baik, dan mempraktikan tindakan yang baik. Semua ini ada di dalam kendalimu dan akan meningkatkan kemujuranmu,” (hal 131). Kutipan tersebut dapat dipahami bahwa saat menjalani kehidupan, hendaknya kita dalam jalur kebaikan agar selalu terikat dengan Tuhan Sang Maha Baik.
Buku ini membuka ruang pada pembaca untuk memaknai setiap proses kehidupan dengan cara pandang baru. Dalam hidup, adakalanya masalah datang bertubi menghantam diri. Namun, melalui pola pikir yang optimis dan mencari kebaikan di celah lika-liku kehidupan, Marcus Aurelius mengingatkan kita bahwa di balik setiap masalah terdapat kebaikan dan hikmah yang membersamai.
Masih banyak topik menarik yang dikemas dengan santai dalam buku ini. Meskipun begitu, Fresh Reader sebaiknya membaca buku ini dengan perlahan agar bisa meresapi setiap diksi indah yang dikandungnya. Tidak perlu terburu-buru dalam membuka lembar demi lembar halaman buku. Saat membacanya, beberapa kalimat mungkin akan relate dengan kondisi kita.
Sayangnya, buku ini tidak menggunakan bab dalam penyusunannya, sehingga antar topiknya tidak berkesinambungan di setiap lembar halamannya. Terlepas dari hal itu, buku ini dapat mengantar kita dalam perjalanan mencari arti kehidupan yang sebenarnya. Gimana nih, Fresh Reader, tertarik menelusuri makna hidup bersama Marcus Aurelius?
Fresh Crew: Andra Adithya Nugraha/Magang
Editor Fresh: Hanifah Flora Reine/Suaka