Mengenal Catfishing, Tipuan Platform Online

FRESH.SUAKAONLINE.COM- Aloha Fresh Reader! Bermain gadget dan media sosial bukanlah hal yang bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi sekarang semua jenis kegiatan dilakukan secara daring, mulai dari kuliah, diskusi, hingga rapat pun dilakukan secara daring. Tak terkecuali penipuan.
Catfishing atau Catfished adalah istilah yang digunakan oleh kaum milenial untuk menggambarkan penipuan identitas diri oleh seseorang yang sebelumnya tak pernah dikenal atau pun bertemu. Hal ini terjadi di dunia maya melalui media sosial.
Dilansir dari Tirto.id, istilah Catfishing sendiri mulai dikenal setelah serial dokumenter Catfish milik MTV popular pada 2012 silam. Acara yang dipandu oleh Nev Schulman dan Max Josephini mengupas tentang kebenaran dan kebohongan dibalik kencan daring yang makin popular.
Menurut dosen Psikologi sekaligus Ketua Unit Layanan Psikologi (ULP) UIN SGD Bandung, Nisa Hermawati, Catfishing dalam pandangan psikologi merupakan aktivitas seseorang di dunia maya yang melakukan penipuan dengan menampilkan fake identity atau identitas palsu, dan biasanya dilakukan untuk sebuah hubungan romantis yang bertujuan untuk mengambil hati orang yang melihat fake identity tersebut.
“Yang melatarbelakangi seseorang melakukan Catfishing biasanya tipe orang yang kurang percaya diri untuk menampilkan dirinya sehingga memakai fake identity dan memiliki tujuan ingin orang terpikat dengan fake identity tersebut” jelasnya saat dihubungi Fresh Crew via WhatsApp, Minggu, (19/4/2020).
Lebih lanjut, Nisa menjelaskan dampak yang terjadi pada korban Catfishing kebanyakan mengalami kerugian materi. Setiap korban Catfishing terkena rayuan atau sugesti, sehingga banyak korban yang tidak sadar bahwa dirinya dibawah kendali sang penipu.
Kejadian ini pernah dialami oleh mahasiswi UIN SGD Bandung, Melati, bukan nama yang sebenarnya. Pada Senin (13/4/2020) lalu, Melati mendapat kabar tak mengenakan bahwa dirinya menjadi korban pemalsuan identitas di laman akun Twitter yang dibuat pada 2018 lalu, padahal dirinya sudah tidak aktif menggunakan Twitter sejak bulan Februari.
Mulanya, Melati sedang membuka Instagram untuk mengecek Direct Massage dan Endorse namun Melati merasa ada hal yang aneh, dan ada beberapa yang menghubunginya, “Kak aku tau kakak dari Twitter”. Mengetahui hal tersebut Melati merasa kaget, terlebih akun yang mengatas namakan dirinya mengikuti akun biro jodoh. “Aku ngerasa kesel, sedih juga, takut disalah gunakan lebih jauh”, ungkapnya saat dihubungi Fresh Crew via WhatsApp, Selasa, (14/4/2020).
Fresh Crew juga mencoba menghubungi terduga pelaku Catfishing, Malik, bukan nama yang sebenarnya yang ternyata satu kampus dengan Melati. Malik membenarkan bahwa dirinya mengganti identitas Twitter menjadi identitas Melati. Malik mengatakan bahwa penggantian identitas tersebut hanya keisengannya belaka. “Saya melakukan itu tidak ada maksud apa-apa, apalagi bermaksud untuk ke unsur kejahatan dan sebagainya, itu hanya kebodohan dan keisengan saya”, jelasnya.
Malik membenarkan dirinya membuat akun Twitter tersebut sejak 2018 lalu, namun mengganti indentitas Melati baru tiga hari yang lalu, Malik memang mengetahui Melati karena dirinya mengikuti Instagram Melati, namun Melati sendiri tidak mengetahui siapa Malik.
Walaupun begitu, Malik mengakui apa yang diperbuatnya itu memang salah, “Saya memohon maaf sebesar-besarnya, terutama kepada Melati, keluarga, serta teman-teman di lingkungan kampus, atas kebodohan dan keisengan saya. Saya mengakui apa yang saya lakukan salah, dan saya sangat menyesal, juga berjanji tidak akan mengulagi perbuatan tersebut”, ungkapnya.
Nisa berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Jika ingin berteman di media sosialharus check and recheck terlebih dahulu apakah akun itu fake atau tidak. Cari tahu kebenaran profil dan jangan pernah mengumbar identitas diri secara detail karena khawatir bisa dimanfaatkan.
Nah, gaimana Fresh Reader, jadi lebih paham kan tentang penipuan online ini? jangan sampai kita menyalahgunakan media sosial ya! Bijaklah dalam memanfaatkan kecanggihan internet di zaman serba digital ini. Semoga adanya kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita semua yaaa.
Ilustrasi : Anisa Nurfauziah/Suaka
Editor Fresh : Bestari Saniya