Menyaksikan Fenomena Gerhana Matahari
[Suakaonline]-Jumat (10/5), beberapa wilayah di Indonesia mengalami gerhana matahari cincin (GMC), sementara wilayah lainnya hanya mengalami gerhana matahari sebagian (GMS). Hal ini terpantau juga di kota Bandung, namun awan mendung menghalangi pandangan untuk dapat menyaksikan fenomena gerhana matahari ini.
Fenomena gerhana matahari terjadi akibat posisi matahari, bulan, dan bumi yang segaris. Bumi menghalangi cahaya Matahari yang masuk ke Bumi. Tiga macam fenomena bisa terjadi, mulai GMC, GMS, dan gerhana matahari total (GMT).
“Adalah suatu besaran Tuhan yang patut disyukuri dan setiap kebesaran yang memberikan ketakjuban disetiap pandangan dan pendengaran dalam penciptaannya,“ kata seorang mahasiswa UIN SGD Bandung Muhammad Rozali, ketika diwawancara disaat menyaksikan fenomena langka ini di wilayah Cipadung.
Bagi umat islam, fenomena terjadinya gerhana matahari disunnahkan melakukan shalat gerhana. Suara takbir barkumandang menyingsing pagi, terdengar sayup-sayup suara bersahutan di atas atap masjid-masjid yang bediri kokoh tinggi menjulang. Hal ini terpantau di kawasan sekitaran kampus UIN SGD Bandung, salah satunya yang berada disekitaran Jl.Manisi tepatnya jamaah masjid Al-hidayah.
“Alhamdulillah, masyarakat di sini selalu melakukan sholat gerhana apabila terjadi fenomena gerhana seperti ini,” ujar H.Hanafi, yang merupakan salah satu Dosen UIN SGD Bandung saat di temui SUAKA seusai shalat gerhana.
Ia menambahkan dengan adanya fenomena gerhana matahari seperti ini, merupakan bukti bahwa perubahan alam tidak dapat ditebak. Sudah sepatutnya manusia untuk berintropeksi diri dan bertobat, memperbanyak istigfar dan tidak meninggalkan shalat.
“ Karena Allah akan menjatuhkan hari kiamat nanti bertepatan pada hari jum’at, dan ketika suasana tenang dimana orang-orang tidak menyadarinya,” pungkasnya.