Merah, Efek Rumah Kaca
Setelah penantian panjang selama tujuh tahun, akhirnya Efek Rumah Kaca merilis album terbarunya yang bertajuk Sinestesia. Album ini rilis melalui aplikasi musik iTunes pada akhir tahun lalu. Terdapat enam lagu di dalamnya, yakni Putih, Biru, Merah, Jingga, Kuning, dan Hijau.
Berbeda dengan album lain, Efek Rumah Kaca kali ini menulis sesuatu pada albumnya; “Siapkan energi pendengaran dan emosi yang tak tertahankan. Lagu-lagu di album ini cukup panjang, bisa menimbulkan kebosanan dan melelahkan atau menimbulkan rasa penasaran”. Trio ini ingin mengajak para pendengar untuk membangun imajinasinya sendiri, dengan nada dan makna yang tak biasa.
Itu terbukti, salah satunya pada lagu berjudul Merah, dengan durasi 11:20 menit. Nadanya memang membosankan dan banyak bahasa yang bukan bahasa sehari-hari. Lagu berjudul Merah ini menceritakan tentang politik dan segala keadaannya. Yang terjadi sekarang, politik teramat licik. Politik sudah mempengaruhi semua aspek kehidupan. Banyak yang hancur, kacau, dan terlantar akibat politik. Melalui lagu ini, Efek Rumah Kaca mengkritisi itu, dengan menggambarkan keadaan politik yang begitu miris dan tragis.
Keadaan politik saat ini sudah tidak bisa di tolelir lagi. Seperti judulnya, Merah yang menggambarkan kemarahan di mana-mana, lara sudah di mana-mana. Dengan begini, kita mesti bebenah. Membiarkan keadaan semakin hancur atau menyelamatkan keadaan menjadi lebih baik.