Perjuangan Ibu untuk Kembali Raih Mimpi yang Tertunda
Judul Film : Panga
Genre : Drama
Pemeran : Kangana Ranaut, Jassie Gill, Yagya Bashin, Ridha Chadha, Neena Gupta
Durasi : 131 menit
Sutradara : Aswiny Iyer Tiwari
Produksi : Fox Star Studios
Tanggal Rilis : 25 Januari 2020
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Prashant (Jassi Gill) selalu saja menerima tendangan dari istrinya, Jaya (Kangana Ranaut) tiap kali mereka tertidur. Obsesi Jaya pada olahraga Kabbadi yang pernah digelutinya dulu, masih menjadi obsesinya hingga terbawa ke alam bawah sadar dengan melakukan gerakan-gerakan Kabbadi. Sebelumnya Jaya Nigam adalah kapten nasional Kabbadi India. Dia menikah dan hamil ketika sebelum dia pergi ke turnamen besarnya.
Jaya meyakinkan pelatihnya bahwa setelah melahirkan ia akan segera kembali untuk Kabbadi. Namun sangat disayangkan, putranya terlahir prematur dan dengan sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Sehingga dokter memberi tahu mereka untuk memberikan perhatian ekstra agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Sejak saat itu Jaya memutuskan untuk melepas mimpinya dan memilih bekerja di sebuah perusahaan kereta api.
Jaya membagi waktu antara pekerjaan, mengurus suami, dan membesarkan putranya Adi (Yagya Bashin). Tujuh tahun berlalu dengan cepat, Jaya merasa bahwa sulit memenuhi tanggung jawab yang diharapkan. Sampai suatu hari ia bertemu kembali dengan Meenu (Richa Chadha) yang dulu merupakan rekan satu timnya di Kabbadi. Meenu pun masih bermain dalam olahraga tersebut yang bahkan menjadi pelatih Kabbadi tim Junior.
Setelah bertemu Meenu, Jaya pun kembali teringat akan janjinya dulu. Namun dirinya dipenuhi berbagai macam perasaan bimbang untuk kembali bermain. Hingga akhirnya atas bujukan sang putra, Adi memintanya untuk kembali bermain sebagai atlet. Jaya pun tidak yakin karena ia merasa sudah terlalu tua. Tetapi dengan dukungan anak dan sang suami, Jaya pun mulai berlatih lagi setahap demi setahap.
Panga adalah film yang disutradarai oleh Aswiny Iyer Tiwari yang berkisah tentang seorang ibu yang berusaha untuk mewujudkan mimpinya kembali. Film ini bukan hanya menceritakan tentang permainan olahraga Kabbadi saja, tetapi menceritakan kisah tentang Ibu yang dulu meninggalkan semua mimpinya hanya untuk menjaga dan merawat keluarganya. Serta menerima hidup barunya menjadi karyawan biasa di loket tiket kereta api.
Pada film ini, kita diperkenalkan kepada kehidupan Jaya dan keluarganya. Mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan bahagia. Ada saat di mana terjadi olok-olok dalam keluarga, begitu pun cinta ibu kepada anak yang tanpa pamrih dari pasangan yang penuh kasih, serta berbagai kesibukan dan tingkat tekanan di tempat kerja. Semuanya tergambarkan secara pas, penuh realita yang tidak berlebihan.
Dinamika keluarga dan kehidupan jaya tergambar di awal film. Penonton pun mendapatkan secara utuh bagaimana karakter Jaya sebenarnya dan karakter pemeran lainnya. Selain itu penonton turut bisa merasakan emosi yang dirasakan oleh Jaya dari mulai keraguannya untuk kembali menjadi atlet, stigma buruk tentang wanita karir, perasaan bersalah karena meninggalkan perannya sebagai ibu dan juga sebagai istri ketika ia harus berlatih di kota lain.
Di sini terlihat bagaimana Prashant, suaminya dan Adi, putranya beradaptasi dengan kehidupan yang baru begitu Jaya mengambil keputusan untuk kembali mewujudkan mimpinya. Terlihat jelas Prashant menjadi suami dan ayah yang mendukung keputusan sang istri, terlepas dari rasa tidak aman dan keraguannya. Prashant berani melanggar stereotip pria pada umumnya. Ia mulai belajar memasak, mengurus sang anak, dan juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Selanjutnya babak kedua dalam hal ini lebih banyak tentang proses dan perjuangan Jaya meraih mimpinya kembali. Sehingga akhirnya ia bisa kembali masuk ke dalam tim nasional. Selain itu penonton turut disajikan tentang persahabatan wanita, di mana Meenu sahabatnya ikut andil dalam membantu Jaya mewujudkan mimpinya tersebut.
Panga sendiri sebenarnya adalah film bergenre drama keluarga, ceritanya sendiri cukup sederhana dan sedikit unik. Mungkin banyak sekali film-film bertema serupa dengan “Panga”, tetapi yang berkisah tentang seorang ibu yang ingin kembali sebagai atlet mungkin tidak menjadi plot cerita yang utama. Sebagaimana biasanya film akan menampilkan gadis muda yang memiliki tekad kuat untuk mewujudkan mimpinya, tetapi Panga berbeda.
Panga tidak melakukan pendekatan secara dramatis, disini tidak ada suami yang mendindas, anak atau orang tua yang sakit kritis, tidak ada cerita tentang kesulitan keuangan. Sebaliknya kita sebagai penonton bisa turut larut dalam rutinitas sehari-hari keluarga serta tekad Jaya yang ingin kembali pada cinta pertamanya yaitu Kabbadi.
Namun cukup disayangkan kembalinya Jaya ke dalam tim nasional yang mana plot ceritanya tidak dikembangkan sepenuhnya dengan lebih detail. Padahal pada bagian pertama plot ceritanya sudah cukup berkembang dengan bagus, natural dan rapi. Pada bagian kedua di film ini, kekuatan cerita dan dari sisi emosional tidak sekuat bagian pertamanya. Tetapi untungnya kekurangan tersebut mampu ditutupi dengan akting masing-masing pemain yang ciamik.
Film ini sangat cocok dan rekomended untuk ditonton bersama keluarga. Semua yang dipertontonkan begitu banyak akan makna yang dapat dipelajari di dalamnya. Terutama perihal impian yang tidak memandang umur. Serta stereotip perihal perempuan yang tidak bisa lagi mempunyai impian setelah menikah dan mempunyai anak. Semua dipatahkan dengan setiap adegan yang ada di dalamnya. Jadi, selamat menonton ya Fresh Reader semua.
Fresh Crew : Fitri Nur Hidayah/Suaka
Redaktur : Raissa Shahifatillah/Suaka