Tas Lombok, Bentuk Inovasi Pertahankan Tradisi
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Keindahan Nusa Tenggara bukan sekedar hanya terpusat pada Pulau Komodo atau dengan pantai yang asri saja. Ternyata, Lombok punya keunikan dan kekhasan tersendiri lho, yaitu tas Lombok. Kini, Tas asli Lombok sedang menjadi trend dikalang anak muda karena mengandung unsur budayanya yang kental.
Menurut Penjual Tas Lombok sekaligus Traveler, Fachrul Firmansyah, pada tahun 2015 silam, ketika ia pulang dari Lombok dan membawa tas Lombok, ternyata banyak teman-temannya yang tertarik dan banyak yang menanyakan tas tersebut. “Banyak temen dari Bandung yang nanyain tas ini, yaudah ngabarin temen disana (Lombok – Red) buat bantu dikirim ke Bandung. Asalnya saya beli di pasar yang ada di Lombok, sekarang dapet langsung dari pabriknya,” ujar Fachrul, Sabtu (8/4/2017).
Ia menambahkan, stok tas khas pulau tersebut tidak banyak diproduksi, karena handmade atau buatan tangan dan banyak juga reseller berasal dari daerah lain yang tertarik terhadap tas tersebut. “Tas lombok asli itu jarang dipake disana. Tas ini sebagai upaya inovasi dari tenun Lombok. Mereka awalnya membuat sarung karena mayoritas disana orang muslim,” imbuhnya.
Bukan hanya dijadikan sarung, orang Lombok pun memanfaatkan tenun menjadi gendongan bayi. Dan baru-baru ini membuat tas selendang dan pouch. Tas ini disana dipakai untuk anak sekolah. Di Bandung sendiri sering dipake anak kuliah bahkan yang sudah bekerja sekalipun.
Alasan banyaknya warga Bandung yang tertarik karena Lombok sekarang lagi In banget. Promosi Lombok di televisi juga besar. Mereka juga walaupun belum pernah ke Lombok, setidaknya ingin punya tas asli tenun Lombok.
Kelebihan tas ini pun antara lain keeksklusifannya, karena handmade dan memiliki estetika lho Fresh Reader. Belum tentu tas yang dibuat bulan depan coraknya sama. Namun secara fungsional, tas ini seperti tas biasa. Hanya, yg lebih ditonjolkan adalah dari segi estetikanya. Dan yang enggak kalah penting nih, ada nilai plus karena sudah mempopulerkan produk asli Indonesia itu sendiri.
Lelaki berewok ini pun berharap dapat meningkatkan inovasi dalam bidang memperkenalkan budaya daerah. “Indonesia bisa menjual produk dengan identitasnya yang menonjol seperti budaya dan tradisi. Sekarang seperti batik aja kita baru mengakui ketika Malaysia mengklaim bahwa batik milik mereka, jangan sampai tenun juga sampai kaya gitu.” Tutup pemilik jaitan mamak tersebut.
Fresh Crew : Rendy M. Muthaqin
Editor Fresh : Yulita Bonita