5 Bekal Menjadi Penulis Best Seller
[Suakaonline]-Mempunyai tekad yang kuat untuk menulis merupakan kunci utama yang mengantarkan Amirulloh Syarbini menjadi penulis best seller hingga saat ini. Hal dasar tersebut harus dimiliki setiap calon penulis.
“Selama ada kemauan, kita pasti bisa menulis,” ujar Amirulloh saat memberi materi di acara Launching Writing School yang diadakan Jurusan Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN SGD Bandung, Minggu (10/3).
Selain 5 buku best seller, 2 bukunya yang lain copyright di Malaysia, 3 buku ditulis dalam waktu kurang dari 2 minggu, dan belasan buku lainnya laris manis di pasaran. Penulis yang juga peraih juara pertama 30 kali berturut-turut dalam Musabaqoh Syahril Quran (MSQ) ini mengungkapkan, trend menulis di kalangan akademisi pun sudah mengglobal. Contohnya di Amerika, Ilmuwan yang tidak bisa menghasilkan buku atau minimal sebuah artikel, akan dianggap tidak ada apa-apanya.
Motivasi ialah seperangkat dorongan, ambisi, perilaku positif, berakar pada kesadaran yang terang, keyakinan mantap, dan komitmen teguh pada sehimpunan prinsip, paradigma, dan wawasan yang komprehensif. Karenanya, menurut penulis sekaligus public speaker lulusan UIN SGD Bandung ini, meski penulis pemula menulis dengan keterpaksaan, rubah itu menjadi kesadaran diri. Jadikan menulis sebagai kebutuhan.
“Menulis tidak bisa dipaksa, butuh kesadaran diri, dan ambisi yang besar. Jangan dipaksa orang lain, tapi kebutuhan sendiri,” terang Amirulloh.
Kunci kedua, harus banyak membaca. Syarat paling penting untuk bisa menulis buku ialah rajin membaca alias menjadi ‘kutu buku’. “Sudah berapa banyak buku yang kalian baca? 10, 1000, atau sudah 10000?” tanya Amirulloh pada sekitar 40 peserta yang hadir di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi (Fidkom). “Bagaimana kita bisa menulis, jika buku yang kita baca saja belum banyak,” lanjut Amirulloh.
Syarat ketiga yaitu harus banyak silaturahmi dan berjalan. Apa pun yang kita lihat bisa menjadi inspirasi. Keempat, hobi diskusi dan meniliti. Dan terakhir, harus memiliki kemampuan menulis. Diantaranya, kemampuan berbahasa Indonesia, pengetahuan tentang teknik menulis, memperhatikan bahan tulisan, serta memahami anatomi buku. Selain itu, jaringan dengan penerbit juga harus diperluas.
“Sisakan waktu anda barang sejam atau dua jam untuk menulis. Jadi penulis itu tidak ada ruginya,” tegas Amirulloh. Beberapa buku yang ia tulis seperti 7 Cara Mudah Wanita Masuk Syurga, The Miracle Of Ibadah, 11 Ibadah Dahsyat Pelancar Rezeki, Menulis Karya Ilmiah Itu Mudah, dan lainnya.
Untuk informasi pendaftaran Writing School, bisa menghubungi sekretariat Jurusan BKI di lantai 2 gedung Fidkom. Program yang ditawarkan, seperti menulis fiksi dan non fiksi, kunjungan ke penerbit, dan launching hasil karya pribadi.