Kecanduan Drama Korea: Awalnya Penasaran, Berakhir Ketagihan

FRESH.SUAKAONLINE.COM – Annyeong yeorobun! Udah nonton episode drama Korea terbaru minggu ini belum? Di masa sekarang, sebagian besar dari kita merupakan penikmat serial drama dari negeri ginseng, Korea Selatan. Ada saja hal menarik yang disuguhkan dan berhasil membuat kita betah berlama-lama menatap layar handphone, laptop, ataupun televisi.
Terlebih saat pandemi virus corona masuk ke Indonesia, pemerintah menganjurkan seluruh masyarakat untuk beraktivitas di dalam rumah. Masa karantina yang begitu panjang membuat banyak orang berusaha menciptakan kegiatan yang mengasyikkan supaya tidak dilanda kejenuhan, salah satunya dengan menonton drama Korea.
Memilih menonton drakor sebagai alternatif hiburan di masa pandemi nyatanya berhasil membuat banyak orang terbiasa menghabiskan waktu di depan layar, bahkan kecanduan hingga lupa waktu. Namun, saat keadaan sudah mulai kembali normal seperti sekarang, hal tersebut tidak membuat kebiasaan menghabiskan waktu menonton drama Korea ikut hilang.
Sebenarnya, kecanduan menonton drakor terjadi bukan tanpa alasan. Berdasarkan jurnal tentang studi perilaku konsumtif siswa yang kecanduan drama Korea, menyatakan bahwa kecanduan drakor terjadi karena keinginan untuk mencari tahu tentang drama tersebut. Selain itu, genre yang disuguhkan, alur yang menarik, serta hadirnya para pemeran tokoh berwajah rupawan pun turut menjadi faktor pendorong.
Jika kita telaah, alasan realistis mengapa banyak orang betah berlama-lama menonton drakor yaitu adanya figur dari aktor dan aktris yang mampu menarik perhatian. Penggambaran tokoh yang dibuat sedemikian rupa bak idaman banyak orang nyatanya sukses membuat para penonton mengidam-idamkan bertemu orang seperti itu di dunia nyata. Seperti halnya sifat dan sikap yang manis, alur kisah romantis, hingga kehidupan yang indah.
Namun tanpa kita sadari, menonton drama Korea secara berlebihan dapat memicu kebiasaan buruk. Dilansir dari Alodoketer, seseorang yang kecanduan menonton drakor akan cenderung berkhayal memiliki cerita dan kisah hidup seperti drama yang ditonton. Lebih buruknya, mereka juga memiliki ambisi, obsesi, serta akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan apa yang ada dalam fantasinya.
Kebiasaan buruk tersebut dapat berdampak pada fisik dan psikis kita juga, lho. Rutinitas menonton berjam-jam jelas membuat tubuh tidak mendapat istirahat yang cukup. Adapun menatap layar terlalu lama juga akan membuat mata rusak karena paparan sinar radiasi dari layar gadget. Tidak hanya itu, apabila seseorang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, maka orang tersebut cenderung akan mengabaikan lingkungan sekitar.
Lantas, bagaimana jika kita sudah terlanjur kecanduan drama Korea? Eitsss, jangan khawatir karena Fresh Crew punya beberapa tips yang bisa diterapkan oleh Fresh Reader. Pertama, kita harus memahami dampak buruknya dan bulatkan tekad untuk berubah. Kedua, kurangi mencari atau menerima informasi apapun yang berkaitan dengan drama Korea.
Ketiga, cobalah mencari kegiatan yang lebih bermanfaat untuk mengalihkan keinginan untuk menonton drama Korea. Hal itu bisa dimulai dengan menyibukan diri atau melakukan aktivitas baru yang belum pernah dicoba sebelumnya. Namun, jika Fresh Reader tetap ingin menikmati drama negeri para oppa itu tanpa banyak membuang waktu, maka tips selanjutnya akan berguna.
Keempat, batasi kegiatan menonton dengan manajemen waktu yang baik. Kita tetap dapat menikmati drama Korea kesayangan dengan disiplin dalam mengatur waktu menonton. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan waktu libur di akhir pekan agar tidak mengganggu kegiatan produktif di hari weekday.
Pada dasarnya, kebiasaan buruk tentu tidak akan hilang begitu saja dalam sekejap mata. Butuh proses yang panjang serta kedisiplinan diri untuk menuju hal yang lebih baik. Marilah kita bersama-sama menjadi penonton yang bijak dan cerdas dengan membedakan antara kehidupan nyata dan drama. Seperti yang dikatakan Cak Lontong dalam iklan Sprite, “Nyatanya hidup gak kayak drama Korea”.
Fresh Crew: Wulan Exrianissa/Magang
Editor Fresh: Fatimah Nur’aini/Suaka