Humanisme Sepakbola untuk Chapecoense
FRESH.SUAKAONLINE.COM- Dunia sepakbola sedang berkabung. Kecelakaan pesawat yang dialami kesebelasan asal Brazil, Chapecoense 29 November pukul 12 AM waktu setempat memberi duka mendalam untuk persepakbolaan dunia. Ucapan – ucapan belasungkawa pun mengalir deras dari para pelaku sepakbola untuk Chapecoense.
Setelah sukses melaju ke final Copa Sudamericana (sekelas Liga Europa nya benua biru) usai mengandaskan perlawan San Lorenzo, Chapecoanse pun akan bertolak ke Kolombia untuk melakoni lagi final menghadapi klub asal Kolombia, Atletico Nacional di Stadion Atanasio Girardot Sports Complex.
Namun naas, Pesawat British Aerospace 146 milik maskapai LaMia Airlines yang ditumpangi kesebalasan asal kota Chape ini jatuh di pegunungan dekat kota Madelin. Mengutip dari sportdetik, total ada 76 korban jiwa dari 81 penumpang. Dua diantara adalah Alan Ruschel dan Helio Neto yang merupakan punggawa Chapecoense.
Tak lama kemudian, ada banyak ucapan belasungkawa dan bantuan yang mengalir deras pada Chapesoense baik lewat media sosial ataupun secara simbolik. Semua pertandingan pasca jatuhnya pesawat, diperingati 1 menit hening sebelum pertandingan dilaksanakan. Seperti pada pertandingan Liverpool melawan Leeds United, para pemain dan seluruh suporter di Anfield mengheningkan cipta selama satu menit sebagai simbol berduka.
Bagi beberapa tim yang melakukan sesi latihan pun tak lupa untuk melakukan dukacita secara simbolik. Real Madrid, Barcelona dan Chelsea melakukan do’a dan mengheningkan cipta bersama sebelum memulai sesi latihan.
Ucapan dimedia sosial pun banyak berdatangan dari ciutan – ciutan akun resmi klub sepakbola maupun pesapakbola itu sendiri di twitter atau instagram yang mengirimkan pesan duka. Diantaranya adalah David de Gea, yang ternyata salah satu korban jiwa adalah pemain yang pernah memperkuat tim yang sama dengan de Gea. Ia adalah Cleber Santana, pemain yang pernah membela Atletico Madrid bersama de Gea pada musim 2007 sampai 2010. “Selamat jalan kawan,” tulis De Gea yang mengunggah fotonya dengan Santana di akun instagramnya.
Sesama rekan tim pun turut mengucapkan belasungkawa, yaitu Alejandro Martinuccio yang merupakan punggawa dari Chapecoense. Mengutip dari panditfootball, Alejandro terpaksa tidak ikut terbang karena ia sedang mengalami cedera. “Saya selamat karena saya cedera. Saya merasakan kesedihan. Hal yang bisa saya katakan adalah mendoakannya di mana pun,” ucap penyerang berkebangsaan Argentina tersebut.
Selain ucapan duka, bantuan – bantuan pun mengalir untuk Chapesoese. Beberapa klub Brazil menawarkan bantuan dengan cara meminjamkan pemainya secara cuma-cuma. Corinthians, Palmeiras dan Santos, siap meminjamkan para pemainnya untuk musim 2017. Juan Roman Riquelme dan Ronaldinho pun dikabarkan secara sukarela mau kembali dari masa pensiun nya dan siap bermain untuk Chapecoennse selama 6 bulan tanpa digaji.
Bahkan Corinthians juga mengusulkan agar Chapecoense bebas status degradasi selama tiga musim ke depan. Palmeiras berencana akan bermain dengan memakai seragam Chapecoense pada pertandingan terakhir mereka pada 12 Desember mendatang. Betul – betul kepedulian yang luar biasa dari sesama klub sepakbola di Brazil.
Begitupun dari Atletico Nacional yang merupakan calon lawan nya di final. Atletico Nacional mengisyaratkan bakal menyerahkan gelar juara Copa Sudamericana kepada Chapecoense. “Informasi saat ini bahwa Atletico Nacional akan mengirim permintaan pada CONMEBOL (persatuan sepakbola se Amerika Selatan) untuk mendeklarasikan Chapecoense sebagai legitimasi pemenang piala ini. Chapecoense akan menjadi juaranya, jika tidak besok malam, pemenang diputuskan beberapa hari ke depan,” kemuka Thiago Suman, wartawan olahraga Brazil.
Banyaknya ungkapan duka dan bantuan – bantuan berupa moril maupun materil, menadakan bahwa Sepakbola – yang katakanlah olahraga adu fisik- memiliki sisi humanitas yang tinggi. Humanitas yang sama dan serasa untuk kesebelasan yang di rundung duka, untuk Chapecoense.
Fresh Crew : Nizar Al Fadilah
Editor Fresh : Rendy M. Muthaqin