Berbagai Sajian Khas Hari Raya di Nusantara
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Setelah menjalani sebulan penuh berpuasa, hari raya Idulfitri menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Selain bahagia karena memakai baju baru, lebih dari itu, momen ini menjadi sarana untuk berkumpul bersama keluarga yang mana bagi sebagian orang kesempatan ini merupakan kejadian yang langka dan sangat berharga. Seringkali ditemani dengan sajian khas, Hari Kemenangan tampak begitu membahagiakan.
Idulfitri sebagai momen yang paling bermakna bagi umat Muslim, selain dapat berkumpul dengan sanak saudara, momen-momen khas Lebaran seperti membagikan dan mendapat Tunjangan Hari Raya (THR), saling bermaafan, dan juga mudik selalu menjadi kegiatan di Hari Raya yang selalu dinantikan. Pada momen Idulfitri jugalah semua orang dapat menikmati hidangan khas yang kaya akan cita rasa.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi, setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Begitu juga dengan kulinernya, wilayah Indonesia yang membentang luas, menyebabkan beragamnya makanan khas Lebaran dari tiap daerahnya. Untuk menemani momen kumpul bersama keluarga saat Idulfitri, makanan khas ini juga menjadi pelengkap saat bersilaturahmi.
Dilansir dari laman Databooks, menurut survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC) tahun 2023, makanan yang paling banyak disiapkan oleh masyarakat Indonesia untuk momen Lebaran adalah ketupat, dengan proporsi 77,5 persen responden. Makanan spesial Idulfitri lain yang paling banyak disajikan adalah opor ayam, rendang, sambal goreng kentang-hati, serta lontong sayur.
Saat Idulfitri, banyaknya hidangan makanan menjadi bentuk perayaan karena telah berhasil menahan diri untuk tidak makan dan minum di siang hari selama bulan Ramadan. Selain sebagai bentuk perayaan, beberapa makanan khas Lebaran dari berbagai daerah di Indonesia juga merupakan budaya yang memang dilestarikan secara turun temurun. Dengan demikian, di sebagian tempat, makanan khas Hari Raya selain untuk menemani kumpul keluarga, tetapi juga sebagai bentuk pemeliharaan terhadap tradisi yang ada.
Di Aceh misalnya, berdasarkan artikel dari Liputan6.com, makanan khas yang harus ada di rumah-rumah orang Aceh ketika Lebaran adalah timphan. Kudapan manis ini terbuat dari campuran tepung, santan dan pisang yang dibungkus oleh daun pisang muda lalu dikukus. Saking pentingnya timphan bagi masyarakat Aceh, terdapat sebuah peribahasa yang berbunyi ìUroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasaî yang berarti hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan.
Berbeda halnya dengan orang Aceh, masyarakat Minang lebih memilih rendang sebagai hidangan untuk merayakan hari yang spesial ini. Makanan yang menduduki urutan nomor 1 dalam World’s 50 Delicious Food ini tentunya sangat pas untuk disantap bersama dengan orang terkasih. Daging yang empuk dipadukan dengan rempah dan bumbu khas menjadikan perpaduan rasa pedas dan asin yang mampu menghangatkan momen spesial ketika Lebaran.
Selanjutnya, di daerah Jawa, terkhususnya Jawa Tengah dan Jawa Barat, ketupat dan opor ayam menjadi hidangan khas yang wajib ada ketika Lebaran. Bukan tanpa alasan, kedua makanan tersebut memiliki makna meminta maaf atas segala kesalahan. Keduanya sangat pas saat dinikmati bersama, yang memang telah dipasangkan sejak masa pra-Islam. Opor ayam merupakan bentuk asimilasi budaya orang-orang Nusantara. Dengan begitu, bagi masyarakat Jawa, sajian ini juga sebagai bentuk dari pelestarian budaya.
Beralih ke daerah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di daerah Lombok, terdapat poteng jaje tujak sebagai makanan khas saat Lebaran. Bersumber dari Kumparan.com, Poteng jaje tujak terdiri dari dua sajian, yakni poteng atau tapai yang terbuat dari ketan putih, dan jaje tujak atau tetel yang diolah dari campuran ketan putih, ketan hitam, dan kelapa yang ditumbuk hingga halus. Masyarakat Lombok percaya bahwa dalam membuat poteng harus dalam keadaan suci atau tidak sedang haid agar tidak merusak hasil akhir poteng.
Kemudian, bagi masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, mereka memiliki burasa yang merupakan salah satu panganan khas di daerah tersebut. Makanan sejenis lontong ini, biasanya tersaji bersama coto makassar ataupun opor ayam. Burasa dibuat dengan memasak beras terlebih dahulu dengan santan yang banyak hingga menjadi nasi lembek. Setelah itu, nasi dibungkus dengan daun pisang dan dibuat menjadi dua bagian dalam satu ikatan. Panganan ini juga biasanya ditemui di Gorontalo dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Di Provinsi paling timur Indonesia, yakni Papua, juga terdapat kue lontar yang merupakan warisan kuliner kolonial Belanda. Sering disajikan saat perayaan agama seperti Lebaran dan Natal, kue tersebut dibuat dengan cara dicetak dalam mangkuk keramik bergambar ikan. Menurut sejarah, kue ini dibawa masuk oleh serdadu Hindia Belanda sejak 1910 silam. Namanya berasal dari kata Belanda, yaitu ronde taart yang disebut penduduk setempat sebagai kue lontar.
Dengan demikian, ternyata setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas yang dihidangkan untuk menemani hangatnya momen Lebaran, ya Fresh Reader! Meskipun masyarakat Indonesia merayakan momentum Idulfitri ini dengan sajian dan jamuan yang berbeda, namun mereka tetap memiliki satu tujuan, yakni bersama untuk mencari keberkahan di hari Lebaran.
Sumber: Berbagai sumber
Fresh Crew: M. Busyran Abdan Syakuro/Magang
Editor Fresh: Nadia Ayu Iskandar/Suaka