Indonesia Menjadi Negara Ke-3 Fenomena Fatherless, Kenali Akibat dan Dampaknya
- freepik.com
FRESH.SUAKA.ONLINE.COM – Dalam sebuah keluarga, ayah dan ibu memiliki peran yang sama-sama penting terutama dalam proses pola asuh anak. Namun seringkali hanya ibu yang dipandang memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap tumbuh kembang anak. Sehingga figur ayah tidak ikut serta di dalamnya. Tidak adanya peran ayah ini lah yang sering disebut sebagai fenomena fatherless.
Melansir dari Hellosehat.com, fatherless atau father absence adalah suatu kondisi di mana tidak adanya figur ayah dalam pola asuh anak baik itu secara fisik maupun psikologis. Seseorang dapat dikatakan mengalami kondisi fatherless ketika ia tidak memiliki ayah atau atau tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya karena situasi dan kondisi tertentu.
Padahal, ayah memegang peranan yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Terutama dalam periode emas, yakni usia 7-15 tahun, karena akan berpengaruh khususnya dalam proses pembelajaran atau prestasi anak di sekolah. Tidak hanya itu, jika ini terjadi, maka akan menimbulkan kekosongan emosi dan psikis anak yang dapat berdampak pada perilaku anak di kemudian hari.
Melansir Association of Child Psychotherapy, sosok ayah memberikan kontribusi vital bagi perkembangan emosional anak. Jika dibandingkan dengan ibu, cara berinteraksi ayah kepada anaknya akan lebih komunikatif dengan penggunaan kosa kata yang beragam. Selain itu, pola pertanyaan 5W+1H yang biasanya dilontarkan sang ayah dapat membuat anak memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih bertanggung jawab dan logis.
Ada sejumlah dampak fatherless yang perlu Fresh Reader ketahui, diantaranya adalah merasa tidak percaya diri ketika seseorang beranjak dewasa. Selain itu yang paling sering terjadi adalah timbulnya perasaan minder atau tidak percaya diri karena tidak dapat mengalami pengalaman kebersamaan dengan ayahnya seperti teman-teman yang lain.
Adapun penyebab fatherless diantaranya adalah disebabkan adanya perceraian kedua orang tua. Hal tersebut membuat anak menjadi broken home karena kesempatan untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan ayah akan terbatas dan tidak lagi intensif seperti saat masih satu rumah. Sehingga lama kelamaan anak akan merasa kehilangan sosok atau figur dari seorang ayah.
Adanya stigma masyarakat mengenai pemisahan peran ayah dan ibu, yaitu banyak anggapan yang berkembang terkait peran ayah sebagai orang tua yang bertugas untuk mencari nafkah, sedangkan ibu berperan untuk mengurus rumah, termasuk dalam mengasuh anak. Itulah beberapa hal yang menyebabkan fenomena fatherless marak terjadi.
Perlu Fresh Reader ketahui juga, bahwa Indonesia menjadi salah satu yang disebut sebagai fatherless country tertinggi ke-3 di dunia. Walaupun fenomena ini telah marak di Indonesia, namun masih banyak yang belum menyadarinya. Hal ini salah satunya disebabkan oleh stigma keliru masyarakat yang masih sangat kental mengenai peran pola asuh orang tua terhadap anaknya.
Selain itu, terdapat banyak kisah di Indonesia yang menggambarkan fenomena fatherless, seperti tinggi nya kasus perceraian di Indonesia, ayah yang sibuk bekerja sehingga jarang berkomunikasi dengan anaknya dan tidak lagi menjadikan keluarga sebagai prioritas karena tuntutan ekonomi dan lain sebagainya. Itulah sedikit penjelasan mengenai fenomena fatherless, semoga dapat menjadi edukasi mengenai parenting bagi kita semua, ya!
Sumber: hellosehat.com, cnnindonesia.com, antaranews.com
Fresh Crew: Silmi Hakiki/Magang
Editor Fresh: Fitri Nur Hidayah/Suaka