Keberanian Untuk Menjadi Normal
Judul : Berani Tidak Disukai
Judul Asli : Kirawareru Yuki
Penulis : Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Alih Bahasa : Agnes Cynthia
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan dan Tahun Terbit : Cetakan ke-2, November 2019
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 314 halaman
FRESH.SUAKAONLINE.COM Buku ini ditulis oleh Fumitake Koga dan Ichiro Kishimi seorang spesialisasi dibidang filosofi Klasik Barat. Karena ketertarikannya yang besar terhadap teori psikologi Adler, Koga sering menemui Ichiro Kishimi untuk mengumpulkan beberapa catatan tentang teori tersebut dan menyusunnya menjadi sebuah dialog klasik ala Yunani.
Buku yang termasuk ke dalam jenis self improvement ini mengajak pembacanya untuk melihat suatu permasalahan dari sudut pandang yang lain, yaitu dengan teori psikologi Adler. Dengan mengambil kisah seorang pemuda yang bertanya kepada seorang filsuf tentang permasalahan yang kerap ia temui.
Permasalahan yang ditanyakan pemuda tersebut terdengar tak asing dan cukup dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh pemuda itu adalah tentang seorang temannya yang mengunci diri dikamar. Dia berpikir bahwa temannya tersebut memiliki masa lalu yang traumatis. Tentu saja hal itu segera dibantah oleh sang filsuf.
Dengan menggunakan teori psikologi Adler ia menekankan tentang suatu tujuan, bukan tentang kisah traumatis. Karena “kita tidak ditentukan oleh pengalaman kita, namun arti yang kita berikan pada pengalaman-pengalaman itu menentukan dengan sendirinya” – halaman 13. Benarkah? Tentu saja, karena itu yang penulis sampaikan dalam buku ini.
Semakin jauh membaca buku ini, Fresh Reader akan melihat sang pemuda yang mulai mengiyakan perkataan sang filsuf, ia tak lagi berusaha untuk mematahkan argumen filsuf itu. Ia condong untuk ingin tahu lebih dalam lagi. Dengan kata lain, ia mulai tertarik dengan teori ini. Teori psikologi Adler ini populer di Eropa karena menyajikan jawaban sederhana dan tidak berbelit-belit.
Ketika membaca halaman awal, Fresh Reader mungkin akan merasa topik yang dibahas terlalu berat. Bagaimana tidak? Buku ini mengatakan secara gamblang tentang filosofi. Tetapi penulis mengemasnya sangat rapi dengan menyuguhkan permasalahan disekitar yang kita alami. Sehingga kalian tidak perlu ragu untuk membacanya.
Bagi orang-orang yang ingin memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran, meluangkan waktu untuk membaca buku ini adalah jawaban yang tepat. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Fresh Reader untuk membangun keberanian.
Salah satu nasihat Adler yang mengesankan adalah “Kau harus mulai. Tanpa memandang apakah orang lain kooperatif atau tidak” – halaman 313.
Tentu saja buku ini tidak bisa dinikmati oleh semua kalangan, meskipun penulis mengemasnya dengan ringan, tetap saja untuk usia remaja awal sangat tidak dianjurkan. Agar pesan yang penulis sampaikan dapat diterima pembaca, buku ini diperuntukkan untuk usia 16 tahun keatas.
Karena pengalihan bahasanya yang sangat baik dan rapi, pembaca tidak akan merasa ambigu dengan isi percakapan ini. Mungkin sesekali akan terasa bosan, karena penulis hanya menyajikan percakapan saja. Meski begitu, membaca buku ini dapat membantu pembacanya untuk memandang segala permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.
Sebagai penutup, penulis berpesan, “Manusia bisa berubah dan menjadi bahagia sejak saat ini dan seterusnya. Masalahnya bukanlah kemampuan, melainkan keberanian” – Fumitake Koga.
Fresh Crew : Zahra Nayla Febriani/Magang
Editor Fresh :Bestari Saniya