Mencoba Melolong Dalam Sekapan
Judul Buku : Orang – Orang Terbungkam
Penulis : Albert Camus
Penerjemah : Anton Kurnia
Penerbit : Penerbit Jendela
Cetakan : Pertama, Januari 2002
ISBN : 979 – 9597 – 35 – X
Realita kehidupan yang seringkali menghadapkan seseorang pada keadaan dan pilihan yang tidak bisa dipungkiri. Tak sedikit dari mereka yang terpaksa terkurung oleh keadaan dan harus memilih terasingkan di kerajaan jiwanya sendiri.
Namun tetap pada akhirnya, tidak setiap keadaan dan kenyataan yang menyesakkan bisa diubah. Pasrah memang selalu menjadi alternatif untuk mengahadapinya. Meski menurut Albert Camus sikap ini tidaklah dipandang sebagai sikap yang terpuji.
Dimulai dari kisah wanita tak setia yang diam-diam berkhianat dari sang suami dengan fikiran dan golakan batin yang senantiasa mengelak kenyataan hidup bersama suaminya.
Sang pembelot yang memimpikan kekuatan mutlak, namun tidak pernah yakin adanya kebaikan dalam diri, atau pendeta yang dipaksa menyembah berhala satu suku. Kisah mereka menjadi bukti bergejolaknya upaya pembebasan diri dari bungkaman dan sekapan keadaan. Mereka yang tersekap, tertindas, terbungkam, terasingkan dari kedaulatan atas dirinya akan cenderung diam dan membisu.
“Orang-Orang yang Terbungkam” merupakan karya terjemahan dari versi bahasa Prancis dan Inggris. Judul buku ini sedikit berbeda dengan versi bahasa Indonesia, yakni “L’Exil et le Royaume dan Exile and the Kingdom atau dalam bahasa Indonesia menjadi “Pengasingan dan Kerajaan.
Seluruh upaya dalam menemukan kembali kemenangan dan kedaulatan dalam jiwa, diceritakan dengan begitu menarik dan gaya sastra yang asik. Pengkiasan keadaan, perasaan dan harapan yang apik hingga membawa pembaca hanyut dalam kegundahan dan keterbungkaman para penyumbang kisah dibuku ini.
Semua kisah lirih dan menggoncang jiwa ini diceritakan dengan gaya ceritanya masing-masing. Ada yang menggunakan gaya interior monolog, gumam lirih, sampai bergaya naratif realistik, namun tetap pada pokok cerita yang sama, yakni keterbungkaman.
Penggunaan diksi yang asing membuat pembaca harus sedikit berfikir keras untuk memahami maksud penulis dengan tepat. Walau begitu, buku ini tetap menarik dan menggugah jiwa untuk dinikmati terkhusus bagi mereka yang mencari kedaulatan atas kerajaan dalam jiwa.
Fresh Crew : Raissa Shahifatillah
Editor Fresh : Bestari Saniya