Mengenal Fenomena Tantrum yang Juga Menyerang Orang Dewasa
![](https://fresh.suakaonline.com/wp-content/uploads/2023/04/tantrum-1075x605.jpg)
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Emosi tak terkendali atau lebih dikenal dengan istilah tantrum kerap ditujukan kepada balita atau anak kecil. Tetapi jangan salah, orang dewasa juga bisa mengalami gejala tantrum. Tantrum pada anak kecil biasanya karena mereka sulit mengkomunikasikan apa yang dirasakan sehingga anak kecil menjadi frustasi, namun tantrum pada orang dewasa erat kaitannya dengan kondisi kesehatan mental.
Melansir dari Alodokter, tantrum sendiri merupakan ledakan emosi yang muncul saat keinginan seseorang tidak terpenuhi. Para pakar menganggap bahwa tantrum pada orang dewasa merupakan perilaku yang muncul karena kurangnya kemampuan beradaptasi dengan lingkungan atau situasi tertentu.
Gejala tantrum pada orang dewasa juga bisa dikenali dengan munculnya gejala berupa raut wajah tegang, bicara dengan nada tinggi dan suara keras, gelisah, frustasi, dan marah. Tantrum pada orang dewasa diakibatkan oleh banyak hal, diantaranya pola asuh yang keliru saat kanak kanak, pernah mengalami kekerasan fisik atau lisan. Jika hal ini dibiarkan, maka dapat berakibat fatal terhadap dirinya dan orang-orang di sekitarnya karena tantrum terhadap dan anak kecil dan orang dewasa berbeda.
Beberapa tanda tantrum pada orang dewasa adalah mudah marah, mondar-mandir dengan cepat ketika marah, gestur tubuh yang agresif seperti mengepalkan tangan, tubuh tegang, dan berbicara dengan cepat. Oleh karena itu penting untuk mengetahui cara untuk menangani trantum agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
Menangani Tantrum pada Orang Dewasa dengan Manajemen Emosi
Seperti yang dijelaskan dalam laman Alodokter, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menangani tantrum. Salah satunya dengan manajemen emosi (anger management). berikut ini terdapat beberapa tips manajemen emosi untuk mengatasi tantrum yang bisa Fresh Reader ikuti:
Mencari Pemicunya
Mencari tau apa pemicu kemarahan kamu. Dengan begitu, kamu bisa dengan mudah mencari solusi untuk meredakannya dan menentukan cara bagaimana cara yang tepat untuk mencegahnya.
Rileksasi
Mengatur pernafasan dan membayangkan hal-hal yang menyenangkan juga bisa digunakan untuk menangani tantrum. Saat dorongan tantrum muncul, Tarik nafas yang dalam selama beberapa kali, lalu ucapkan kepada diri sendiri kata-kata yang menenangkan, seperti “semua akan baik baik saja” atau “ini akan segera berakhir”. Cara ini juga dapat dikombinasikan dengan membayangkan hal yang paling senang.
Tenangkan Pikiran
Saat marah, orang cenderung berpikir secara berlebihan, tidak rasional, dan tidak memikirkan konsekuensi atas tindakan atau perkataannya. Hal tersebut akan membuatnya mudah mengucapkan kata-kata kasar yang semakin memperkeruh kondisi. Jika muncul dorongan tantrum, cobalah beristirahat sejenak untuk menenangkan pikiran, seperti melakukan teknik butterfly hug.
Selain itu, pertimbangan dampak buruk yang mungkin terjadi jika Fresh Reader meluapkan amarah dengan cara negatif. Ketika pikiran sudah dirasa cukup tenang, barulah utarakan apa yang tengah dirasakan Namun, tetap perhatikan cara penyampaiannya. Sebisa mungkin hindari perkataan yang dapat menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain.
Personal Time
Meluangkan waktu untuk menyendiri atau menjaga jarak dari orang lain selama beberapa waktu, juga menjadi cara untuk mengatasi tantrum. Selagi meluangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan juga hal yang selalu membuat suasana hati ceria.
Curhat Ke Sahabat
Jika kamu memiliki sahabat yang mengerti dan selalu bias menenagkan kamu, maka ceritakanlah hal yang membuat kamu marah dapat membantu. Dengan mengeluarkan unek unek dan beban di hati, emosi dantantrum yang dirasakan pun pasti akan berkurang.
Itulah beberapa tips meredakan tantrum, namun apabila cara ini tidak berhasil meredakan emosi dan tantrum, maka cobalah untuk berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti Psikolog. Orang dewasa yang bermasalah dengan tantrum atau sulit mengendalikan emosi sering kali membutuhkan psikoterapi. Dalam menentukan penanganan yang tepat, psikolog akan membantu kamu mencari tahu apa akar permasalahan yang menyebabkan kamu mengalami trauma.
Jika terdapat indikasi adanya gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, gangguan cemas, dan PTSD. Maka psikolog mungkin akan merujuk kamu ke psikiater untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Sumber: Halodoc
Fresh Crew: Pitri Lestari/Magang
Editor Fresh: Fitri Nur Hidayah/Suaka