Ketika Winnie the Pooh Menjadi Pembunuh Sadis
Judul Film : Winnie The Pooh: Blood and Honey
Sutradara : Rhys Frake Waterfield
Produser : Scott Jeffrey, Rhys Frake Waterfield
Produksi : Jagged Edge Productions ITN Studios
Distributor : Altitude Film Distribution
Tanggal Rilis : 10 Maret 2023
Durasi : 100 Menit
Asal Negara : United Kingdom
FRESH.SUAKAONLINE.COM – “Serial Killer” atau biasa disebut pembunuh berantai, sejatinya ialah tokoh menakutkan yang biasa ditampilkan dalam serial atau film bergenre horror-thriller. Namun apa jadinya, bila serial killer yang ditakuti ialah karakter favorit kita semasa kanak-kanak? Lantas apakah ini menjadi hal yang lucu atau malah menyeramkan?
Winnie the Pooh: Blood and Honey menjadi karya mengejutkan di awal 2023 ini. Disutradarai langsung oleh Rhys Frake Waterfield, film ini berkisah tentang Christopher Robin yang berteman dengan makhluk-makhluk “anthropomorphic”, yaitu makhluk-makhluk dengan karakteristik layaknya manusia. Makhluk- makhluk tersebut diantara lain Pooh, Piglet, Eeyore, Owl dan Tiger.
Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka pun semakin erat dan berjanji untuk saling melindungi selamanya. Tetapi Robin pun hanyalah manusia biasa. Ada waktunya ia harus memilih, karena ini untuk masa depan nya kelak. Pada akhirnya ia memutuskan melanjutkan masa depannya dengan berkuliah dan meninggalkan semua yang telah ia mulai, termasuk berhenti bermain dengan makhluk–makhluk tersebut.
Waktu pun dengan cepat berlalu, Robin yang sudah dewasa sengaja mengunjungi teman-teman masa remajanya tersebut dengan calon istrinya Mary. Tapi, tidak disangka-sangka kondisi hutan yang biasa ia kunjungi dahulu, sekarang sudah menjadi tempat yang tidak terurus dan menjadi tempat yang jauh dari kata layak untuk ditinggali.
Kaget, kesal, dan bingung menjadi 3 kata yang rupanya cukup mewakilkan ketika menyaksikan film ini. Bagaimana tidak? Karakter yang seharusnya menjadi representasi dari sifat imut, lucu, menggemaskan malah dijadikan karakter mengerikan yang tidak segan-segan membunuh siapapun yang menganggunya.
Berbeda dengan Live action Winnie the Pooh sebelumnya, film ini jelas menyuguhkan backstory dan alasan yang cukup dark mengapa mereka menjadi sesadis dan setega itu dalam membunuh manusia, Disisi lain visual efek yang ditampilkan pun tampak tidak serasa seperti film-film Disney pada umumnya. Flm ini sangat tidak family friendly dan penekanan yang dilakukan scene per scene nya terkesan bertele-tele.
Dari segi plot cerita pun terkesan kurang kreatif, karena tidak ada bedanya dari film-film slasher kebanyakan. Eksekusi nya pun terkesan dipaksakan, ada di salah satu scene ketika Pooh sempat memiliki birahi kepada manusia yang ingin ia bunuh, padahal dari awal pun dijelaskan alasan mengapa Pooh membenci manusia dan itu seharusnya absolut mau bagaimanapun juga.
Tapi, film ini cukup terselamatkan oleh akting totalitas para pemerannya. Salah duanya Nikolai Leon dan Craig David yang cukup mampu memberikan atmosfir nyata kepada para penonton. Ketakutan serta pembantaian yang dilakukan benar-benar terkesan real dan tidak dibuat-buat. Bonding persahabatan mereka pun juga cukup diperlihatkan yang mana membuat penonton jadi memahami seberapa dalam pertemanan mereka sebenarnya.
Walaupun film ini mendapatkan rating yang kecil dari Internet Movie Database (IMDb) yaitu 3,1/10, tapi film ini tetap recommended, khususnya bagi penggemar film-film bergenre horror, thriller ataupun slasher. Film ini tetap menyajikan hal-hal serial killer pada umumnya yang tetap menegangkan dan pastinya membuat kita menebak-nebak endingnya.
Bagaimana Fresh Reader, tertarik menyaksikan Winnie the Pooh: Blood and Honey?
Fresh Crew: Fachrul Naufal/Magang
Editor Fresh: Aurora Rafi N/Suaka