Mengenal Konsep Diet Ala Puasa
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Sebagai manusia perkotaan dengan gaya hidup dan segala aktivitasnya, kesehatan adalah aset berharga yang harus kita jaga. Dengan hidup sehat, kita bisa melakukan banyak hal, melewati hari – hari yang indah, menciptakan momen bersama keluarga dan teman.
Tubuh dengan berat ideal adalah salah satu indikator dari tubuh yang sehat. Ada banyak cara untuk menghitung berat ideal, salah satunya dengan kalkulator Body Mass Index (BMI). Rumusnya yakni Berat badan (kilogram): (Tinggi badan x tinggi badan) cm. dilansir dari hellosehat.com nilai badan ideal dari kalkulator BMI adalah 18,5-22.9. Jika hasil penjumlahan di bawah 18,5 berarti berat badanmu kurang, dan jika lebih dari 22.5 artinya berat badan berlebih dan kayanya Fresh Reader harus segera diet nih.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diet adalah aturan makanan khusus untuk kesehatan dan biasanya dilakukan atas petunjuk dokter atau konsultan. Singkatnya diet bermakna sebuah usaha menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan dan mengatur nutrisi tertentu.
Dalam prakteknya, diet memiliki berbagai macam cara. Dari yang biasa saja dan mudah dilakukan hingga ke yang rumit dan perlu effort yang wahuntuk melakukannya. Begitu pun hasilnya, ada yang berminggu – minggu baru terlihat, dan ada yang instan.
Dengan manusia yang selalu berkembang, metode diet pun juga ikut berubah. Dari zaman Mesir kuno hingga sekarang, entah berapa cara yang sudah dilakukan manusia untuk memuaskan hasrat dalam menurunkan berat badannya.
Dari sekian banyak metode diet yang populer, salah satu yang patut dicoba adalah Intermitten Fasting atau diet dengan puasa makanan, karena memang metode yang dilakukannya mirip dengan puasa yang dilakukan umat muslim di bulan Ramadhan setiap tahunnya. Ciri khasnya diet ini masih bisa meminum air dan konsumsi makanan yang dibatasi pada jam – jam tertentu.
Singkatnya Intermitten Fasting adalah pola diet yang memiliki siklus yang bergantian antara puasa dan makan, pola diet ini tidak menentukan tipe makanan yang harus dibatasi tapi lebih menekankan kapan harus mengonsumsi makanan. Jadi bisa dibilang puasa Ramadhan saat ini bukan hanya sekedar ibadah yang dijalankan umat muslim, namun lebih dari itu puasa juga merupakan bagian dari diet.
Kok bisa dibilang mirip dengan puasa Ramadhan? Karena memang beberapa metode dari diet ini menyerupai beberapa konsep puasa di dalam islam. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan, pertama metode 16 : 8, dengan bebas makan selama 8 jam dan berpuasa selama 16 jam sisanya, metode ini sangat mirip dengan puasa Ramadhan, hanya saja metode ini bebas dilakukan kapan saja, baik siang atau malam.
Kedua, dengan metode eat-stop-eat, berpuasa selama 24 jam hari ini dan makan seperti biasa keesokan harinya, dalam islam dikenal dengan puasa daud. Lalu metode ketiga disebut 5 : 2, dalam seminggu, dua hari konsumsi kalori dibatasi hanya 500 – 600 kalori, 5 hari sisanya makan seperti biasa, metode ketiga ini mirip seperti puasa Senin – Kamis.
Maka dari itu puasa Ramadhan saat ini bisa diklasifikan sebagai Intermittent Fasting walau dengan sebutan yang berbeda dan cara yang agak berbeda. Karena memang konsep puasa tidak hanya dikenal di dalam islam saja, puasa telah menjadi anjuran cara medis, bahkan dalam suatu operasi medis dianjurkan puasa terlebih dahulu.
Puasa Ramadhan akhirnya bisa menjadi ajang untuk itu, dengan mengurangi asupan makan dan minum diharapkan penurunan asupan kolestrol karena asupan lemak dan kalori yang juga menurun. Bisa dimulai dengan peningkatan nutrisi saat sahur, dengan didominasi protein dan sayur dan membatasi makanan saat berbuka.
Tanpa mengabaikan urgensi kewajiban puasa Ramadhan yang memang pure untuk ibadah, hal ini bisa menjadi suatu habit yang bagus dan bisa diaplikasikan di luar bulan Ramadhan. Selain itu, dengan manfaat bejibun, diet puasa ini bisa membentuk perilaku makan yang lebih sehat, membuat metabolisme dalam tubuh menjadi lebih stabil dan tentunya manfaat yang diinginkan semua orang, yaitu penurunan berat badan.
Tapi perlu dicermati beberapa kesalahan yang bisa merusak intermitten fasting yang kita telah rancang dengan baik, salah satunya tidak memperhatikan porsi makanan, terlalu banyak kalori atau bahkan sebaliknya terlalu sedikit makan. Jangan sampai diet yang kita harapkan bisa menurunkan berat badan, malah berbalik menyerang kesehatan kita, karena itulah penting sekali untuk meminimalisir efek samping diet ini.
Maka dari itu perlu penyesuaian diri terlebih dahulu, jangan langsung mengurangi kalori secara drastis ya Fresh Reader. bertahap, agar tubuh dapat beradapaptasi dengan baik. Agar lebih aman konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau konsultan pribadi, karena tidak semua orang memiliki efek yang sama dalam penerapan intermitten fasting ini, semuanya tergantung dengan nutrisi dan pola aktivitas seseorang.
Fresh Crew : Refkyan Mauldan/Magang
Editor Fresh : Bestari Saniya