Menulis, Solusi Menyelesaikan Masalah

Foto Ilustrasi Oleh : Akhmad Jauhari/Magang
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Aloha Fresh Reader! Pernah punya masalah dalam perkuliahan, keuangan, atau cinta? Hmm rasanya banyak problem yang harus kita hadapi ya. Ada solusi nih buat kita yang sedang dilingkupi rasa penat. Ternyata ada solusi untuk menyelesaikan masalah lho.
Menulis terhitung jarang dilakukan oleh kita yang tengah menghadapi permasalahan. Biasanya ketika ada masalah, kita hanya akan mengobrol atau curhat kepada teman, sahabat, atau orangtua. Terkadang kita juga hanya memendam permasalahan yang sedang kita hadapi tersebut. Wajar memang karena sering ada anggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sia-sia belaka. Padahal menulis ternyata bermanfaat untuk diri kita pribadi.
Menurut Dosen Psikologi UIN SGD Bandung, Rika Rahmawati, menulis memiliki beberapa manfaat. Dalam menyelesaikan masalah, tulisan hasil curahan hati kita akan aman serta dapat dibaca ulang atau dihayati terlebih dahulu. Ini perbedaan antara curhat dalam lisan dan tulisan. Kalau secara lisan, biasanya kita akan langsung mendapat respon oleh lawan bicara atau orang yang bersangkutan. Terkadang respon tersebut bernada negatif yang mengakibatkan pengungkapan uneg-uneg tersebut menjadi urung dilanjutkan.
Jika tidak diserahkan kepada yang bersangkutan, tulisan tersebut juga bisa disimpan atau dihancurkan saja. Keduanya bisa dilakukan dan tidak memiliki pengaruh apapun. Yang penting efek dari menulis itu sendiri dapat dirasakan oleh kita. Setidaknya perasaan lega dapat kita rasakan sehingga kita bisa berpikir jernih untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Proses mencurahkan isi hati dalam bentuk tulisan, kalau dalam psikologi itu namanya katarsis. Bukan hanya tulisan, tetapi juga puisi, lukisan, atau karya apapun,” Tutur ibu dua anak tersebut, Kamis (16/03/17).
Selanjutnya, Menulis juga bisa menjadi ajang berkreasi. Tulisan kita tersebut bisa berbentuk puisi, cerpen, novel, catatan harian, tulisan yang dimuat di blog pribadi, dan lain sebagainya tergantung keinginan kita. Hasil curhatan kita pun suatu saat nanti bisa kita kemas untuk dijadikan buku dengan cara dikirim ke penerbit-penerbit. Apalagi zaman sekarang banyak penulis yang hasil karyanya lahir dari catatan hariannya seperti Benakribo, Trinity dan Raditya Dika. Kita juga bisa melakukan itu jika mau.
Terkait menulis sebagai cara menyelesaikan masalah, kasus ini juga pernah diangkat dalam sebuah film berjudul Freedom Writers yang di adopsi dari kisah nyata. Film yang dirilis tahun 2007 ini menceritakan tentang ruang kelas 203 di sebuah sekolah bernama Woodrow Wilson High School. Di kelas tersebut berisi sekumpulan siswa yang memiliki masa lalu yang menyedihkan penuh dengan pengalaman traumatis berupa perang antar geng. Pertikaian tersebut konon sudah terjadi sejak lama dan terbawa hingga ke kelas tersebut.
Suatu hari datang seorang guru muda inspiratif bernama Erin Gruwell (Ms. G.). Ia mencoba menerapkan sebuah metode menyelesaikan masalah yang ada pada anak-anak tersebut dengan cara menyuruh mereka menuliskannya di sebuah buku harian. Mereka diperbolehkan menuliskan apa pun baik yang dirasakan, diinginkan atau dialami di masa lalu, dan tulisan tersebut tidak termasuk dalam penilaian pembelajaran. Di luar dugaan, buku-buku harian tersebut selalu terisi dan tulisannya berisi banyak sekali curahan hati dari mereka. Dari situlah permasalahan antar geng tersebut berangsur-angsur terselesaikan. Dengan menulis, apa yang tidak bisa disampaikan secara lisan pun dapat diungkapkan. Catatan harian tersebut pun telah diterbitkan menjadi buku berjudul ‘The Freedom Writers Diary’ tahun 1999 oleh Broadway Books, New York.
Nah Fresh Reader, menulis itu bermanfaat banget kan? Selain bisa sebagai cara menyelesaikan masalah, tulisan kita juga bisa dijadikan karya berupa buku, cerpen atau karya lain yang bermanfaat untuk orang banyak seperti buku di atas. Tunggu apa lagi? Mari menulis!
Fresh Crew: Akhmad Jauhari/Magang
Editor Fresh: Rendy M. Muthaqin