NKCTHI : Meluruskan Stereotipe Peran dalam Keluarga
Judul Film : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)
Pemeran : Rachel Amanda, Rio Dewanto, Sheila Dara, Donny Damara, Susan Bachtiar, Oka Antara, Niken Anjani, Ardhito Pramono, Chicco Jerikho.
Genre : Drama
Durasi : 121 Menit
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produksi : Visinema Pictures
Tanggal Rilis : 2 Januari 2020
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Awan (Rachel Amanda) adalah anak bungsu, ia memiliki dua orang kakak, mas Angkasa (Rio Dewanto) dan Aurora (Sheila Dara). Awan bekerja di perusahaan arsitektur di bawah pimpinan Anton (Chicco Jerikho) – pimpinan yang sangat diidolakannya. Awan setiap hari diantar-jemput oleh Angkasa, padahal Awan merasa sudah dewasa, tidak perlu diperlakukan seperti itu.
Saat pulang sekolah, Angkasa, Aurora dan Awan berdiri di depan gerbang sekolah sambil bergandengan tangan menunggu jemputan Ibu (Niken Anjani). Awan, ketika melihat mobil ibu sudah mendekat, sontak ia melepaskan genggaman tangannya pada Angkasa, ia berlari ingin cepat menghampiri ibunya. Sebuah motor melaju dengan kencang dari arah berlawanan, dan tabrakan tidak dapat dielakkan.
Studio menjadi tempat yang nyaman bagi Aurora, ketika hingar-bingar Ayah terdengar memarahi Awan atau Angkasa. Memang intensitas kedekatannya dengan keluarga sudah jauh. Dulu, ketika Aurora mendapatkan catatan waktu yang unggul daripada Awan, lantas ia membanggakan itu pada Ayah. Namun, Ayah hanya menanggapi agar Aurora membantu Awan juga bisa ikut kompetisi.
Lebih-lebih lagi Angkasa. Meski sejak kecil ia sudah dididik oleh Ayah agar selalu menjaga adik-adiknya, melindungi. Namun, selalu saja Angkasa menjadi bulan-bulanan ketika Awan pulang telat, dijemput bukan di kantor, atau keluyuran bersama Kale (Ardhito Pramono). Padahal, Awan sudah dewasa, ia bisa memilih dan memutuskan.
Seperti ketika pertunjukan seni Aurora, Awan datang terlambat dan bertengkar hebat di dalam venue dengan Ayah. Hal itu sama dengan Hitam yang diusung oleh Aurora dalam tema seninya, perasaan kelabu yang ia rasakan di dalam rumah. Sesampai di rumah, Ayah mengumpulkan seluruh anggota keluarga. Ibu, Angkasa, Aurora dan Awan. Berniat meluruskan, namun yang terjadi malah sebaliknya, emosi Angkasa pecah. Aurora merasa kehilangan diri di dalam rumah. Awan yang selalu dipermudah urusannya, padahal ia memilih sebaliknya.
Ternyata, ada sebuah rahasia yang ditutupi oleh Ayah dan Ibu. Yang diketahui oleh Angkasa tapi tidak dengan penjelasan. Yang ditutupi Ibu, dipendam, ditutup rapi dan dirasakan sendiri. Yang tidak diketahui oleh Aurora dan Awan. Namun, seperti Gunung, akhirnya ia memuntahkan lahar juga. Seperti rahasia, akhirnya ia harus keluar juga.
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini didaptasi dari buku yang berjudul sama yang ditulis oleh Marchella FP. Buku yang sebelumnya sudah best seller ini pun mengundang animo yang tinggi ketika akan difilmkan.
Namun, satu hal yang harus menjadi perhatian. Seperti tagar yang diusung oleh Visinema Pictures, yaitu #NKCTHIcanRelate. Tagar ini sangat subyetkif. Kisah ini akan sangat relatable dengan kondisi keluarga, anak ke berapa, perlakuan orang tua, seberapa besar peran dalam keluarga dan sebagainya. Jadi, sangat diakui film ini sangat relate dengan kehidupan masing-masing mengikuti dengan unsur bagaimana keadaan keluarga dan segala tetek-bengek lainnya.
NKTCHI memberikan porsi yang sangat besar kepada sosok Ayah, sehingga sangat bias peran seorang Ibu dalam mendidik anak. Di sini juga, yang menjadi salah satu konflik besar adalah didikan Ayah yang bisa dikatakan over protective. Ayah yang memberikan porsi perhatian yang sangat besar kepada Awan, sehingga Aurora merasa kehilangan diri di dalam keluarganya sendiri.
Namunu jika ditilik lebih dalam setiap karakter, mereka punya konflik masing-masing, yang entah konfliknya dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Sehingga, sangat bersemangat ketika di akhir sosok Ibu yang memendam sakit selama berpuluh tahun akhirnya keluar rumah untuk menyatukan kembali keluarganya menjadi suatu keutuhan yang utuh. Dan, jangan ditanya lagi berapa kali perasaan sedih, gusar dan haru melambai-lambai dalam hati.
Adapula konflik dalam film ini yang dirasa memang layak dan tidak perlu menjadi konflik cerita. Perihal kembaran Awan yang meninggal saat lahir, sepertinya memang wajar jika langsung dikuburkan, alih-alih sang Ibu tidak bisa melihat anak tersebut. Mau bagaimana lagi, sang Ibu baru sadar setelah dua hari melahirkan. Nah, karena ini pula alasan ini menjadi sebuah konflik yang menggemaskan tapi justru tidak murahan karena dikemas dengan baik dan rapi.
Film ini sangat bagus dan menjadi film pembuka awal tahun 2020 yang sangat recommended untuk ditonton. Sangat disarankan jika menonton film ini bareng keluarga, atau dengan kakak-adik bersaudara. Kenapa? Geliat emosional akan makin terasa. Dan semoga, film ini menjadi pelajaran bagi semua orang tentang bagaimana berharganya suatu keutuhan dalam keluarga, bagaimana ayah dan ibu menyikapi sebuah rahasia. Tentang bagaimana kita menyadari posisi seorang anak, posisi seorang kakak tertua, anak kedua dan seterusnya.
Fresh Crew : Awla Rajul
Editor Fresh : Rizky Syahaqy