Nyanyian Protes atas Pembangunan yang Merusak Alam dari .Feast

Froyonion.com
Judul Lagu : Konsekuens
Penyanyi : .Feast
Tahun rilis : 3 Mei 2024
Produser Utama: Pandu Fathoni
Label : Sun Eater
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Sehari-hari, Fresh Reader mungkin sudah menjadikan hal ini sebagai pengisi keheningan atau sekadar pendamping proses belajar. Yap, musik! Beberapa orang memang menganggap bahwa musik adalah salah satu cara menghibur diri. Sebagian lainnya mungkin menganggap musik hanya sekadar susunan tangga nada belaka. Sedang segelintir orang mengamini bahwa musik tidak sesederhana itu.
Sejak dulu, musik menjelma menjadi media untuk membeberkan kritik, berbicara, hingga alat merekam peristiwa. Editor in Chief on The Jakarta Post, Taufiq Rahman menyebut musik sebagai mesin waktu dalam Prakata sebuah buku berjudul “Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya” karya Idhar Resmadi. Ia memandang bahwa musik bisa membungkus dengan apik bagaimana sebuah zaman berjalan.
Hal ini pun bisa dirasakan pada musik-musik yang menyempatkan dirinya untuk menyerap keadaan zaman. Lagu berjudul Konsekuens milik .Feast adalah salah satunya. Berada dalam album Membangun dan Menghancurkan yang dirilis 30 Agustus 2024 lalu, lagu ini berhasil mencuri perhatian Fresh Crew dari total 15 lagu di dalamnya.
Baskara sebagai peramu lirik lagu ini nampaknya meyakini hal serupa dengan Taufiq Rahman. Didominasi melodi gitar melengking kasar terdistorsi namun masih cukup jernih yang dipadukan dengan gebukan drum sepanjang lagu berhasil mengiringi penyampaian realita menyedihkan yang terjadi di negeri ini.
.Feast yang memang sudah memiliki karakter kuat sejak album bertajuk “Beberapa Orang Memaafkan” bertahun silam dengan hits nya berjudul Peradaban, kembali menunjukan ciri khasnya. Bait pertama di dalam lagu ini sudah menghujam tajam dengan lirik berupa pertanyaan-pertanyaan yang seakan terlontar untuk manusia yang memiliki andil besar dalam menentukan arah negeri ini.
Inikah kehidupan yang kau mau?
Apakah ini cerita yang kau mau?
Inilah dunia yang kau wariskan
Lirik ini nampaknya terasa dekat dengan kondisi yang sedang berjalan. Walau terkesan ringan dan santun, namun jika direnungkan maka pendengar bisa merasakan betapa suramnya keadaan negeri ini di masa depan. Entah sudah berapa ratus atau bahkan juta hektare hutan yang dibabat habis imbas kepentingan para penguasa.
Dilansir oleh Forest Watch Indonesia bahwa dalam kurun waktu 2 tahun, terhitung sejak 2018 hingga 2021, seluas 18 ribu hektare hutan lenyap untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Kemudian, untuk pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti yang dikutip dari Suara.com, bahwa proyek nasional tersebut membabat hutan sebanyak 117 hektare.
Tak luput, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15/2024 tentang Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Merauke, Papua Selatan mengancam sekitar 2 juta hektare hutan di sana. Bagaimana tidak, menurut penuturan Juru Kampanye Auriga Nusantara, Hilman Afif yang mengutip dari Forest Watch Indonesia, bahwa hutan di Papua Selatan hanya tersisa 8,5 juta hektare saja. Proyek ini menurutnya adalah sesuatu yang jelas mengancam hutan alam yang ada.
Menanggapi isu-isu tersebut, tamparan keras tersaji di lantunan lirik menuju akhir lagu yang terasa sangat dalam. Dengan mengutip salah satu ayat dari Al-Quran, .Feast tidak hanya berhasil membuat lagu yang enak didengar namun juga menangkap realita yang terjadi di negara kita saat ini.
Kullu nafsin bimaa kasabat rahiinah
Amanah
Betulah
Aku membangun dan aku menghancurkan
Sumber: fwi.or.id, suara.com
Fresh Crew: Rangga Nugraha/Suaka
Editor Fresh: Nadia Ayu Iskandar/Suaka