Sal Priadi Suguhkan Eksplorasi Genre dan Lirik di Album Terbarunya

doc.net
Judul Album : MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISK
Penyanyi : Sal Priadi/Salmantyo Ashrizky Priadi
Tahun rilis : 30 April 2024
Produser : Gusti Irawan Wibowo, Rifan Kalbuadi, Gala Yudhatama, Lafa Pratomo, Mahatamtama Arya Adinegara, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing
Label : Orang Pertunjukan
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Dua tahun setelah maxi single yang berjudul “MARKERS AND SUCH” mengudara, Sal Priadi menutup April lalu dengan suguhan karya terbarunya bagi penikmat musik tanah air. Menggaet beberapa produser, ”MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISK” rampung menjadi rumah baru bagi maxi single-nya dalam bentuk album.
Dengan total 15 lagu di dalam album ini, Sal membalut karya terbarunya dengan rumus yang berbeda. Kali ini ia seperti menonjolkan spontanitas lirik dan eksplorasi genre dalam lagu-lagu di album barunya. Namun begitu, orisinalitas Sal menjadikan karyanya tetap terasa jujur dan dekat layaknya “MARKERS AND SUCH” yang sudah pernah Fresh Crew ulas pada laman ini.
Sal Priadi membuka album terbarunya ini dengan ketiga lagu yang sudah terlebih dulu rilis dalam bentuk maxi single pada tahun 2022 yang berjudul “Kita Usahakan Rumah Itu”, “Mesra-mesraannya Kecil-kecilan Dulu”, dan “Lewat Sudah Pukul Dua, Makin Banyak Bicara Kita”. Ketiganya bak ibarat kakak yang berhasil menyampaikan gaya baru Sal dalam bermusik dan menjadi jalan pembuka bagi adik-adiknya pada album penuh ini.
Masih mewarisi feels dari maxi single sebagai sang pendahulunya, album milik pria berumur 32 tahun ini didominasi pemilihan diksi dan analogi yang khas. Seperti dalam lagu yang berjudul “Dari Planet Lain” Sal berhasil membungkus tema romantis dengan lirik jenaka. Ia seakan meyakini bahwa setiap manusia dirancang unik sedemikian rupa untuk seseorang.
Sepertinya kau memang dari planet yang lain
Dikirim ke bumi untuk datang menemani aku
Tidak hanya satu, manisnya romansa terus mengalir pada beberapa lagu dalam album ini. “Zuzuzaza” menyambut riang dengan tempo yang asyik untuk bergoyang, lain halnya “Hi, Selamat Pagiii” yang suguhkan dominasi aransemen petikan gitar dengan lirik ringan, juga “Semua Lagu Cinta” yang membawa suasana intim penuh rangkuman hal-hal indah.
Beralih pada lagu-lagu patah hati, Sal kembali menggunakan analogi menarik seperti halnya “Dari Planet yang Lain”. Lalu, pada lagu berjudul “Foto Kita Blur”, siapa sangka, dibalik judul nyelenehnya, lirik dalam lagu tersebut ternyata berisi mengenai hati yang sedang gundah. Didukung oleh bunyi-bunyian mendayu dan catchy yang ditukangi Gusti Irawan Wibowo, Sal berhasil membuat lagu ini dimaknai luas oleh pendengarnya.
Berbeda dengan “Kultusan” dan “Nyala” dari album Berhati yang begitu sastrawi dan puitis, upaya eksplorasi lirik menjadikan lagu murung sekalipun ia sulap menjadi unik. Layaknya lagu “Biar Jadi Urusanku” tentang teriakan kekecewaan, hingga “Di Mana Alamatmu Sekarang” yang diisi iringan raungan gitar solo Iga Massardi menambah kesan muram.
Di mana alamatmu sekarang?
Apakah sudah kau temukan rumah dalam bentuk orang yang kau sayang?
Kira-kira seberapa lama kali ini kau ‘kan bertahan
Cara pandang menarik tentang perihnya hubungan asmara ia tuangkan pula pada lagu berjudul “Yasudah” yang berisi gerutu. Di ujung lagu ini, ia konsepkan beberapa detik untuk pendengarnya memanjatkan harapan. Seperti sudah dirancang matang, sesi sakral tersebut seakan dibalas oleh track lain dengan judul “Ada Titik-Titik di Ujung Doa” yang terdengar seperti pengikhlasan.
Tidak hanya soal hubungan asmara, realita kehidupan tidak lepas dari perhatian penyanyi asal Kota Malang ini. Transisi dari masa muda ke usia lanjut berhasil disampaikan dengan ciamik dalam “Episode”. Selain itu, rangkuman rasa rindu kepada seseorang yang telah tiada Sal berhasil suarakan dalam “Gala Bunga Matahari”.
Adakah sungai-sungai itu benar-benar
Dilintasi dengan air susu
Juga badanmu tak sakit-sakit lagi
Kau dan orang-orang di sana muda lagi
Dengan luasnya cara pandang Sal dalam menulis lagu pada album ini, “I’d Like To Watch You Sleeping” menutup petualangan rasa dengan manis. Tempo yang tidak begitu cepat dan dominasi alunan instrumen digital yang segar terasa proporsional ketika dipadukan dengan lirik hangat penuh harap.
Keberanian dan orisinalitas solois yang banyak dikenal melalui lagu-lagu berlirik puitis ini tidak langsung disambut baik. Keputusan mengubah caranya berkarya pada album keduanya mendatangkan pro dan kontra. Terlepas dari perdebatan itu, tertarik kah Fresh Reader untuk coba menikmati karya anyar Sal yang satu ini? Selamat mendengarkan!
Fresh Crew: Rangga Nugraha/Suaka
Editor Fresh: Nadia Ayu Iskandar/Suaka