Salim, Cerminkan Kerukunan Dalam Keberagaman
FRESH.SUAKAONLINE.COM Shalom Fresh Reader! Bagaimana kamu memaknai sebuah keragaman? Keragaman dalam beragama misalnya. Sebagai negara yang majemuk, Indonesia memiliki banyak ragam yang terdapat di dalamnya. Namun terkadang perbedaan tersebut sering kali menjadi alasan dari suatu pertikaian. Padahal keragaman adalah sesuatu yang patutnya disyukuri. Untuk bisa lebih menghargai keragaman, Fresh Crew mau berbagi kepada kalian nih tentang komunitas yang aktif dalam isu keragaman beragama. Check it out!
Fresh Reader, tahukah kamu agama apa saja yang ada di Indonesia? Faktanya, di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui secara resmi. Diantaranya adalah Kristen, Islam, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu. Sahabat lintas Iman (Salim) merupakan komunitas yang menghimpun berbagai umat beragama tersebut dan berbagai aliran kepercayaan di dalamnya.
Saat ditemui oleh Fresh Crew, Ketua Salim, Ahmad Isnaeni mengatakan Salim merupakan sebuah nama akronim yang kepanjangannya adalah Sahabat Lintas Iman. Salim merupakan komunitas yang aktif bergerak dan mendalami isu-isu keberagaman di daerah Bandung, ujar pria asal garut tersebut.
Komunitas yang berdiri sejak 2015 ini merupakan anak dari Jaringan Kerja antar Umat Beragama (Jakatarub). Meski belum lama berdiri namun Salim giat menyuarakan keragaman dan toleransi melalui kegiatan-kegiatan yang digarapnya bersama Jakatarub. Kegiatan yang diadakannya berupa diskusi lintas agama dengan tokoh agamanya langsung, safari religi maupun acara dalam menyambut hari-hari besar keagamaan.
Pada tahun 2018, Salim fokus mempelajari salah satu isu keberagaman yaitu agama di daerah Bandung. Salim mencoba menggali pengetahuan-pengetahuan tentang agama-agama; doktrin, ritus, dan penganut agama-agama. Untuk mewujudkannya, Salim memanfaatkan event hari besar agama-agama. Pada kesempatan kali ini, Salim mendapat kehormatan untuk bekerjasama dengan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) wilayah Jawa Barat untuk melaksanakan safari religi Nyepi 2018.
Dialog dan safari religi Nyepi yang digelar H-1 nyepi tersebut bersifat lebih eksklusif, karena menerapkan sistem undangan. Berbeda dengan tur imlek yang Salim selenggarakan Februari lalu dengan peserta yang membludak hingga 150 orang. Namun kegiatan Salim tak pernah lepas dari persahabatan. Selalu terjadi perkenalan yang menghasilkan persahabatan di dalamnya, tanpa memandang suku, ras atau agama.
Seperti yang terjadi pada Mahasiswa Studi Agama-agama UIN Bandung, Nuraeni dengan Mahasiswa Hukum Universitas Padjajaran, Putrida Sihombing. Banyaknya perbedaan diantara mereka justru membuat mereka bersahabat. Nur yang beragama Islam dan bersuku Sunda tetap menghargai Putri yang beragama Kristen dan bersuku Batak.
Dalam sesi diskusi Nyepi, Sonny Hermawan yang merupakan perwakilan dari Gereja Santo Mikael mengatakan sangat senang dengan kegiatan lintas agama. “Saya senang sekali dengan kegiatan-kegiatan lintas agama seperti yang Salim selenggarakan,” ujarnya, Jumat (16/3/2018).
Baginya hidup memang harus rukun seperti ini, walaupun dalam lingkup diskusi tersebut banyak umat agama yang berbeda namun saling menghargai pendapat dan kepercayaan masing-masing tanpa debat atau menghujat.
Jadi, bagaimanakah caramu dalam menghadapi keberagaman? Kebayangkan betapa masih banyak pihak yang peduli dengan kerukunan dengan berusaha menciptakan persahabatan dari banyaknya perbedaan yang ada. Tetap hidup rukun ya, Fresh Reader!
Fresh Crew : Indah Rahmawati
Editor Fresh : Septian Setiawan