Sisi Lain Penggambaran Kesuksesan dengan Mengeksplor Diri

Judul Buku: Mendaki Tangga yang Salah
Penulis: Eric Barker
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2019
Tebal buku: 360 hlm
ISBN: 978-602-03-8817-5
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Dengan tagline “Sebagian Besar Hal yang Anda Ketahui Tentang Kesuksesan Adalah Salah Besar”, buku ini memberikan gambaran yang cukup melawan arus pendapat umum. Buku setebal 360 halaman ini Eric suguhkan dengan keunikan tersendiri ditiap babnya. Buku ini berisi tentang bagaimana cara orang-orang bisa sukses dan mengajarkan pembacanya tentang banyak hal untuk lebih mengenali diri sendiri. Istilahnya, mau jadi apa kita kelak? Kenali diri sendiri!
Dengan memperkaya contoh, buku ini mengeksplorasi penelitian tentang keputusan-keputusan yang dibuat dalam hidup dan pengaruhnya terhadap kesuksesan. Ada satu istilah menarik dibuku ini, yaitu memilih kolam yang tepat. Lingkungan tempat kita berada seperti dunia kerja yang kita pilih sangat memengaruhi arah kesuksesan kita.
Bisa jadi dalam suatu kasus, terhambatnya kesuksesan bukan karena kita yang malas, tapi karena kita salah memilih tempat untuk berkembang. Buku ini mencoba mengulas kedua sisi dari kisah, melihat kekuatan dari setiap sudut pandang. Kedua sisi, diberi kesempatan untuk membela diri dan di seimbangkan antara positif dan negatifnya.
Sebagai contoh, pada bab satu Eric memberi judul “Jika Ingin Sukses, Haruskah Kita Bermain Aman dan Melakukan Apa Yang Diperintahkan Kepada Kita?” Eric menulis tentang orang-orang tersaring dan orang-orang yang tidak tersaring. Orang-orang tersaring selalu mengikuti sistem, juara kelas atau setidaknya punya nilai akademis di atas rata-rata, dan kemudian masuk pada jaringan birokrasi atau bekerja mengikuti sistem yang ada, mungkin juga menjadi pemimpin.
Orang-orang tidak tersaring cenderung eksentrik dan melakukan segalanya sekehendak hati. walau kadang dikenal bodoh, salah satu dari mereka adalah tokoh besar Britania Raya yakni William Churchill. Ia sosok yang eksentrik dan selalu beranggapan bahwa Hitler adalah ancaman. Dari paranoid dan sikap yang nyaris menghancurkan karirnya, ia berhasil ‘menyelamatkan’ rakyat Inggris.
Dengan lebih pada memberikan contoh perilaku, kesuksesan orang-orang besar, hingga beragam teori yang disandingkan dengan hasil penelitian para profesor atau pakar, penulis berhasil megemas buku ini dengan apik dan tak ada kesan menggurui, membuat garis besar dari buku ini bisa tersampaikan yakni kenali diri sendir.
Apabila manusia mengenali diri sendiri maka dia akan tahu tangga mana yang harus dinaiki. Tetapi tidak selalu kita mendapatkan tangga yang benar dari awal. Kita bisa berpindah tangga apabila tahu bahwa tangga pertama itu salah. Hal ini tergambar dari bentuk tangga yang berbeda pada cover buku, seolah memberi makna bahwa kita bebas memilih tangga mana yang mau kita naiki.
Aspek yang dibahas dalam buku ini cukup luas. Kita diajak untuk menelusuri berbagai potensi yang kita miliki dan dipandu untuk mengenali diri kita sendiri. Kita digiring untuk bisa menemukan cara kita sendiri untuk mencapai hidup yang bermakna dan kesuksesan yang kita inginkan.
Mendaki Tangga yang Salah memuat banyak aspek penting yang patut dipahami lebih dalam saat sedang berusaha untuk mencapai impian dan mewujudkan kesuksesan yang kita inginkan. Kenali diri, pilih kolam yang tepat, maksimalkan potensi dan kelebihan yang dimiliki, hingga menjalani hidup yang lebih seimbang.
Meski bahasa yang digunakan terkesan kaku, secara keseluruhan saat membaca buku ini kita akan diajak untuk membuka sudut pandang yang lebih luas. Pada kenyataannya, dunia memang tak sepenuhnya adil. Kita mungkin tak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan. Selain itu, mengikuti cara orang lain belum tentu bisa membawa kita kepada kesuksesan yang sama. Ada pilihan-pilihan penting yang perlu kita buat dengan sadar dan penuh bertanggung jawab.
Buku ini sangat cocok untuk orang-orang yang membutuhkan amunisi self-improvment. Satu pesan yang menarik dari Mendaki Tangga Yang Salah, untuk kita bisa mendaki tangga yang benar adalah tentang kemampuan mengelola. Mengelola sesuatu yang membosankan menjadi permainan yang menyenangkan. Mengelola sesuatu yang kita benci menjadi permainan yang kita sukai dan secara sadar kita pilih.
Fresh Crew : Siti Hanna/Magang
Editor Fresh : Bestari Saniya