Terobosan Baru Kombinasi Musik Tradisional Bergaya Hiphop

Dok. Suaka
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Perkembangan musik terus berkembang dari masa ke masa. Dari musik klasik, opera, pop hingga hiphop dan idm. Nah, salah satu grup musik asal Aceh baru saja merilis lagu terbaru mereka. Yups, Orang Hutan Squad dengan judul anthem “Meuseuraya”. Lagu ini dirilis pada 9 Juni 2019 dan bisa ditonton langsung di kanal YouTube mereka ORANGHUTAN SQUAD. Cuss ditonton! Jangan kebanyakan mikir.
Orang Hutan Squad sendiri bergenre hiphop dengan memadukan musik tradisional Aceh dan modern. Dalam bahasa Aceh, Meuseuraya diartikan sebagai gotong royong. Manager Orang Hutan Squad, Ramadhan mengatakan bahwa pada anthem ketiga ini mereka mengangkat pesan kehidupan sehari-hari. “Kami mengangkat tentang pesan kehidupan sehari-hari. Dan mengajak semua umat manusia untuk peduli terhadap kebersamaan,” ungkapnya ketika diwawancarai via daring, Selasa (11//6/2019).
Fyi nih, dalam lagu Meuseuraya ternyata enggak hanya bahasa Aceh doang, loh. Orang Hutan Squad juga menyatukan beberapa bahasa lain yang ada di provinsi Aceh dan disampaikan melalui rap, syair, hikayat dan lagu. Adapun bahasa yang dipakai adalah bahasa Aceh yang dibawakan oleh rapper Evan dan Adjie, bahasa Gayo dibawakan oleh Haritz dan Alfy, bahasa Alas oleh Fakhrurazi, bahasa Melayu Tamiang oleh Fachrul, bahasa Kluet oleh Fajar, dan yang enggak ketinggalan bahasa Indonesia dibawakan oleh Windi.
Dalam video Meuseuray juga menampilkan beberapa tarian khas Aceh dan destinasi wisata. Seperti Tari Saman, Seudati, Guel, Top Daboeh dan Didong. Adapun tempat pengambilan video di Situs Gunongan, Benteng Indrapatra, dan destinasi lainnya membuat video seakan-akan memanjakan mata.. Tarian-tarian yang ada di dalam video juga merupakan hasil kolaborasi dengan beberapa sanggar tari yang ada di Aceh.
“Kami bekerjasama dengan sanggar-sanggar tari dalam pembuatan video. Untuk pengambilan video itu sendiri berlokasi di Banda Aceh, Aceh Besar, Takengon, Siemelue, dan Aceh Jaya,” ungkap pria yang dikenal juga sebagai RAMS D tersebut. Bait demi bait yang disampaikan oleh tiap rapper pun dirasa padu dengan video dan alunan musik.
Tiap-tiap lirik dibuat oleh masing-masing rapper, namun tetap saling membantu dalam pengerjaannya secara keseluruhan. Orang Hutan Squad mencoba membawakan kebudayaan-kebudayaan yang berada di Aceh namun membungkusnya dengan gaya Orang Hutan Squad yaitu Hiphop. Dalam anthem ketiga ini, Orang Hutan Squad lebih memperkaya musik dengan menggabungkan musik tradisional dan hiphop.
Alat Musik tradisional yang dipakai berupa Suling, Seurunee Kalee, Rapai, dan tepukan Didong. Kicauan burung dan pekikan gajah juga menghiasi musik ini. Cabang musik hiphop seperti New school, twerk, RnB juga turut memberikan warna. “Cabang aliran-aliran di hip hop itu sendiri beragam. Dalam lagu ini kami membawakan New school, twerk, old scholl, trap, hard trap, dupstep, dirty south, dan RnB,” tambahnya.
Tidak ingin dianggap sebagai angin kosong belaka, dengan dirilisnya anthem ketiga ini, Ramadhan berharap karya mereka bisa diterima oleh masyarakat Aceh dan Indonesia. Ia juga berharap pemuda di Aceh untuk melestarikan adat dan budaya nenek moyang. Meskipun kemajuan jaman terus berkembang tapi tidak lupa dengan tanah kelahiran.
Salah seorang penikmat Orang Hutan Squad memuji Meuseuraya. Muhammad Ilham Yusfiqurrijal, mengatakan ia sangat yakin dan percaya bahwa anak muda Aceh memiliki kreatifitas yang luar biasa.
“Ini memberikan warna baru menurut saya, di zaman yang modern seperti ini mereka menggunakan adat dan budaya menjadi sebuah identitas dan mempraktekkannya ke dalam musik yang bergenre Hiphop.” Pungkasnya melalui WhatsApp, Rabu (12/06/2019).
Fresh Crew: Awla Rajul
Editor Fresh : Rizky Syahaqy