Akad, Tentang Bahagia dan Penyerahan Diri pada Kemungkinan
Bila nanti saatnya tlah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana kemari dan tertawa
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Bisa dijamin Fresh Reader lebih memilih menyanyikannya daripada membaca penggalan bait diatas. Tepat, lirik diatas adalah penggalan lagu Akad yang dilantunkan oleh Band Pop-Folk yang ternama, Payung Teduh. Setelah terakhir kali menerbitkan album kedua (Dunia Batas) di tahun 2017, Payung Teduh kembali menelurkan album ketiganya di tahun 2017 ini yang salah satunya single andalannya telah rilis lebih dulu mendahului Albumnya yang bertajuk “ruang tunggu”.
Seperti judulnya, lagu ini menceritakan tentang seorang pria yang sedang memimpikan masa depan bersama perempuannya kelak di sebuah pelaminan. Tentang semua hal yang akan terasa lebih indah, tentang Ia dan wanitanya yang semakin searah dan yang terlega, tak ada penantian yang membuat mereka resah : karena mereka sah telah menikah.
Dan meski terlihat menunjukan suasana hati yang bahagia, ada sisi lain dari lagu ini yang bisa kita maknai lebih, yaitu adanya penyerahan diri pada masa depan yang tak bisa dikehendaki. Meski Ia berandai akan menikahi wanitanya, Ia pun sadar bahwa itu masih dalam tahap pengandaian. Sebahagia apapun Ia dengan Kekasihnya hari ini, tak ada ada jaminan kebahagian itu akan terjalin lagi esok hari. Maka mensyukuri hari – hari yang telah dilalui dan menyerahkan diri pada kemungkinan yang berjalan tak sesuai rencana adalah pilihan sederhana yang paling sunyi.
Namun, apakah kita benar – benar yakin akan ‘tetap bahagia’ jika hari ini adalah ‘hari yang terakhir’ bersamanya? Apakah kita juga tidak ikut ‘bersedih’ ketika Ia memilih untuk ‘sendiri’. Hingga sampai diakhir lagu, Kita bisa lihat bahwa penyerahan diri kepada kemungkinan di masa depan itu memang tidak mudah. Sang Pria meminta untuk jadi teman jika tak bisa berdampingan, namun kata terakhir yang dinyanyikan setelah jeda beberapa detik itu menggambarkan bahwa menjadi pendampingnya adalah sesuatu yang tetap selalu disemogakan.
Dengan lirik sederhana dan alunan nada yang nyaman ditelinga, kita dipastikan ikut melantunkan lagu bersama Muhammad Istiqomah Djamad, yang akrab disapa Is, sang Vokalis meski baru beberapa kali mendengarkan. Tak seperti lagu – lagu Payung Teduh sebelumnya yang kadang saat kita dengar, lebih nyaman untuk kita dengarkan daripada kita nyanyikan.
Lewat lagu ini, tak sedikit para penggemar musik yang merasa Payung Teduh seolah kehilangan ke khasannya dalam bermusik, karena lagu ini terdengar sangat pop dan jauh dari kesan indie—ciri khas Payung Teduh. Namun begitu, menurut penulis, band yang kelahirannya dari rahim Teater Pangupon sama sekali tidak melupakan identitasnya, karena disuatu kesempatan, mengutip dari kompas.com, Is berkata bahwa di album ketiganya ini, Payung Teduh ingin lebih berisik dari sebelumnya, berisik dengan cara Payung Teduh sendiri. Dan sentuhan berbeda ini pun jelas terasa dalam lagu yang berdurasi 4 menit 17 detik ini.
Jika boleh diruntut dari awal tahun hingga saat ini, menurut penulis ada tiga lagu terpopuler yang di dengarkan oleh penikmat musik di Indonesia. Pertama ada Virgoun dengan ‘Surat Cinta untuk Starla’, Kedua Armada dengan ‘Asalkan Kau Bahagia’ (rencana akan di film kan oleh Hanung Bramantyo) dan Payung Teduh dengan ‘Akad’ nya. Namun tentu, untuk yang terakhir, derajat lagu nya lebih tinggi dari dua lagu sebelumnya.
Judul Lagu : Akad
Band : Payung Teduh
Rilis : 2017
Album : Ruang Tunggu (Cooming Soon, 2017)
Durasi : 4 menit 17 Detik
Fresh Crew : Nizar Al Fadillah
Editor Fresh : Rendy M. Muthaqin