Mahasiswa dan Laptop, Seberapa Penting Mahasiswa Memiliki Laptop?
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Bagi banyak orang yang sedang menempuh dunia pendidikan, tugas akademik datang silih berganti. Ditambah, di era digital semakin banyak hal baru yang perlu dipelajari. Dengan begitu, munculah anggapan bahwa device yang digunakan dalam pembelajaran pun harus sama canggihnya dengan kurikulum dan percepatan zaman.
Jauh ke belakang, alat penunjang pembelajaran bagi mahasiswa mungkin hanya terbatas pada alat tulis. Namun pada beberapa tahun terakhir, laptop sebagai bentuk ringkas dari komputer perlahan berhasil mengkudeta fungsi dari berbagai alat tulis. Bagaimana tidak, satu alat kecil ini selain ringkas juga memiliki sejuta fungsi.
Dengan begitu, laptop perlahan menjadi barang standar yang konon katanya harus dimiliki para mahasiswa. Jurnal ilmiah karya Parr dan Ward pada 2011 menyatakan hal ini diakibatkan oleh banyaknya institusi pendidikan yang sangat berfokus di dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lantas benarkah semua anggapan yang beredar di masyarakat tentang laptop dan hubungannya dengan kehidupan mahasiswa? Inilah opini Fresh Crew tentang hal itu.
Laptop dan Kegunaannya untuk Akademik
Kemajuan zaman secara tidak langsung menuntut agar sumber daya manusia lebih berkualitas. Dengan begitu, generasi muda dipandang harus memiliki kemampuan yang luar biasa khususnya dalam bidang-bidang yang visioner. Hal ini sering ditekankan oleh institusi pendidikan melalui pemberian tugas akademik yang bervariatif dan cenderung memerlukan perangkat khusus.
Dalam hal ini jelaslah laptop memiliki banyak andil. Dalam studi literatur yang dilakukan di Universitas Tanjungpura Pontianak, menyebutkan bahwa penggunaan laptop bagi mahasiswa secara tidak langsung melatih keterampilan dalam hal pencarian website, sumber bacaan, hingga pemrosesan berbagai program seperti Microsoft Office, Adobe, dan lain sebagainya.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa di seluruh dunia yang bergantung dengan keberadaan laptop. Bahkan banyak universitas di berbagai negara mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk memiliki laptop pribadi dengan alasan-alasan seperti E-Learning, program desain, dan beberapa simulasi. Contohnya seperti di United Arab Emirates University (UAEU) dan sekolah-sekolah di Australia.
Antara Desakan Prestasi atau Hanya Gengsi
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan mahasiswa khususnya di kota-kota besar begitu lekat dengan ka-glamour-an. Begitu juga dengan berbagai hal di dunia perkuliahan. Saling saing merk hp, pakaian branded, dan hal ini bisa jadi muncul karena status sosial yang diidentikan dengan kepemilikan barang mewah, salah satunya adalah laptop.
Adanya status sosial yang ditimbulkan dari hal-hal bersifat materialistik memungkinkan untuk menjadikan laptop sebagai salah satu indikasinya. Terkait dengan hal ini, Karl Marx menciptakan asumsi Economic Determinism yang menyatakan bahwa segala sistem dipengaruhi oleh keadaan ekonomi. Dengan demikian, akan banyak individu yang berupaya untuk mendapatkan sistem yang lebih baik dari hal-hal yang bersifat materil.
Sebetulnya ini bukan masalah, sah-sah saja ketika ada sebagian orang yang menjadikan laptop mereka sebagai benda yang tergolong mewah untuk menaikan status sosialnya. Namun hal ini rasanya akan sedikit merusak inti fungsi laptop sebagai penunjang mahasiswa dalam proses akademik dalam menggapai prestasi.
Selain Laptop, Memang Ada Alternatif Lain?
Namun kita tidak bisa menutup mata begitu saja. Nyatanya masih banyak ditemukan mahasiswa yang datang dari keluarga dengan background ekonomi yang tidak begitu baik. Untuk hidup sehari-hari dan membayar uang kuliah saja mereka kesulitan. Pada tahun 2019 saja, dilansir Kemristekdikti ada 12% anak miskin yang tidak tersentuh oleh beasiswa.
Oleh karena itu, mahasiswa sebisa mungkin mencari jalan keluar terbaik. Hal yang bisa mereka coba adalah dengan meminjam laptop kepada teman atau menyewa komputer di warung internet. Kedua solusi ini tentu memiliki kekurangan. Meminjam laptop teman jelas lah akan menganggu aktifitas mereka.
Sedangkan menyewa komputer di warung internet akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Ditelusuri dari beberapa sumber, harga sewa komputer di warung internet berada di kisaran Rp.5000 hingga Rp.7000 untuk satu jamnya. Hal ini jelas akan menjadi pertimbangan khusus bagi mahasiswa, apalagi durasi pengerjaan tugas biasanya memakan waktu yang lama.
Fresh Crew: Rangga Nugraha/Suaka
Editor Fresh: Shafa Maura Zahwa/Suaka