Mengenal Sejarah Kemeja Flanel, Pakaian Andalan Para Mahasiswa
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kemeja flanel merupakan salah satu tren fashion yang sudah populer sejak dahulu. Mulai dari pekerja, anak muda, tak terkecuali mahasiswa yang selalu ingin tampil modis. Kemeja flanel sendiri menjadi pilihan bagi mahasiswa karena beberapa hal, mulai dari harganya yang terjangkau hingga memiliki bahan yang awet. Lantas, bagaimana sejarah perkembangan kemeja flanel hingga masih populer sampai hari ini?
Kemeja ini sebenarnya sudah menjadi tren di Indonesia sejak tahun 2012. Pada saat itu Presiden Jokowidodo yang kala itu masih mencalonkan diri menjadi Gubernur Jakarta, menjadikan kemeja ini ciri khas tersendiri agar terlihat berbeda dari lawannya dan tanpa sadar juga turut serta mempromosikan kemeja kotak-kotak ini kepada publik.
Melansir dari gearpatrol.com, kemeja flanel pada awalnya ditemukan pada abad ke 17 oleh para pekerja di Wales sebagai pengganti pakaian wol yang melindungi mereka. Kain ini bersumber langsung dari kawanan domba yang sangat banyak pada saat itu. Selain itu karena awet dan hangat ketika dipakai, kain pun ini mendadak populer di seluruh Eropa yang pada saat itu sedang mengalami musim dingin ekstrim.
Sebenarnya tidak jelas siapa yang menamai kain flanel itu siapa pada awalnya, tetapi orang Perancis menyebutnya flanelle. Pada abad ke 19 lebih tepatnya pada tahun 1889, seorang Pengusaha Amerika bernama Hamilton Carhatt, membuka pabrik di Detroit, Michigan dan mulai memproduksi pakaian flanel dengan alasan untuk meningkatkan seragam pekerja di Amerika Serikat.
Pada abad ke 20, flanel menjadi simbol bagi seorang badboy, karena penduduk di Amerika terinspirasi mitos raksasa yang mengenakan pakaian kotak-kotak dan memiliki jiwa kepahlawanan yang tinggi yaitu Paul Bunyan. Selain itu, flanel juga digunakan oleh para tentara Amerika ketika perang dunia pertama untuk menambal kaus, sabuk dan pakaian mereka.
Di awal tahun 90-an, flanel menjelma menjadi pakaian khusus bagi band-band barat seperti Nirvana, Alice in Chains, dan Pearl Jam. Flanel sendiri pun sebenarnya memiliki motif yang berbeda-beda di setiap zamannya. Contohnya pada abad ke-17, dimana pada saat itu hal yang cukup umum ialah berburu, maka motif yang digunakan untuk menyesuaikan ialah basic flannel, bentuknya putih, hitam dan hijau, inilah alasan mengapa flanel ada yang bermotif polos.
Lalu ada juga motif lain seperti tribal, floral dan stripped yang digunakan sesuai dengan zamannya pada saat itu. Walaupun untuk saat ini, sudah menjadi lebih umum jadi bisa menggunakan motif apapun tanpa harus melihat eranya. Hal yang disayangkan dari kemeja ini ialah bahannya yang sulit dibersihkan. Serat wolnya mudah sobek apabila terlalu ditarik, agak lembap jika terkena air, serta kainnya bersifat kaku. Meskipun begitu, kainnya tetaplah nyaman saat digunakan, lho.
Nah, sekarang sudah tahu kan sejarah kemeja flanel. Meskipun sudah ada sejak dahulu, hingga sampai hari ini, kemeja flanel tetap selalu menjadi pilihan banyak orang, terutama mahasiswa. Jadi, bagaimana Fresh Reader, apakah kamu salah satu orang yang sering menggunakan kemeja flanel ini?
Sumber : Gearpatrol.com, Lunargarment.com
Fresh Crew : Fachrul Naufal/Magang
Editor Fresh : Aurora Rafi N/Suaka