Menjaga Bumi dengan Gaya Hidup Zero Waste
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Masalah yang tak pernah ada habisnya untuk dibahas di negeri kita ini adalah masalah sampah. Yups! Bagai legend, sampah sudah menjadi masalah sejak dulu hingga sekarang, dan belum ada solusi yang tepat untuk menyelesaikan ini. Atau mungkin tidak adanya rasa peduli dari masyarakat akan hal itu. Padahal kita sebagai penghuni bumi harusnya mempunyai rasa tanggungjawab untuk menjaganya.
Lalu bagaimana cara kita menjaga bumi? Salah satunya dengan menerapkan gaya hidup Zero Waste. Zero Waste adalah gaya hidup dengan meminimalisir limbah sampah terutama plastik. Lalu selanjutnya akan muncul lagi pertanyaan, “Bagaimana bisa kita hidup dengan menghasilkan sedikit sampah?”.
Masa sekarang tentu akan sulit untuk menerapkan gaya hidup Zero Waste karena memang hampir semua produk kemasan yang kita gunakan berbahan dasar plastik. Bahan plastik ini sangat berbahaya karena mengandung zat-zat kimia dan butuh waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk bisa diuraikan. Mungkin sampah plastik yang kita temukan di jalan bisa saja berasal dari zaman dahulu, who knows?
Tapi, di Maluku sana ada sekolah yang secara khusus mendidik muridnya untuk menerapkan gaya hisup zero waste, adalah Sekolah Mimpi. Sekolah Mimpi adalah salah satu sekolah nonformal yang berada di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Sekolah ini mengadvokasikan murid-murid untuk mulai membiasakan gaya hidup Zero Waste.
Tak hanya murid-murid saja, Sekolah Mimpi juga turut mengadvokasikan gaya hidup ZeroWaste ini kepada Pemerintah Derah. Beberapa Dinas di sana pun sudah menerapkan ZeroWaste ini dengan mewajibkan pegawainya membawa tumbler dan sudah tidak ada lagi minuman-minuman kemasan saat ada acara kantor.
Penggiat lingkungan sekaligus salah satu penggagas Sekolah Mimpi, Thien Vilandry Lestary Miru mengatakan kesadaran diri akan menjaga bumi seharusnya sudah ditanamkan sejak kecil.
“Kami merasa anak-anak sejak kecil harus benar-benar sudah tahu mengapa mereka harus menjaga bumi dengan cara meminimalisir penggunaan sampah plastik. Ini tentang mindset yang nantinya bakal jadi karakter mereka ke depannya,” tuturnya saat diwawancarai Fresh Crew via WhatsApp, Kamis (14/3/2019).
Nah untuk menerapkan gaya hidup Zero Waste ini, tidak cukup hanya dengan 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle. Merujuk pada tuntunan Bea Johnson dari Zero Waste Home, dia mempolulerkan 5R yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot. Atau bila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti menolak, mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang dan mengompos.
Lalu bagaimana sih cara penerapan 5R dalam kehidupan sehari-hari? dilansir dari msn.com sebisa mungkin kita harus menghindari bahan sekali pakai, gunakanlah kantong yang bisa kita pakai berulang-ulang, bijaklah memilih kemasan yang mudah terurai, ganti pembungkus yang bisa lebih bersahabat dengan lingkungan, dan gunakanlah bahan atau barang hasil dari daur ulang sampah.
Menggunakan stainless straw atau sedotan stainless ataupun sedotan bambu adalah bentuk kecil dari usaha menjaga lingkungan. Sebagaimana yang dilakukan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, Noor Fajriati Ramadhani, ia sudah mulai menggunakan stainless straw ini sejak Oktober 2018 dengan tujuan untuk mengurangi limbah sedotan plastik sekali pakai.
Ia berpendapat bila tidak bisa menerapkan 5R dalam kehidupan sehari-hari, setidaknya tidak ikut mencemari lingkungan dengan membuang sampah sembaranga. Ikut mengganti sedotan plastik sekali pakai dengan stainless straw agar mengurangi limbah plastik sedotan adalah sebuah kontribusi baik untuk bumi.
“Sedotaan plastik ini berasal dari jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang dan tidak dapat terurai sempurna. Sedotan plastik hanya bisa terurai menjadi microplastik yang artinya tetap tidak bisa terurai. Stainless straw ini saya gunakan sebagai alternatif pengganti sedotan plastik, bisa digunakan berkali-kali dan mudah cara perawatannya.” Tuturnya.
Fresh Crew : Bestari Saniya Rakhmi / Magang
Editor Fresh : Rizky Syahaqy