Tak Perlu Cari Sensasi untuk Popularitas
Judul : Lord Of Chaos
Pemeran : Rory Culkin, Emory Cohen, Jack Kilmer, Sky Ferreira
Sutradara : Jonas Akerlund
Genre : Thriller, Biografi
Durasi :158 Menit
Tanggal Rilis : 8 Februari 2019
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kontroversi seringkali jadi titik balik keteneran, public figure menggunakan ini untuk menarik perhatian agar terkenal dan kebanjiran job. Kasus-kasus settingan seperti selebritis yang pura-pura melakukan hal yang ‘mengagetkan’ juga sering banyak terjadi.
Tapi berbeda dengan band black metal, Mayhem, dalam perjalanan band ini, mereka terlibat dengan pembunuhan dan pembakaran gereja di Norwegia. Mengerikan, bukan? Karena itu mereka menyebut band Mayhem dengan “The True Norwegian Black Metal”.
Mayhem terbentuk pada 1981 di Oslo, Norwegia, dengan formasi yang paling terkenal yaitu, Oystein Aarseth (Euronymous) sebagai gitaris, Per Yngve Ohlin (Dead) vokalis, Jorn Stubberud (Necrobutcher) Bassis, dan Jan Axel Blomberg (Hellhammer) drummer. Semua personil Mayhem memiliki nama panggung masing-masing, jadi biar gampang kita sebut saja nama panggungnya di sini.
Euronymous sebagai pendiri band ini sedang mencari vokalis untuk bandnya, dengan mengirimkan surat pencarian vokalis ke seluruh dunia. Ada satu surat balasan dari seorang yang menyebutna dirinya Dead, isi dari surat itu adalah bangkai tikus yang disalib dan sebuah kaset rekaman yang kemudian didengarkan Euronymous. Seketika ia diam dan terkagum dengan teknik vokal Dead yang langka. Setelah itu Dead bergabung dengan Mayhem.
Dead datang dari negara tetangga Norwegia yaitu Swedia, ia adalah orang yang aneh dan penuh dengan depresi karena traumatik kekerasan ketika masih kecil. Ia tidak menyukai kucing dan seringkali gelisah ketika sendirian. Seminggu sebelum konser pertamanya, Dead menguburkan baju panggungnya dalam tanah dan sesaat sebelum naik ke atas ia menghisap bangkai kucing, degan alasan supaya menyatu dengan bau-bau kematian.
Mayhem pun beraksi di panggung dengan tembang legendaris mereka “Freezing Moon”. Para penonton mulai menggila di moshpit ditambah aksi teatrikal Dead yang menggores kedua tangannya dengan pisau dan darahnya bercucuran kearah penonton. Hal ini menambah seram penampilan Mayhem.
Beberapa hari setelah itu kegelisahan Dead berujung teragis, ia bunuh diri dengan menembakan Shotgun di kepalanya dengan meninggalkan surat untuk Euronymous “Maaf untuk semua darahnya, mari mulai lagi pestanya! Dead”. Eronymous yang baru sampai ke basecamp Mayhem, belum mengetahui soal kematian Dead.
Ketika ia akan masuk ke kamar baru ia tahu bahwa Dead telah mati bunuh diri. Melihat itu semua Euronymous yang panik kemudian terdiam dan malah memotret jasad Dead lengkap dengan Shotgun dan pisau. Kemudian Foto itu menjadi cover album Mayhem yang berjudul “Dawn Of The Black Hearts”.
Selepas kematian Dead, Mayhem menyisakan Euronymous dan Hellhammer, karena bassis mereka Necrobutcher keluar dari band. Di samping itu Euronymous membuka toko rilisan musik dan mendirikan komunitas pemuja setan dengan nama Black Circle. Di toko musik ini Euronymous menemukan bassist baru untuk Mayhem yaitu Varg Vikernes, yang sebelumnya ia membakar gereja demi mempromosikan dan menjual album bandnya sebelum masuk Mayhem yaitu Burzum.
Pembakaran gereja itu didasari dengan perkataan Euronymous yang memandang bahwa leluhur bangsa Norwegia adalah bangsa Viking bukan orang-orang kristiani, dimana pada saat itu paham kristiani menyebar dan dianggap menjajah oleh Euronymous. Sudah banyak gereja yang mereka bakar di Norwegia.
Band Mayhem terus berjalan dan pembakaran gereja terus terjadi hingga akhirnya terjadi konflik antara Euronymous dan Varg. Varg terlalu terobsesi dengan pembekaran gereja untuk menaikan nama Mayhem dan Black Circle. Tetapi Euronymous mulai resah karena semua yang telah terjadi sudah di luar batas.
Hingga akhirnya terjadi pertengkaran hebat antara mereka berdua dan Euronymous terbunuh di tangan Varg dengan banyak tusukan ditubuhnya. Varg masuk dalam penjara dengan tuduhan berlapis di antaranya pembunuhan dan pembakaran gereja.
Dari semua perkataan dan perlakuan Euronymous ini hanya untuk sensasi dan kesenangan belaka. Sebenarnya ia menangis ketika Dead bunuh diri, ia tidak terlalu terobsesi dengan pembakaran gereja, ia kaget ketika temannya yang mengurus toko musik yaitu Faust melakukan pembunuhan karena sering melihat film psikopat. Semua kontroversi yang dilakukan hanya untuk sensasi dan membawa nama besar Mayhem. Kontroversi dan sensasi paling mengerikan dilakukan oleh Mayhem.
Film ini menurut saya perlu ditonton khususnya untuk para penikmat musik metal. Karena meskipun mengerikan film ini adalah kisah nyata dari perjalanan band black metal paling kontroversial, Mayhem. Film ini juga menyajikan bahwa ketika zaman 90an orang-orang yang ingin mendengarkan lagu harus membeli Vinyl atau kaset, tapi saat ini orang-orang tinggal mengakses internet lagu bisa langsung didengarkan.
Pada saat Varg membunuh Euronymous, ini yang menjadi kontroversi. Karena muncul pengakuan dari Varg yang asli bahwa karakter Varg yang diperankan oleh Emory Cohen dalam film ini tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini yang menjadikan tidak jelasnya sejarah dalam film ini. Kemudian sikap anti toleran yang dilakukan Mayhem atas dasar kepercayaan leluhur mereka. Lalu menjadi sensasional dan kontroversial demi popularitas. Itu semua yang menjadi kritikan dalam film ini.
Tetapi di balik itu semua kita bisa mengambil hikmah dari film ini, kebohongan akan terus berlanjut jika kebohongan itu menghasilkan sesuatu, tetapi dampak dari kebohongan itu akan menjadi besar dan merugikan. Euronymous dibunuh karena perkataanya sendiri. Popularitas juga bisa dicapai dengan cara yang sehat tidak perlu mencari sensasi.
Fresh Crew : Aldy Khaerul Fikri / Kontributor
Editor Fresh : Rizky Syahaqy