Meracik Pemanfaatan Limbah Kayu
Fatoni, pemilik toko kayu dengan pemanfaatan limbah saat ditemui di Jl. A.H Nasution No. 455C, Kamis (23/2/2017). Anggi Nindya Sari/Magang
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Kayu yang biasa kita temuin di toko kayu biasa pasti udah biasa banget, tapi Fresh Reader udah tau belum, ternyata ada juga loh sebuah toko yang menjual limbah kayu berkualitas Internasional. Wah, pasti unik banget kan? Let’s check this out!
tepatnya ada di Jl. A.H Nasution No. 455C sebelah Waroeng Nenek.
Menurut pemilik toko, Fatoni, ia sudah memulai bisnisnya dari 2005 tahun yang lalu. Ia mengaku memilih bisnis limbah kayu karena sebelumnya belum ada toko seperti ini di daerah sekitarnya. Limbah kayu yang di dapat berasa dari peti-peti yang membungkus mobil dan motor dari luar negeri seperti dari Jepang misalnya. Nantinya kayu-kayu itu diambil dari pabrik.
“Soal kualitas ya lebih bagus yang bekas soalnya kan udah mati kan kayunya kalo yang baru kan kayunya masih 3-4 bulan masih berubah soalnya masih basah,” ungkap Fatoni, Kamis (23/02/2017).
Engga cuman kayu mentah aja yang di jual, pria berusia 27 tahun ini juga menyediakan barang-barang jadi seperti meja, lemari, dan rak buku. Biasanya pembuatan barang jadi ini banyak di produksi pada bulan Mei atau Juni. Tapi di bulan-bulan biasa juga konsumen boleh memesan barang jadi.
Toko yang berada di Jl. A.H Nasution No. 455CH menjual kayu yang sangat terjangkau, mulai dari yang termurah yaitu Rp.1.500 sampai yang paling mahal bisa sapai Rp.400.000 tergantung dari ukuran kayu dan permintaan pembuatan. Menurut beliau, walaupun kayu ini barang limbah, namun kualitasnya tetap bagus tidak kalah dengan kayu yang lain.
Salah satu pengunjung toko, Anindita, mengaku puas terhadap produk dari sana, selain unik, juga pemanfaatan kayu limbah tersebut berasal dari negara luar. “Saya sering lewat ke sana terus liat rak rak buku terus unik unik terus harganya murah. Saya beli rak buku yang lembaran murah harganya cuman 10.000 rupiah,” ujar Anindita, Kamis (23/2/2017).
Fresh Crew : Anggi Nindya Sari/Magang
Editor Fresh : Rendy M. Muthaqin
